0076. Hukum Jual Beli Ular dan Tokek

PERTANYAAN :

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Apakah hukumnya boleh jual beli ular dan tokek ?! Kepada the big family PISS mohon bagi-bagi pengetahuan nya. 
[Walet Cihuy].


JAWABAN :

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Jual beli Ular dan Tokek hukumnya terdapat perbedaan pendapat ulama:
✓ Menurut ulama Syafi’iyah tidak boleh karena tidak ada manfaat yang dilegitimasi oleh syara’. 
✓ Menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah boleh.

Menurut Syafi’iyah diterangkan dalam kitab Al-Jamal III/25 :

فلا يصح بيع حشرات لا تنفع وهي صغار دواب الارض كحية وعقرب وفأرة وخنفساء إذ لا نفع فيها يقابل بالمال وإن ذكر لها منافع فى الخواص بخلاف ما ينفع منها كضب لمنفعة أكلها وعلق لمنفعة امتصاص الدم قوله إذ لا نفع فيها يقابل بالمال اي لا نفع يعتبر ويقصد شرعا بحيث يقابل بمال لأنه المراد فالمدار على ان يكون فيه منفعة مقصودة معتد بها شرعا بحيث تقابل بالمال اهـ

Artinya : Maka tidak sah menjual-belikan hewan hasyarot yang tidak bermanfaat yakni binatang-binatang kecil yang melata dibumi seperti ular, kalajengking, tikus dan kumbang karena tidak ada manfaat darinya yang setara dengan harta (harga) meskipun terdapat manfaat secara khusus padanya, berbeda dengan binatang yang bisa memberi manfaat seperti dhob yang dapat bermanfaat saat memakannya karena dapat memperlancar darah.

Keterangan Pengarang “karena tidak ada manfaat darinya yang setara dengan uang” artinya tidak memberi manfaat yang dianggap dan menjadi tujuan dalam syara’ sekira sepadan dengan harta, ini yang di kehendaki. Maka tinjauannya adalah manfaat yang menjadi tujuan dan dianggap oleh syara’ sekira sepadan dengan harta”.
–selesei–

Dan Tokek termasuk hasyarot , dalam kitab Majmu’ 9/15 

ومنها) الوزغ وأنواعه كحرباء الظهيرة والعطا وهي ملساء تشبه سام أبرص وهى أخس منه واحدتها عطاء وعطانه فكل هذا حرام

Artinya:
Di antara hasyarat ialah al wazagh (tokek) dan macam-macamnya, seperti hirbaa` zhahiirah (tokek jantan)… semuanya haram.
–selesei–

Sedang menurut Hanafiyyah , telah diterangkan dalam kitab  Al-fiqhu alaa Madzaahib al-arba’ah II/232

وعبارته: (وهذا القول عند الحنفية) وكذلك يصح بيع الحشرات والهوام كالحيات والعقارب اذا كان ينـتفع بها. والضابط فى ذلك ان كل مافيه منفعة تحل شـرعا فإن بيعه يجوز

Artinya:
Dan ibarohnya Dan inilah pendapat Hanafiyyah : 
Dan demikian juga sah jual beli serangga dan binatang melata seperti ular dan kalajengking ketika ada memberi manfaat. Parameternya menurut mereka (madzhab hanafi) adalah semua yang bermanfaat itu halal menurut syara’ , maka sungguh menjual belikannya boleh.
–selesei–

Demikian juga dalam kitab al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuh IV/181-182

ولم يشترط الحنفية هذا الشرط (ان يكون البيع طاهرا لا نجسا) فأجازوا بيع النجاسات كشعر الخنزير وجلد الميتة لانتفاع بها الا ما ورد النهي عن بيعه منها كالخمر والخنزير والميتة والدم كما اجازوا بيع الحيوانات المتوحشة والمذحس الذي يمكن الانتفاع به فى الأكل والضابط عندهم ان كل ما فيه منفعة تحل شرعا فإن بيعه يجوز لأن الأعيان خلقت لمنفعة الإنسان

Artinya :
“Kalangan Ulama Hanafi tidak mensyaratkan sarat ini (barang yang dijual harus suci dan bukan najis) karenanya menurut mereka boleh menjual belikan barang-barang najis seperti bulu babi dan kulit bangkai karena bisa di manfaatkan kecuali yang memang terdapat larangan untuk menjual belikannya seperti minuman keras, (daging) babi, bangkai dan darah, sebagaimana mereka yang juga membolehkan binatang buas dan najis yang bisa di manfaatkan untuk di makan.

Tolak ukurnya menurut mereka (madhab hanafi) adalah semua yang beranfaat itu halal menurut syara’ maka sungguh memperjualbelikannya boleh, karena semua makhluk yang ada memang di ciptakan untuk kemanfaatan manusia”.
–selesei–

Menurut Malikiyyah telah diterangkan dalam kitab al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuh IV/446-447

ويصح بيع الحشرات والهوام كالحيات والعقارب اذا كان ينتفع به والضابط عندهم (المالكية) ان كل ما فيه منفعة تحل شرعا لان الاعيان خلقت لمنفعة الانسان بدليل قوله تعالى هو الذي خلق لكم ما فى الارض جميعا


Artinya:
“Boleh menjual belikan binatang melata dan berbisa seperti ular dan kalajengking bila memang memberi manfaat.
Tolak ukurnya menurut mereka (madhab maliki) adalah semua yang bermanfaat itu halal menurut syara’ karena semua makhluk yang ada memang di ciptakan untuk kemanfaatan manusia dengan dalil firman Allah ta’aalaa (Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu – QS 2:29.)”.
–selesai–

والله أعلم

[Mujaawib: Yi Masaji Antoro. Yi Abdullah Afif. Editor : M.J ].

Pos terkait