PERTANYAAN :
Assalamualaikum wr wb. maaf malam-malam begini mau tanya, kemarin kan sudah ada yang tanya untuk masalah hukum memakan belut, sekarang bagaimana hukumnya memakan sidat ? terima kasih, jazakumulloh. [Khoerul Amri].
JAWABAN :
Wa’alaikumussalam. Sidat sama dengan belut, hukum memakan nya adalah HALAL.
وحكمه: الحل قال البغوي عند قوله تعالى: “أحل لكم صيد البحر وطعامه” إن الجريث حلال بالاتفاق، وهو قول أبي بكر وعمر وابن عباس وزيد بن ثابت وأبى هريرة رضي الله تعالى عنهم وبه قال شريح والحسن وعطاء، وهو مذهب مالك وظاهر مذهب الشافعي. والمراد هذه الثعابين التي لا تعيش إلا في الماء. وأما الحيات التي تعيش في البر والبحر، فتلك من ذوات السموم، وأكلها حرام. وسئل ابن عباس عن الجريث فقال: هو شيء حرمته اليهود ونحن لا نحرمه حياة الحيوان الكبرى-الدميري: باب الجيم/ 266
Dan hukumnya : HALAL, Imam Baghowi berkata merujuk ayat ” UHILLA LAKUM SHOYDUL BAHRI WA THO’AAMUHU ” Sesungguh nya belut ( sidat ) adalah HALAL yang tlah di sepakati , dan kesepakatan ini adalah Qoul nya Abu Bakar, ‘Umar,, Ibnu ‘Abbas, Zaid bin Tsabit, dan Abu Huroiroh Radhiallaahu ‘Anhum, Dan Syuraih, Hasan dan ‘Atho berkata : Ini adalah madzhab Imam Malik, dan lebih jelas lagi dalam Madzhab Imam Syafi’i, Yang di maksudkan hewan berbentuk seperti ular ini adalah hewan yang tidak bisa hidup kecuali di air saja,, Dan adapun Ular yang mampu hidup di darat dan di air, maka itu mengandung racun dan memakan nya haram,, Dan Ibnu ‘Abbas di tanya ( oleh seseorang) tentang belut /sidat, maka dia berkata : Hewan itu di haramkan oleh orang yahudi, dan kami tidak mengharamkan nya. [ Hayaatul Hayawaan Al-Kubroo – Imam Damiry : Baab huruf Jiim / hal 266 ]. Wallohu a’lam. [Muhammad Mujtahid Muthlaq].
Link Asal :
www.fb.com/groups/piss.ktb/504019332954213/