0383. Hukum Perempuan Ikut Berjama’ah Sholat Jum’at

PERTANYAAN :
Assalamualaikum. Mengapa wanita tidak mengerjakan sholat jum’at ? Bila ada wanita yang sholat jum’at itu hukumnya bagaimana ? [Ipank Nugroho].
JAWABAN :
Wa`aliakum salam. Bila ada wanita ikut sholat jumat, maka sah sholatnya, nggak usah sholat dzuhur lagi, tapi wanita tidak termasuk di antara orang-orang yang berstatus pengabsah sholat jumat.
Kenapa umumnya wanita tidak mengerjakan shalat Jumat ? Karena ada sebuah Hadits: AL JUMU’ATU HAQQUN WAAJIBUN ‘ALAA KULLI MUSLIMIN FII JAMAA’ATIN ILLAA ARBA’ATAN MAMLUUKUN WA IMRA’ATUN WA SHABIYYUN WA MARIIDHUN. Artinya : Shalat jumat adalah haq yang wajib atas setiap orang Islam, kecuali empat : hamba. wanita, anak-anak dan orang sakit. (sumber: Bulughul Maram / Subulussalaam 2/57).
Dalam kitab Minhaajul Qawiim/ Hawaasyi Madaniyyah 2/57 diterangkan : WA MAN SHAHHAT DHUHRUHUU MIMMAN LAA TALZAMUHUL JUMU’ATU SHAHHAT JUM’ATUHUU FAYATAKHAYYARU BAINA FI’IL MAA SYAA`A MINHUMAA LAAKINIL JUMU’ATU AFDHALU LI ANNHAA SHALAATU AHLIL KAMAAL. Artinya : Orang yang shah melakukan shalat Dhuhur dari orang yang tidak berkewajiban melakukan shalat Jumat, maka shah shalat Jumatnya. Dia boleh memilih dari keduanya (boleh shalat Dhuhur, dan boleh pula shalat Jumat), namun yang lebih utama adalah shalat Jumat.
Perempuan sholat jum’at hukumnya afdhol dan setelahnya memang tak usah sholat duhur lagi. Sumber :kitab Bughyah hal 76 : YAJUZU LIMAN LA TALZAMUHUL JUM ATI KA ABDIN WA MUSAFIR WA IMROATI AN YUSOLLIYAL JUM ATA BADALAN ANIL DUHRI WAYUJIUHU BAL HIYA AFDOLU LIANNAHA FARDU AHLIL KAMALI WALA TAJUZU IADA TUHA BA’DA HAISU KAMULAT SURUTUHA.
JADI, BERIKUT ALASAN WANITA TIDAK WAJIB SHOLAT JUMAT :
1. Berdasarkan dalil nash berupa hadits
2. Terjadi percampuran dengan laki-laki
الجمعة حق واجب على كل مسلم في جماعة إلا أربعة عبد مملوك أو امرأة أو صبي أو مريض
(2) رواه النسائي عن حفصة رضي الله عنها، ورواه أبو داود عن طارق بن شهاب بلفظ «الجمعة حق واجب على كل مسلم في جماعة إلا أربعة: عبد مملوك، أو امرأة، أو صبي، أو مريض» (نيل الأوطار:226/3).
“Shalat Jumat kewajiban bagi setiap orang muslim secara berjamaah kecuali bagi hamba sahaya, wanita, anak kecil dan orang sakit” (HR. An-Nasaa-I dari Hafshah, Abu Daud dari Thaariq Bin Syihab Nail al-Authaar III/226).
ولا تجب علي المرأة لما روى جابر قال ” قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فعليه الجمعة الا على امرأة أو مسافر أو عبد أو مريض حديث جابر رواه أبو داود والبيهقي” ولانها تختلط بالرجال وذلك لا يجوز)
Shalat Jumat tidak diwajibkan bagi wanita berdasarkan hadits riwayat shabat Jabir ra, ia berkata “Rasulullah shallaalu alaihi wa sallam bersabda : ”Barang siapa iman kepada Allah dan hari akhir maka wajib baginya shalat jumat kecuali bagi wanita, orang bepergian, hamba dan orang sakit” (HR. Abu Daud dan Baehaqi). Dan karena shalat jumat bagi wanita akan mengakibatkan terjadi IKHTILAATH (percampuran) dengan kaum laki-laki. [ alMajmuu’ Syarh alMuhaddzab IV/484 ].
(الثالث) الذكورة فلا جمعة على امرأة لما روينا من الخبرين
3. Bagi orang perempuan, maka tidak diwajibkan shalat jumat berdasarkan dua hadits diatas. [ Syarh alWajiiz 4/603 ].
Namun demikian SHOLAT JUMAT bagi WANITA sudah cukup sebagai pengganti dari sholat DHUHUR, bahkan bagi wanita yang tidak menimbulkan fitnah (tidak cantik, tidak banyak aksi/kakean gaya, kemenyek, tidak bersolek) sebaiknya menghadiri sholat jumat.
يَجُوْزُ لِمَنْ لاَ تَلْزَمُهُ الْجُمْعَةُ كَعَبْدٍ وَمُسَافِرٍ اَوْ اِمْرَاَةٍ يُصَلِّى الْجُمْعَةَ بَدَلاً عَنِ الظُّهْرِ وَيُجْزِئُهُ بَلْ هِيَ اَفْضَلٌ ِلاَنَّهَا فَرْضٌ ِلاَهْلِ الْكَمَالِ وَلاَ تَجُوْزُ اِعَادَتُهَا بَعْدُ حَيْثُ كَمُلَتْ شُرُوْطُهَا (بغية المسترشدين فى باب الصلاة الجمعة, ص 78-79 . و فى المهذب وموهبة ذى الفضل)
Di perkenankan bagi wanita yang tidak berkewajiban jum’at seperti budak, musafir, dan wanita untuk melaksanakan shalat jum’at sebagai pengganti Dzuhur, bahkan shalat jum’at lebih baik, karena merupakan kewajiban bagi mereka yang sudah sempurna memenuhi syarat dan tidak boleh diulangi dengan shalat Dzuhur sesudahnya, sebab semua syarat-syaratnya sudah terpenuhi secara sempurna. (Bughyah al-Mustarsyidin bab shalat jum’at hal.78-79, al-Muhadzab, dan Mauhibah Dzi al-Fadhal). Wallaahu A’lamu Bis showaab. [Satria Marawis , لجنة بحث المسائل, Sedot Wc, Masaji Antoro].

Pos terkait