147. NASHOIHUL IBAD Karya SYEIKH NAWAWI AL-BANTANIE ( BAGIAN 3 )

NASHOIHUL IBAD Karya SYEIKH NAWAWI AL-BANTANIE yang merupakan syarah atas kitab AS-SYAIKH SYIHABUDDIN AHMAD BIN HAJAR AL-ASQOLANI (IBNU HAJAR AL-ASQOLANI) (3)
Maqolah ke sebelas: (DARI SEBAGIAN ORANG BIJAK) yakni para wali,mereka berkata: (JANGANLAH KALIAN MEREMEHKAN DOSA-DOSA KECIL) yakni janganlah kalian menghitungnya sebagai dosa kecil (KARNA SESUNGGUHNYA DARI DOSA KECIL ITU AKAN BERCABANG-CABANG DOSA-DOSA YANG BESAR) dan terkadang murka Allah pada dosa-dosa kecil tersebut.
Maqolah ke 12: (DARI NABI SAW: BUKAN DOSA KECIL,MAKSIAT YANG DISERTAI DENGAN TERUS DIKERJAKAN)
Karna dosa kecil yg terus menerus dilakukan menjadi besar sehingga menjadi dosa besar, dan juga sesungguhnya dosa kecil yang diniatkan untuk senantiasa dikerjakan akan menjadi dosa besar.
Karna niat seseorang dalam melakukan maksiat adalah perbuatan maksiat.
(DAN BUKAN DOSA BESAR MAKSIAT YANG DISERTAI DENGAN PERMOHONAN AMPUN)
Yakni bertaubat dengan syarat-syaratnya, karna sesungguhnya taubat dapat menghapus pengaruh perbuatan salah meskipun kesalahan itu besar.
Maqolah ketiga belas: (DIKATAKAN: CITA2 ‘ARIF ADALAH PUJIAN)
Yakni keinginan orang2 Ahli ma’rifat kepada Allah adalah memuji Allah ta’ala dengan keindahan sifat-sifatNya.
(DAN CITA2 ORANG ZUHUD IALAH DO’A)
Yakni keinginan orang yang berpaling dari sesuatu yg melebihi ukuran yg dibutuhkan dari urusan dunia dengan hatinya adalah do’a, yaitu merendahkan diri kepada Allah ta’ala dengan memohon segala yg ada disisi-Nya.
(KARNA SESUNGGUHNYA CITA2 ORANG ‘ARIF ADALAH TUHANNYA) bukan pahala dan bukan surga
(SEDANGKAN CITA2 ORANG ZUHUD ADALAH DIRINYA SENDIRI)
Yakni manfa’at dirinya sendiri berupa pahala dan surga.
Maka bedakanlah antara orang yang cita2nya memperoleh bidadari dan orang yang cita2nya menyingkap satir (rahasia Allah)
Maqolah ke empat belas: (DARI SEBAGIAN AL-HUKAMA/ORANG BIJAK: ”SIAPA SAJA MENYANGKA BAHWA IA MEMPUNYAI PENOLONG YANG LEBIH UTAMA DARI ALLAH, MAKA SANGAT SEDIKIT PENGETAHUANNYA TENTANG ALLAH).
maknanya siapa saja yang menyangka bahwa ia memiliki penolong yg lebih dekat daripada Allah, dan lebih banyak menolong daripada-Nya,maka orang itu belum mengenal Allah Ta’ala.
(DAN SIAPA SAJA YANG MENYANGKA BAHWA IA MEMPUNYAI MUSUH YANG LEBIH MENGANCAM DARI NAFSUNYA, MAKA SANGAT SEDIKIT PENGETAHUANNYA TENTANG DIRINYA)
maksudnya adalah siapa saja yang menyangka bahwa ia memiliki musuh yang lebih kuat dari nafsu amarahnya dan nafsu tercela, maka sesungguhnya orang itu belum mengenal dirinya.
maqola kelima belas : (DARI SAYYIDINA ABUBAKAR ASH-SHIDDIQ RA. MENGENAI FIRMAN ALLAH TA’ALA ”TELAH NAMPAK KERUSAKAN DI DARAT DAN DI LAUT…(QS:AR-RUM:41)” BELIAU BERKATA:) yakni sayyidina Abubakar dalam menafsirkan ayat tersebut: (DARAT ADALAH LISAN, SEDANGKAN LAUT ADALA HATI, APABILA LISAN ITU RUSAK) dengan mencaci maki umpamanya (MAKA MENANGISLAH JIWA-JIWA MANUSIA) yakni orang2 dari keturunan Nabi Adam AS. (DAN APABILA HATI RUSAK) dengan riya’ umpamanya (MAKA MENANGISLAH PARA MALAIKAT)
sebagian ulama mengatakan: ”hikma adanya lisan itu satu adalah: peringatan awal bagi seorang hamba, bahwasannya ia tidak sepatutnya berbicara kecuali dalam hal yang penting atau berbicara tentang kebaikan” dan pendapat lain mengatakan:”hikma adanya lisan itu satu adalah: “karna sesungguhnya lisan mengucapkan segala bahasa yang diucapkan kepada Dzat yang maha Esa yaitu Allah ta’ala demikian juga hati. berbeda halnya dengan mata dan telinga, karna sesuatu yang dilihat dan didengar itu berbilangan. sebagian lain mengatakan: kebutuhan mendengar dan melihat lebih banyak daripada kebutuhan berbicara.
sesungguhnya sayyidina Abubakar menyerupakan hati dengan laut, karna sangat dalam dan luasnya. intaha
Maqolah ke enam belas: (DIKATAKAN:”SESUNGGUHNYA HAWA NAFSU ITU DAPAT MENJADIKAN RAJA-RAJA SEBAGAI BUDAK)
Karna sesungguhnya orang yang mencintai sesuatu, maka jadilah orang itu budaknya.
(SEDANGKAN SABAR MENJADIKAN BUDAK SEBAGAI RAJA) karna sesungguhnya seorang budak dengan kesabarannya akan meraih apa yang ia inginkan.
(TIDAKKAH ENGKAU MELIHAT) yakni tidak sampaikah pengetahuanmu (TERHADAP) kisah baginda kita yang mulia,putra orang mulia,putra orang mulia,putra orang mulia, yaitu (NABI YUSUF) Ash-Shiddiq putra Nabi Ya’kub yang sabar, putra Nabi Ishaq yang murah hati, Putra Nabi Ibrohim sang kekasih yang banyak berdo’a (DAN SITI ZULAIKHA”)
Karna sesungguhnya siti Zulaikha mencintai Baginda kita Nabi Yusuf, dengan cinta yang bergelora, sementara Nabi Yusuf tetap bersabar menghadapi tipu daya dari gangguan Siti Zulaikha.
maqola ke tujuh belas: (DIKATAKAN: ”BERUNTUNGLAH) yakni mendapatkan kebaikan yg banyak (BAGI ORANG YANG AKALNYA JADI PIMPINAN),dengan jalan ia mengikuti akalnya yg sempurna, (SEDANG NAFSUNYA) yakni kecenderungan nafsunya kepada sesuatu yang tidak ia inginkan tanpa ada ajakan syariat (MENJADI TAWANAN) yakni terhalan dari melakukan hal itu.
(DAN CELAKALAH) yakni sangat binasa (BAGI ORANG YANG NAFSUNYA JADI PIMPINAN) dengan melepas hawa nafsunya kepada hal yang diinginkan, (SEDANG AKALNYA MENJADI TAWANAN”) yakni terhalang dari berfikir tentang nikmat-nikmat Allah ta’ala dan tentang keagungan Allah ta’ala.
Maqola ke 18: (DIKATAKAN:”SIAPA SAJA YANG MENINGGALKAN DOSA, MAKA AKAN LEMBUT HATINYA) sehingga ia akan dapat menerima nasehat dan khusyu/penuh perhatian pada nasehat tersebut.
(DAN SIAPA SAJA YG MENINGGALKAN SEGALA YANG HARAM) dalam makanan, pakaian, dan lain2 (DAN MEMAKAN SEGALAH YG HALAL, MAKA AKAN JERNIH FIKIRANNYA”) terhadap ciptaan2 Allah ta’ala, yang menunjukan atas kekuasaan Allah ta’ala menghidupkan makhluk setelah mati dan atas ke-Esaan Allah ta’ala, keMaha kuasaan-Nya dan keMaha tahuan-Nya.
maqola ke 19: (TELAH DIRIWAYATKAN KEPADA SEBAGIAN PARA NABI: ”TAATILAH AKU DI DALAM SEGALA HAL YANG TELAH AKU PERINTAHKAN KEPADAMU,DAN JANGAN ENGKAU DURHAKA KEPADAKU PADA SEGALAH HAL YANG TELAH AKU NASEHATKAN KEPADAMU) maksudnya adalah: dalam segala hal yang telah Aku serukan kepadamu menuju hal2 yg didalamnya terdapat kebaikan dan Aku melarangmu dari segala hal yg didalamnya terdapat kerusakan.
Maqola ke 20: (DIKATAKAN: ” SEMPURNANYA AKAL ITU ADALAH MENGIKUTI KERIDHOAN ALLAH TA’ALA DAN MENJAUHI MURKA-NYA) maka yg menyelisihi dari kedua perkara tersebut adalah perbuatan gila. (tidak sempurna akalnya)

Pos terkait