PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum wr.wb. Baru-baru ini banyak hotel & apartemen memakai sistem pengairan yang disebut “reverse osmosis” yaitu pengolahan air kotor, tinja dan sebagainya yang disaring / difilter kotorannya hingga air itu terlihat menjadi bersih. Bagamana kedudukan air tersebut ?? silahkan di-share. [Novri Al Hadzami].
JAWABAN :
Wa’alaikumussaalaam warahmatullaah. Air mutanajjis. Bagaimana jika air mutanajjis tersebut dikumpulkan sehingga menjadi dua kulah atau lebih, dan air tersebut sudah hilang warna, rasa dan bau najisnya, asalkan hilang dengan sendirinya. Bukankah air tersebut menjadi suci ? dalam Fat_hul Wahhaab / hamisy hasyiyah Jamal 1/42-43 :
فإن زال تغيره) الحسى أو التقديري (بنفسه) أي لا بعين كطول، مكث (أو بماء) انضم إليه ولو نجسا أو أخذ منه والباقي قلتان (طهر) لانتفاء علة التنجس، ولا يضر عود تغيره إذا خلا عن نجس جامد. أما إذا زال حسا بغيرهما كمسك وتراب وخل فلا يطهر للشك في أن التغير زال أو استتر بل، الظاهر أنه استتر. فإن صفا الماء ولا تغير به طهر
Anapun tetkalane ilang opo owah kanthi kadriyo ( dengan apa yang bisa dilihat panca indera ) kelawan liyane karone ilang dewe utowo dicemplungi banyu liyo, contone minyak misik, lebu lan cukak, mongko banyu mau ora biso suci kerono ono kemamangan opotoh owahe banyu bener-bener ilang utowo ketutup, malah menurut zhahire owahe banyu ketutup ( maksudnya berubahnya air masih tertutup dengan adanya minyak wangi/debu/cuka, misalnya bau najis tertutup dengan bau minyyak wangi ), Mongko lamun wis bening opo banyu, lan ora ono owah, mongko suci opo banyu.
Karena sumber air bersih dari tahun ke tahun semakin langka, maka digunakanlah berbagai metode untuk memperoleh air bersih dan memenuhi standar kesehatan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode Reserve Osmosis atau yang dikenal dengan istilah osmosis terbalik yaitu proses penyaringan berbagai zat dari suatu larutan dengan menambahkan tekanan ketika larutan tersebut berada di membran penyaring.
Walhasil zat-zat yang berbaur dengan larutan seperti karbon dioksida, hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Selain itu partikel-partikel mineral yang terlarut seperti besi, mangan dll akan teroksidasi secara cepat membentuk endapan. Larutan yang sudah jernih tadi akan kembali disaring untuk ke-2 atau ke-3 kalinya untuk menghasilkan hasil yang optimal. Dari hasil pengolahan tersebut terciptalah suatu air yang jernih, higienis, dan tidak berbau.
Dalam tinjauan fiqih air yang sudah kembali murni ini, dalam artian tidak berasa, berbau dan berwarna maka dihukumi suci sehingga boleh dikonsumsi ataupun digunakan untuk bersuci.
فان صافا الماء و لا تغير به طهر(قوله فان صاف الماء) اي زال ريح المسك او لون التراب او طعم الخل، (وقوله طهر) اي حكمنا بطهريته لانتفاء علة التنجيس
“Apabila air menjadi jernih dan tidak berubah sama sekali maka sucilah air itu, yang dimaksud jernih adalah bahwa bau misik atau warna tanah atau rasa cuka telah hilang, dan yang dimaksud suci yakni hukumnya suci lantaran ‘illat kenajisan telah tiada”. (Ket. Hasyiyah albujairimi juz 1 hal.26).
الحاصل انه اذا صاف الماء و لم يبق فيه تكدر يحصل به الشك في زوال التغير طهر كل من الماء والتراب سواء كان الباقي عما رسب فيه التراب قلتين ام لا
“Kesimpulan bahwa apabila air menjad jernih dan di dalamnya tidak tersisa kekeruhan yang menimbulkan keraguan mengenai hilangnya perubahan air,maka masing-masing air dan tanah menjadi suci baik air yang tersisa setelah penyerapan mencapai 2 kulah atau tidak”. (Ket. Hasyiyah aljamal juz 1 hal 42). Wallohu a’lam. [Abdullah Afif, Abdurrahman As-syafi’i].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/418940954795385/