1892. KHOTIB MENGGERAK-GERAKKAN TANGAN, HAJI ANAK MAMPU, DAN JIMA’ SAAT QODHO PUASA

PERTANYAAN :
T I T I P A N : Di sebuah daerah, ketika pelaksanaan salat jum’at, seorang khatib yang sedang berkhutbah menggerak-gerakan tangannya layaknya seorang penceramah.
1. Bagaimana hukumnya menggerak-gerakan tangan seperti kasus tersebut?
2. Apakah seorang santri boleh menerima zakat?
3. Si anak dilarang naik haji oleh orang tua, sedangkan si anak sudah berkewajiban haji,apakah boleh tidak menuruti orang tuanya?
4. Bolehkah istri memberi zakat kepada suaminya yang miskin atau faqir?
5. Apakah boleh memberi zakat kepada habib?
6. Bersetubuh saat berpuasa qodho romadhan apakah mewajibkan bayar kifarot?
JAWABAN :
Wa’alaikum salam,
1. Hukumnya makruh khatib yang sedang berkhutbah menggerak-gerakan tangannya layaknya seorang penceramah :
ويكره للخطيب أن يشير بيده
“Dan dimakruhkan bagi khathib berisyarat memakai tangannya saat khutbah”. [ Raudhah at-Thoolibiin I/158 ].
2. SANTRI TIDAK BOLEH menerima zakat, karena mereka bukan termasuk golongan delapan walaupun sabiilillah sebab yang dimaksud dengan sabilillah adalah orang-orang yang perang dengan cuma-cuma demi agama Allah, namun demikian terdapat pendapat mereka juga termasuk sabiilillah.
والسابع سبيل الله تعالى وهو غاز ذكر متطوع بالجهاد فيعطى ولو غنيا إعانة له على الغزو اهل سبيل الله الغزاة المتطوعون بالجهاد وان كانوا اغنياء ويدخل في ذلك طلبة العلم الشرعي ورواد الحق وطلاب العدل ومقيموا الانصاف والوعظ والارشاد وناصر الدين الحنيف
[ Yang ke tujuh SABILILLAAH ] Ialah lelaki pejuang yang berperang dengan Cuma-Cuma demi agama Allah, maka ia diberi meskipun ia kaya raya sebagai bantuan untuk biaya perangnya. “SABIILILLAH” Ialah lelaki pejuang yang berperang dengan Cuma-Cuma demi agama Allah meskipun ia kaya raya. Dan masuk dalam kategori sabiilillah adalah para pencari ilmu syar’i, pembela kebenaran, pencari keadilan, penegak kebenaran, penasehat, pengajar, penyebar agama yang lurus. [ al-Jawaahir al-Bukhaari, Iqna Li Assyarbiiny I/230 ].
3. BOLEH Si anak yang dilarang naik haji oleh orang tua, sedangkan si anak sudah berkewajiban haji, untuk tidak menuruti larangan orang tuanya itu, karena dia TETAP WAJIB BERANGKAT HAJI.
قَال الأَْوْزَاعِيُّ : لاَ طَاعَةَ لِلْوَالِدَيْنِ فِي تَرْكِ الْفَرَائِضِ ، وَالْجُمَعِ ، وَالْحَجِّ ، وَالْقِتَال ؛ لأَِنَّهَا عِبَادَةٌ تَعَيَّنَتْ عَلَيْهِ فَلَمْ يُعْتَبَرْ إِذْنُ الأَْبَوَيْنِ فِيهَا كَالصَّلاَةِ (1) .
Berkata al-Auzaa’i “Tidak ada ketaatan pada kedua orang tua dalam perintah meninggalkan aneka kewajiban, perkumpulan islami, haji dan berperang (jihad) karena kesemuanya adalah ibadah yang menjadi keharusan baginya maka tidak menjadi bahan pertimbangan izin kedua orang tua sebagaimana shalat”. [ Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah XVI/134 ].
5. Tidak boleh memberikan zakat kepada para habib (keturunan Nabi SAW), namun bila para habaib tersebut sudah tidak mendapatkan bagian khums khums (seperti pada zaman sekarang ini) terdapat pendapat yang membolehkannya.
(مسألة : ب) : اتفق جمهور الشافعية على منع إعطاء أهل البيت النبوي من الزكاة ككل واجب كنذر وكفارة ، وإن منعوا حقهم من خمس الخمس ، وكذا مواليهم على الأصح ، واختار كثيرون متقدمون ومتأخرون الجواز ، حيث انقطع عنهم خمس الخمس ، منهم الاصطخري والهروي وابن يحيى وابن أبي هريرة
Mayoritas Syafiiayah sepakat akan larangan memberikan zakat pada keluarga nabi seperti halnya harta-harta wajib lainnya seperti harta nadzar dan kaffaarat meskipun mereka tercegah haknya dari menerima bagian khums khums (1/25, bagian yang diperuntukkan mereka dari harta rampasan perang) begitu juga pada budak-budak yang dimerdekakan mereka menurut pendapat yang paling shahih. Namun terdapat banyak ulama mutaqaddimun dan mutaakhkhirin yang cenderung memilih bolehnya memberikan zakat pada mereka saat mereka tercegah mendapatkan bagian khums khums, ulama-ulama yang berpendapat semacam ini diantaranya Asthahary, Harwy, Ibn yahya dan Ibn Abi Hurairah. [ Bughyah al-Mustarsyidiin I/221 ].
6. Jika suami istri berjima’ ketika puasa qodlo romadlon, maka :
ومن وطئ في نهار رمضان عامدا في الفرج فعليه القضاء والكفارة
فخرج…….. وبرمضان غيره كصوم نذر او كفارة او قضاء ولو من رمضان فلا كفارة بالوطء فيه لانها من خصوصيات رمضان

Berjima’ ketika mengqodlo puasa romadlon tidak wajib kifarat, karena wajib kifarat hanyalah jima yang dilakukan khusus pada bulan Romadlon. [ albajuri 1/308 ]. Wallohu a’lam. [Raden Mas NegeriAntahberantah, Masaji Antoro, Yupiter Jet].

Pos terkait