0100. Dosakah Suami Yang Menolak “Ajakan” Istri ?

PERTANYAAN :
Salah satu kewajiban seorang istri adalah melayani suami di atas tempat tidur. Tak ada istilah “malas” buat istri, kalau menolak, dosa yah ? Nah yang mau saya tau, bagaimana hukumnya kalau istri yang kepingin tapi suaminya ogah, dosa nggak ? Sebelum dan sesudahnya terima kasih banyak. Mohon maaf jikalau p’tanyaan saya ada unsur pornografinya. Jangan dilaporin ma Pak Tifatul yah ? :D. [Ri Ly].
JAWABAN :
Ukuran kebahagiaan sebuah keluarga juga bisa dilihat dari hubungan di atas kasur (bkn kuantitas tapi kualitasnya). Jika salah satunya malas diajak “perang” ada sebab-sebab yang menjadi penyebabnya, bisa jadi karena jengkel, atau uang blnja krg atau sebab lain, misal kecapekan (biasanya kalau cuman capek ajja pasti mau), dan ada masalah yang membuat kita “senang” hingga enggan melakukannya. Kewajiban seorang suami adalah memberikan nafkah lahir-bathin, jika memang sudah diberikan tapi masih saja kurang ya sudah gugur kewajiban suami, kalau bicara dosa dan tidak, mari kita lihat batasan kewajiban suami mengenai nafkah batin yang memang terjadi khilaf :
·Menurut satu pendapat Syafi’iyyah seumur hidup satu sekali. Selebihnya disunnahkan empat hari sekali
·Menurut Hanafiyyah wajib tiap empat bulan sekali.
·Menurut Hanabilah wajib empat bulan sekali bila tidak ada udzur
·Menurut pendapat rajih dari Malikiyyah wajib tiap empat hari sekali bila ada permintaan dari istri. [Imamuddin Al Porongi, Mbah Jenggot].
R E F E R E N S I
1. Hawasyi As-Syarwany vol. VII hal. 183
2. Mughnil Muhtaj vol. IV hal. 414
3. Raddul Mukhtar vol. III hal. 202 4. Al-Fawakihud Dawany vol. V hal. 131
5. Mathalibu Ulin Nuha vol. V hal. 265
6. Fathul Bari vol. IX hal. 373
4. الفواكه الدواني الجزء الخامس صحـ 131
وأما الوطء فقد قال صاحب القبس : الوطء واجب على الزوج للمرأة عند مالك إذا انتفى العذر , وقال ابن حنبل والأجهوري : يجب على الرجل وطء زوجته ويقضى عليه به حيث تضررت المرأة بتركه وقدر عليه الزوج , لأن الإنسان لا يكلف ما لا يطيقه , والراجح أنها إذا شكت قلة الوطء يقضى لها في كل أربع ليال بليلة , كما أن الصحيح إذا شكا الزوج من قلة الجماع أن يقضى له عليها بما تطيقه كالأجير , خلافا لمن قال : يقضى بأربع مرات في اليوم والليلة لاختلاف أحوال الناس فقد لا تطيق المرأة ذلك
5. مطالب أولي النهى الجزء الخامس صحـ 265
فصل ( ويلزمه ) أي : الزوج ( وطء ) زوجته مسلمة كانت أو كافرة , حرة أو أمة بطلبها ( في كل ثلث سنة مرة إن قدر ) على الوطء نصا ; لأنه تعالى قدره في أربعة أشهر في حق المولى , وكذا في حق غيره ; لأن اليمين لا توجب ما حلف عليه فدل أن الوطء واجب بدونها ( و ) يلزمه ( مبيت ) في المضجع على ما ذكره في ” نظم المفردات ” و ” الإقناع ” واستدل عليه الشيخ تقي الدين بمواضع من كلامهم , وذكر في الفروع نصوصا تقتضيه ( بطلب عند ) زوجة ( حرة ليلة من أربع ) ليال إن لم يكن عذر ( كأنها واحدة )
6. فتح البارئ الجزء التاسع صحـ 373

واختلف العلماء فيمن كف عن جماع زوجته فقال مالك إن كان بغير ضرورة ألزم به أو يفرق بينهما ونحوه عن أحمد والمشهور عند الشافعية أنه لا يجب عليه وقيل يجب مرة وعن بعض السلف في أربع ليلة وعن بعضهم في كل طهر مرة

Pos terkait