0687. Hukum Mengangsur dan Mengulang Aqiqah

PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum. Bolehkah saya minta ibarot diperbolehkannya mengangsur Aqiqoh untuk anak laki-laki (1 kambing tahun ini, 1-nya lagi tahun depan) karena masalah financial.? bisa ? ada yang mau mbantu saya.? silahkan. [Muhammad Ishaq Al Lathyf].
JAWABAN :
Wa’alaikumsalam. Orang yang hanya mampu menyembelih seekor kambing dengan niat mengaqiqahi anak laiki-lakinya karena masalah financial diatas sejatinya telah mendapatkan kesunahan aqiqah dan telah gugur tuntutan AQIQAH pada dirinya
( و ) لكن ( الأكمل شاتان ) متساويتان ( للذكر ) ويحصل بالواحدة فيه أصل السنة
Yang sempurna adalah dua kambing untuk anak laki-laki namun bila ia menyembelih seekor kambing maka juga telah ia dapatkan kesunahan beraqiqah. [ Minhaj al-Qawiim I/634 ].
ويتأدى أصل السنة عن الغلام بشاة لأنه صلى الله عليه وسلم عق عن الحسن والحسين كبشا
Dan telah tergapai kesunahan aqiqah saat ia enyembelih seekor kambing untuk anak laki-lakinya karena Baginda Nabi shallallaahu alaihi wa sallam mengaqiqahi Hasan dan Husen dengan menggunakan seekor domba. [ Iqnaa Li as-syarbiny II/549 ].
Dan tidak disyariatkan baginya mengulangi/menyempurnakan aqiqahnya yang menurut syara’ telah terhasilkan kesunahannya, bila ia menyembelih kambing lagi ditahun berikutnya namanya bukan lagi aqiqah tapi sedekah/hadiah biasa. Wallaahu A’lamu Bis Showaab
لجنة بحث المسائل
Menurut fatwa Imam Suyuthi, AQIQAH tidak diulang kedua kalinya. Berikut ta’birnya:
قلت : وقد ظهر لي تخريجه على أصل آخر وهو ما أخرجه البيهقي عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلّم عق عن نفسه بعد النبوة مع أنه قد ورد أن جده عبد المطلب عق عنه في سابع ولادته والعقيقة لا تعاد مرة ثانية ، فيجعل ذلك على أن الذي فعله النبي صلى الله عليه وسلّم إظهار للشكر على إيجاد الله إياه رحمة للعالمين وتشريع لأمته كما كان يصلي على نفسه لذلك فيستحب لنا أيضاً إظهار الشكر بمولده بالاجتماع وإطعام الطعام ونحو ذلك من وجوه القربات وإظهار المسرات:) الحاوي للفتاوي كتاب الصداق صفحة رقم 181(
Menururt hematku, sesungguhnya telah nampak padaku untuk mengeluarkan dalil lain bagi Maulid, yaitu hadits yang dikeluarkan oleh Baihaqy dari Anas, bahwa Nabi saw menyembelih ‘aqiqah buat dirinya setelah kenabian, padahal ada hadits yang mengatakan kakek beliau, Abdul Mutthalib, telah meng’aqiqah pada hari ketujuh kelahirannya. ‘Aqiqah tidak diulang kedua kali. Berarti perbuatan beliau menyembelih yang kedua merupakan menampakkan rasa syukur atas diciptakannya beliau sebagai rahmat bagi seluruh alam sekaligus menjelaskan syari’at (Maulid) bagi umatnya, sama alasannya mengapa beliau berselawat atas dirinya sendiri. Karena itulah, sunat bagi kita pula menampakkan syukur atas kelahirannya dengan berkumpul, menyedekahkan makanan dan lain-lain yang termasuk dalam Qurbah dan mewujudkan kegembiraan. (Al-Hawy lil Fatawa kitab shidaq hal.181).
Menurut Zaid bin Aslam kedua kambing disembelih bersamaan. Penyembelihan kambing yang satu tidak diundur dari kambing yang lain. Ta’birnya Kitab Fat-hul Bari 15/396 :
قال داود بن قيس رواية عن عمرو ” سألت زيد بن أسلم عن قوله مكافئتان فقال : متشابهتان تذبحان جميعا أي لا يؤخر ذبح إحداهما عن الأخرى

Wallaahu A’lam Bis Showaab. [Masaji Antoro].

Pos terkait