حَدَّثَناَ هِشَامُ بْنُ عَماَّدٍ اَبُو الْوَلِيْدِ الدِّمَشْقِي حَدَّثَناَ مُعاَوِيَةُ بْنُ يَحْيَ اَبُو مُطِيْعٍ الْأَطْرَابِلِسِي حَدَّثَناَ شَدَّادُ بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنِي حُمَيْدُ بْنُ زِياَدِ الْمَدَنِي عَنْ ناَفِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ يَقُولُ اِنَّهُ سَيَكُونُ فِي اُمَّتِي خَسَفٌ وَ مَسَخٌ وَ ذَلِكَ فِي الْقَدَرِيَّةِ وَ الزِّنْدِقِيَّةِ
Dari Ibnu Umar , dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Akan ada pada umatku longsor dan tersalininya rupa. Demikian itu terjadi pada kaum Qadariyyah dan Zindiqiyyah.” Hadits tersebut adalah hasan shahih gharib.
حَدَّثَناَ نَصْرُ بْنُ عاَصِمٍ الْأَنْطاَكِي حَدَّثَناَ زَكَرِياَّ بْنُ مَنْظُورٍ حَدَّثَنِي اَبُو حاَزِمٍ عَنْ ناَفِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ لِكُلِّ اُمَّةٍ مَجُوسٌ وَ الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ اَهْلِ هَذِهِ الْأُمَّةِ فَإِنْ مَرِضُوا فَلاَ تَعُودُوهُمْ وَ اِنْ ماَتُوا فَلاَ تَشْهَدُوهُمْ
Dari Ibnu Umar ra, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Untuk setiap umat ada orang majusinya, dan kaum Qadariyyah adalah majusinya umat ini. Maka ketika mereka sakit, janganlah kalian menjenguknya, dan jika mereka mati, janganlah kalian datangi jenazahnya.” Sanadnya hadits adalah dlaif.
حَدَّثَناَ مُحَمَّدُ بْنُ مُصَفَّى اَبُو عَبْدِ اللهِ حَدَّثَناَ بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيْدُ عَنِ الْأَوْزَعِي عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ عَنْ اَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جاَبِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ اِنَّ مَجُوسَ هَذِهِ الْأُمَّةِ الْمُكَّذِّبُونَ بِأَقْدَارِ اللهِ فَإِنْ مَرِضُوا فَلاَ تَعُودُوهُمْ وَ اِنْ ماَتُوا فَلاَ تَشْهَدُوهُمْ
Dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang majusinya umat ini adalah orang-orang yang mendustakan qadar Allah, maka jika mereka sakit, janganlah kalian menjenguknya, dan jika mereka mati, janganlah kalian datangi jenazah mereka.”
حَدَّثَناَ اَبُو اِسْحاَقَ اِسْماَعِيْلُ بْنُ اِسْحاَقَ حَدَّثَناَ اَبُو مُصْعَبٍ حَدَّثَناَ الْحَكَمُ بْنُ سَعِيْدٍ السَّعِيْدِي مِنْ وَلَدِ سَعِيْدِ بْنِ الْعاَصِ عَنِ الْجَعِيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ ناَفِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ اِنَّهُ يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّماَنِ قَومٌ يُكَذِّبُونَ بِالْقَدَرِ اَلاَ اُولَئِكَ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ فَإِنْ مَرِضُوا فَلاَ تَعُودُوهُمْ وَ اِنْ مَاتُوا فَلاَ تَشْهَدُوهُمْ
Dari Ibnu Umar ra, dia berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Diakhir zaman akan muncul kaum yang mendustakan qadar. Ingatlah! Mereka adalah orang majusinya umat ini, maka jika mereka sakit, janganlah kalian menjenguknya, dan jika mereka mati, janganlah kalian mendatangi jenazahnya.”
حَدَّثَناَ اِسْماَعِيْلُ حَدَّثَناَ اَبُو مَصْعَبٍ قَالَ سَمِعْتُ مَالِكاً يَقُولُ لاَ يُصَلِّي خَلْفَ الْقَدَرِيَّةِ
Ismail telah bercerita, “Telah bercerita Abu Mush’ab, dia berkata, “Aku mendengar imam Malik berkata: “Tidak boleh shalat dibelakang orang golongan Qadariyyah.” Sanadnya atsar adalah shahih.
Khalaf bin Muhammad al Wasithi yang terkenal dengan al Kardus telah bercerita, “Telah bercerita Ya’qub bin Muhammad, “Telah bercerita Zubair bin Habib dari Zaid bin Aslam, dia berkata: “Demi Allah, golongan Qadariyyah tidaklah mengucap-kan seperti yang telah difirmankan oleh Allah, tidak seperti yang telah diucapkan oleh para malaikat, tidak seperti yang telah diucapkan oleh para Nabi, tidak seperti yang telah diucapkan oleh para penghuni surga, tidak seperti yang telah diucapkan oleh para penghuni neraka dan tidak seperti yang telah di-ucapkan oleh saudara mereka, yaitu iblis. Allah ta’ala telah berfirman, (“Dan tidaklah kalian berkehendak, kecuali jika Allah menghendaki.”)
Para malaikat berkata, “Maha suci Engkau, tidak ada ilmu pada kami kecuali yang telah Kau ajarkan kepada kami.” Syu’aib berkata, “Dan tidak ada bagi kami untuk kembali ke agama yang benar, kecuali jika Tuhan kami, yaitu Allah, meng-hendaki.”
Penghuni surga berkata, “Dan tidaklah kami mendapatkan hidayah, seandainya Allah tidak memberi kami hidayah.” Peng-huni neraka berkata, “Ya Tuhan kami! Celaka kami telah mengalahkan kami.” Dan saudara mereka, yaitu iblis, telah berkata, “Ya Tuhanku! Sebab menyesatkannya Kamu kepada kami.”
Abu bakar Said bin Ya’qub al Thaliqani telah bercerita, “Telah bercerita al Muqri Abu Abdurrahman, “Telah bercerita Abu Luhai’ah dari Amr bin Syu’aib, dia berkata: “Aku duduk disisi Said bin Musayyab lalu ada sebagian kaum berkata, “Hei Abu Muhammad! Sesungguhnya kaum telah mengatakan kalau Allah telah menetapkan (mengqadarkan) segala sesuatu kecuali amal (: perbuatan).” Amr bin Syu’aib berkata, “Demi Allah, aku tidak pernah melihat Said bin Musayyab sebelumnya marah seperti hari ini hingga dia ingin berdiri.”
Said bin Musayyab berkata, “Terserah, lakukan semaumu. Kehancuran atas mereka seandainya mereka mengetahuinya. Ingatlah! Demi Allah, aku telah mendengar hadits yang men-jelaskan tentang mereka yang dengan hadits itu sudah men-cukupi kejelekan mereka.” Aku berkata, “Apa haditsnya, ya Abu Muhammad?” dia berkata, “Telah berkata kepadaku Rafi’ bin Khadij ra, dia berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda,
يَكُونُ فِي اُمَّتِي قَومٌ يُكَفِّرُونَ بِاللهِ وَ بِالْقُرْآنِ وَ هُمْ لاَ يَشْعُرُونَ
“Akan ada dalam umatku, kaum yang mengufurkan Allah dan al Qur’an, dan mereka tidak mengetahuinya.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah! Apa yang mereka kata-kan?” beliau menjawab,
يَقُولُونَ الْخَيْرُ مِنَ اللهِ عز و جل وَ الشَّرُّ مِنْ اِبْلِيْسَ ثُمَّ يَقْرَؤُونَ عَلَى ذَلِكَ كِتاَبَ اللهِ عز و جل بَيُكَفِّرُونَ بِاللهِ عز و جل وَ بِالْقُرْآنِ بَعْدَ الْإِيْماَنِ وَ الْمَعْرِفَةِ فَماَ يَلْقَى اُمَّتِي مِنْهُمْ مِنَ الْعَدَاوَةِ وَ الْبَغْضَاءِ وَ الْجَدَالِ فِي زَماَنِهِمْ ظُلْمُ الْأَئِمَّةِ فَيَناَلُهُمْ ظُلْمَةٌ وَ حَيْفٌ وَ اَثَرَةٌ فَيَبْعَثُ اللهُ عز و جل طَاعُوناً فَيَفْنَى عَامَّتُهُمْ ثُمَّ يَكُونُ الْخَسَفُ فَقَلَّ مَنْ يَنْجُو مِنْهُ وَ الْمُؤْمِنُ يَوْمَئِذٍ قَلِيْلٌ فَرَحُهُ شَدِيْدٌ غَمُّهُ ثُمَّ يَكُونُ الْمَسْخُ فَيُمْسَغُ عَامَّةُ اُولَئِكَ قِرَدَةً وَ خَناَزِيْرَ
“Mereka mengatakan bahwa kebaikan adalah dari Allah dan kejelekan adalah dari iblis, dan untuknya mereka telah mem-bacakan al Qur’an lalu mereka mengufurkan Allah dan al Qur’an setelah beriman dan ma’rifat. Maka apa yang telah ditemukan oleh umatku dari mereka, yaitu dari permusuhan, pertengkaran dan perdebatan, pada zaman mereka adalah kedzaliman para pemimpin, sehingga akan mengenai mereka kedzaliman, kesewenang-wenangan dan cinta harta, maka Allah ta’ala akan mengirim kepada mereka tha’un (: pagebluk) sehingga mereka akan menjadi hancur, kemudian akan ditemu-kan longsor hingga sedikit orang yang akan selamat darinya. Orang mukmin pada saat itu sedikit bahagianya dan sangat bersedih. Kemudian akan ditemukan tersalininya rupa, sehingga rupa mereka akan disalin menjadi kera dan babi.”
Nabi saw kemudian menangis hingga kami ikut menangis karenanya, lalu kami berkata, “Ya Rasulullah! Untuk apa tangisan itu?” beliau menjawab,
رَحْمَةً لَهُمُ الْأَشْقِياَءُ لِأَنَّ فِيْهِمُ الْمُتَعَبِّدَ وَ فِيْهِمُ الْمُجْتَهِدَ اَماَ اِنَّهُمْ لَيْسُوا بِأَوَّلِ مَنْ سَبَقَ اِلَى هَذَا الْقَولِ وَ ضَاقَ بِحَمْلِهِ ذِرْعاً اِنَّ عَامَةَ مَنْ هَلَكَ مِنْ بَنِي اِسْرَائِيْلَ التَّكْذِيْبُ بِالْقَدَرِ
“Tangis ini adalah tangisan rahmat. Mereka adalah orang-orang yang celaka, karena diantara mereka ada yang ahli ibadah dan mujtahid. Ingatlah! Mereka bukanlah orang pertama yang mengucapkan perkataan itu dan yang mem-bawanya. Sesungguhnya kebanyakan orang yang hancur dari bani Israil adalah mereka mendustakan qadar.”
Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah! Apa itu iman kepada qadar?” beliau menjawab,
اَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَحْدَهُ وَ تَعْلَمَ اَنَّهُ لاَ يَمْلِكُ اَحَدٌ مَعَهُ ضّراًّ وَ لاَ نَفْعاً وَ تُؤْمِنَ بِالْجَنَّةِ وَ النَّارِ وَ تَعْلَمَ اَنَّ اللهَ عز و جل خَلَقَهُماَ قَبْلَ الْخَلْقِ ثُمَّ خَلَقَ الْخَلْقَ لَهُماَ وَ جَعَلَ مَنْ شَاءَ مِنْهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ وَ مَنْ شَاءَ اِلَى النَّارِ عَدْلٌ مِنْهُ فَكُلٌّ يَعْمَلُ لِماَ فَرَغَ مِنْهُ وَ صَائِرٌ اِلَى ماَ خُلِقَ لَهُ
“Beriman kepada qadar adalah kamu beriman kepada Allah saja, kamu mengetahi kalau tidak ada seorangpun yang me-miliki kemudlaratan dan kemanfaatan bersama-Nya dan kamu beriman kepada surga dan neraka, dan kamu mengetahui kalau Allah ta’ala telah menciptakan keduanya (surga dan neraka) sebelum para makhluk lalu Dia baru menciptakan para makhluk untuk keduanya. Menjadikannya Dia pada orang yang Dia kehendaki ke neraka adalah suatu keadilan baginya. Maka masing-masing akan beramal atau berbuat pada apa yang telah ditetapkan dan akan menjadi apa yang dia telah diciptakan untuknya.” Aku lalu berkata, “Maha benar Allah dan rasul-Nya.” [ Hakam ].