0227. Hukum Menembok / Membuat Bangunan Makam Di Kuburan Umum

PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum. Makam kakek nenek saya (dari Bunda) dibentuk seperti ruangan diberi atap, lantainya dikeramik, dipagar dengan tembok & jeruji besi.. apakah dalam ajaran islam hal tersebut baik & benar atau suatu kesalahan ? karena saya berpikir (hanya sekedar berpikir tanpa dikaitkan dengan ajaran islam) bila semua makam dibegitukan maka bumi ini puluhan tahun mendatang akan berubah menjadi full makam, padahal tanah kuburan kan milik umum, kasihan jika ada orang yang baru mati akan kesulitan memperoleh tanah kuburan yang kosong karena kuburan tiap orang banyak yang dibangun dengan tembok permanen sehingga membentuk seperti kamar. Mohon penjelasannya sesuai ajaran dalam islam. Terimakasih. [Cuth Zavheera Berlindung PadaNya].
JAWABAN :
Wa’alaikumsalam. Memang makruh hukumnya membangun kuburan dengan dicungkup, dibuat kubah dan semacamnya bila berada di tanah pribadi berdasarkan hadits nabi “Rosulullah melarang membatu kapur dan membangun kuburan” (HR Muslim). Kecuali bila ada kebutuhan karena kebiasaan digalinya kuburan disuatu tempat (baik oleh pencuri atau binatang buas), kebanjiran dll. Sedang pemugaran kuburan ditanah pekuburan umum haram hukumnya membangunnya.
Namun dalam kitab alBujairomi diterangkan : sebagian ulama mengecualikan juga pembangunan kuburan milik para nabi, syuhada, orang-orang shalih dan sejenisnya. Imam Barmawy menyatakan : Boleh membangun kuburan para shalihin meski dengan membuat kubah untuk menghidupkan ziarah dan mengambil berkah pada mereka.
Lalu jika sudah terlanjur dibuat seperti itu bagaimana? apa harus dibongkar ? dan jika membangunnya di tanah makam milik pribadi /makam keluarga (bukan tanah pemakaman umum) apa diperbolehkan  ? Bila diketemukan kuburan yang sudah dalam keadaan terpugar di pemakaman umum tidak diperkenankan merusaknya karena alasan pemugarannya kemungkinannya termasuk yang diperbolehkan seperti karena adanya unsur kekhawatiran dicurinya janazah/mayat, dibongkar binatang buas, kebanjiran dll. [Masaji Antoro].
– I’aanah at-Thoolibiin II/136 :
( وكره بناء له ) أي للقبر ( أو عليه ) لصحة النهي عنه بلا حاجة كخوف نبش أو حفر سبع أو هدم سيل
ومحل كراهة البناء إذا كان بملكه فإن كان بناء نفس القبر بغير حاجة مما مر أو نحو قبة عليه بمسبلة وهي ما اعتاد أهل ا…لبلد الدفن فيها عرف أصلها ومسبلها أم لا أو موقوفة حرم وهدم وجوبا لأنه يتأبد بعد انمحاق الميت ففيه تضييق على المسلمين بما لا غرض فيه
(قوله: لصحة النهي عنه) أي عن البناء. وهو ما رواه مسلم، قال: نهى رسول الله (ص) أن يجصص القبر وأن يبنى عليه. زاد وأن يقعد عليه الترمذي: وأن يكتب عليه، وأن يوطأ عليه. وقال: حديث حسن صحيح. وقال البجيرمي: واستثنى بعضهم قبور الانبياء والشهداء والصالحين ونحوهم. برماوي. وعبارة الرحماني. نعم، قبور الصالحين يجوز بناؤها ولو بقية لاحياء الزيارة والتبرك.
– Nihaayah az-Zain I/155  :
ولو وجد بناء في أرض مسبلة ولم يعلم أصل وضعه هل هو بحق أو لا ترك لاحتمال أنه وضع بحق نعم لو كان البناء في المسبلة لخوف نبش سارق أو سبع أو تخرق سيل جاز ولا يهدم

Pos terkait