Kajian Kitab Risalatu Abadi Sulukil Murid ( Bagian 16 )

Kajian Kitab Risalatu Abadi Sulukil Murid
Kajian Kitab Risalatu Abadi Sulukil Murid
Kajian Kitab Risalatu Abadi Sulukil Murid ( Bagian 16 )
Karya : Al Habib Abdullah Alwi Al Haddad

فصلٌ

وَلتَكُن أيُّها المُريدُ حَسنَ الظَّنِّ بِرَبِّكَ أَنَّهُ يُعينُكَ، وَيَكفِيكَ، وَيَحفَظُكَ وَيَقِيكُ، وَلاَ يَكِلُكَ إِلى نَفسِكَ ،وَلاَ إِلىَ أَحَدٍ مِنَ الخَلقِ، فَإِنَّهُ سُبحَانًهُ قَد أَخبَرَ عَن نَفسِهِ أَنَّهُ عِندَ ظَنِّ عَبدِهِ بِهِ، وَأَخرِجْ مِن قَلبِكَ خَوفَ الفَقرِ وَتَوَقُّعِ الحاجَةِ إِلى النَّاسِ.

Hendaklah anda wahai murid senantiasa berprasangka baik terhadap Tuhanmu, dan meyakini bahwa Dia membantumu, mencukupimu, memeliharamu, melindungimu dan tak akan menyerahkanmu kepada nafsumu dan tidak pula menyerahkanmu kepada seorangpun dari makhluk-Nya. Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah memberitahu kita tentang Zat-Nya yang Maha Besar, bahwasannya Dia senantiasa berada dalam sangkaan hamba-Nya. dan hendaknya anda membersihkan hati dari perasaan takut miskin atau menggantungkan harapan kepada orang lain.

وَاحذَر كُلَّ الحَذَرِ مِنَ الاِهتِمامِ بِأَمرِ الرِّزقِ، وَكُن وَاثِقاً بِوَعدِ رَبِّكَ وَتَكَفُّلِهِ بِكَ، حَيثُ يَقولُ تَعالى: (وَمَا مِنْ دَابَّةٍ في الأَرْضِ إِلاَّ عَلى اللهِ رِزْقُهَا) وَأَنتَ مِن جُملَةِ الدَّوَابِّ، فَاشتَغِل بِمَا طَلبَ مِنكَ مِنَ العَمَلِ لَهُ، عَمَّا ضَمَنَ لَكَ مِنَ الرِّزقِ؛ فَإِنَّ مَولاكَ لاَ يَنسَاكَ، وَقَد أَخبَرَكَ أَنَّ رِزقَكَ عِندَهُ، وَأَمَركَ بِطَلَبِهِ مِنهُ بِالعِبادَةِ. فَقالَ تعَالَى: (فَابْتَغُوا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ).

Ingatlah jangan sekali-kali anda bimbang, dan ragu dengan urusan rizki. Tetapi hendaklah anda puas hati dengan janji Tuhanmu dan jaminan-Nya terhadap rizkimu. Bukankah Allah Ta’ala berfirman : ” Tiada sesuatu yang melata di atas bumi melainkan Allah menjamin rizkinya.”
( QS. Hud : 6).
Anda termasuk dalam golongan yang melata di atas bumi, maka hendaklah anda memperbanyak amalan yang dituntut oleh Allah. Supaya anda mengamalkannya, .sebagai tanda terima kasih atas rizki yang telah dijamin-Nya. Karena Allah tidak pernah melupakanmu,
Dia telah memberitahumu bahwa rizkimu itu ditanggung oleh-Nya, lalu Dia menyuruhmu dan meminta agar anda melakukan ibadat dan taat kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman : ” Maka mintalah rizki itu dari Tuhan dan sembahlah Dia, dan bersyukurlah pada-Nya.” (QS. Al-Ankabut : 17).

أَمَا تَراهُ سُبحانَهُ يَرزُقُ الكافِرينَ بِهِ الذَّينَ يَعبُدونَ غَيرَهُ ؟ أَفَتَراهُ لاَ يَرزُقُ المؤمِنينَ الذَّينَ لاَ يَعبُدُونَ سِوَاهُ، وَيَرزُقُ العَاصِينَ لَهُ وَالمُخالِفينَ لأمرِهِ؛ أَوَلاَ يَرزُقُ المُطيعينَ لَهُ، المُكثِرينَ مِن ذِكرِهِ وَشُكرِهِ ؟

Apakah Engkau tidak melihat dan menyaksikan bahwa Dia memberi rizki pada orang -orang kafir yang tidak menyembah-Nya? Apakah engkau mengira bahwa Allah tidak akan memberi rizki kepada orang yang beriman dan yang tidak menyembah selain Allah dan memberi rizki pada orang-orang yang mendurhakai-Nya dan orang-orang yang menyalahi perintah-Nya, ataukah Dia tidak memberi rizki kepada orang-orang yang ta’ata kepada-Nya, yg banyak berdzikir kepada-Nya dan bersyukur kepada-Nya ?

وَاعلَم أَنَّهُ لا حَرجَ عَليكَ في طَلبِ الرِّزقِ بِالحَركاتِ الظَّاهرَةِ علَى الوَجهِ المَأذونِ لَكَ فيهِ شَرعاً وإِنَّما البَأسُ والحَرجُ في عَدَمِ سُكونِ القَلبِ واهتِمامِهِ وَاضطِرابِهِ وَمُتابَعتِهِ لأوهامِهِ،

Ketahuilah bahwa Tidak berdosa, jika anda keluar berusaha untuk mencari rizki, dengan menggunakan tenaga dan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh syara’, yang tidak boleh, ataupun berdosa, adalah apabila hati anda tidak tenang dan tenteram, malah senantiasa merasa cemas memikirkan tentang rizki serta menuruti berbagai was-was (keraguan) yang timbul dalam fikiran.

وَمِمَّا يَدُلُّ عَلى خَرابِ القَلبِ اِهتِمامِ الإِنسانِ بِما يَحتاجُ إِليهِ في وَقتٍ لَم يَخرُج مِنَ العَدَمِ كاَليَومِ المُقبِلِ وَالشَّهرِ الآتي، وَقَولُهُ: إِذا نَفِذَ هَذا فَمِن أَين يَجيءُ غَيرُهُ، وإِذا لمَ يَجيء الرِّزقُ مِن هذَا الوَجهِ فَمِن أَيِّ وَجهٍ يَأتي؟

Di antara tanda-tanda bahwa hati seorang telah rusak, apabila terlalu memikirkan tentang hajat-hajat keperluannya untuk hari esok, bulan depan. Umpamanya ia berkata pada dirinya, jika rizkiku habis dari mana lagi akan datang, ataupun ia berkata kalau rizkiku tidak datang dari sumber ini, maka dari sumber yang mana pula ia akan datang ?

وَأمَّا التَّجَرُّدُ عَنِ الأَسبابِ والدُّخولُ فِيها؛ فَهُمَا مَقامانِ يُقيمُ الله فيِهما مِن عِبادِهِ مَن يَشاءُ. فَمَن أقِيمَ في التَّجرُّدِ؛ فَعَليهِ بِقُوِّةِ اليَقينَ ، وَسِعَةِ الصَّدرِ، وَمُلازَمَةِ العِبادَةِ. وَمَن أقِيمَ في الأَسبابِ؛ فَعليهِ بِتَقوى الله في سَبَبِهِ، وَبِالاِعتِمادِ علَى الله دونَهُ، وَلِيَحذَر مِنَ الاشتِغالِ بِهِ عَن طَاعةِ رَبِّهِ.

Seseorang yang tidak mengantungkan nasibnya pada sebab-sebab tertentu, ataupun yang menggantungkannya, maka kedua-duanya itu adalah dua makom yang telah ditentukan oleh Allah Ta’ala kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Siapa saja yang ditentukan oleh Allah tidak bergantung pada sebab-sebab , maka hendaklah ia mempunyai keyakinan yang kuat atas ketentuan Allah itu. Senantiasa berlapang dada dan melazimkan ibadah sepanjang masa. Dan barang siapa yang ditentukan oleh Allah bergantung dengan sebab-sebab tertentu, maka tetaplah ia bertaqwa kepada Allah, dan menggantungkan nasibnya kepada Allah semata. Bukan pada usahanya, senantiasa ia ingat, supaya ia tidak melalaikan dirinya dari berbuat ketaatan pada Tuhannya.

وَقَد تَرِدُ علَى المُريدِ خَواطِرُ في أَمرِ الرِّزقِ، وفي مُراءاةِ الخلَقِ، وفي غَيرِ ذَلكَ ، وَلَيسَ مَلُوماً ، وَلا مَأثُوماً عَليها؛ إِذا كاَنَ كَارِهاً لَها ، وَمجُتَهِداً في نَفيِهَا مِن قَلبِهِ

Adakalanya muncul dihati anda lintasan pikiran mengenai rizki atau hal-hal yang terpandang dalam masyarakat, dan hal-hal selain itu, itu tidaklah tercela dan berdosa, selagi mereka benci dan menolak lintasan fikiran itu dari lubuk hatinya. Wallohu a’lam. [Oleh : Ust.Nur Hamzah].
 
Demikian artikel Kajian Kitab Risalatu Abadi Sulukil Murid ( Bagian 16 ). Semoga bermanfaat

sumber ini Ada disini

Pos terkait