Pembagian nyawa menurut kitab Durrotun nasihin :
والروح ثلاثة اضرب اولها سلطانية و الثانى روحانية والثالث جسمانية فموضع السلطانية الفؤادى يعنى القلب وموضع الروحانية الكبد يعنى الصدر وموضع الجسمانية بين اللحم والدم وبين العظم والعروق فإن قيل إذا نام العبد خرج روحه ام لا؟ فإن قال قائل خرج فقد اخطأ وان قال لم يخرج فقد اخطأ . والجواب اذا نام العبد خرج روحه الجسمانى مع العقل ومشى بين السماء والارض فإن كان العقل معه رأى ما رأى فى المنام وإن لم يكن العقل معه رأى ما رأى ولكن لم يفهم
Nyawa dibagi menjadi tiga :
1. sultoniyyah
2. ruhaniyyah
3. jismaniyyah
Sultoniyyah bermuara dihati,ruhaniyyah bermuara didada sedangkan jismaniyyh muaranya diantara daging dan darah dan diantara tulang dan otot-otot.
Jika ditanya, ketika seorang hamba tidur, apakah nyawanya keluar apa tidak ?
Jika ada yang menjawab keluar, maka salah, dan jika ada yang menjawab tidak keluar maka juga salah.
Jawaban yang tepat adalah, ketika seorang hamba tidur maka ruh jismaniyyahnya keluar bersama akal dan berkeliling antara langit dan bumi,jika akal bersama ruh jismani maka seorang hamba tersebut tau/mengerti apa yang ia lihat dalam mimpi, dan jika akal tidak bersamanya maka seorang hamba tersebut tetap bisa melihat mimpi akan tetapi tidak faham.
Rogo sukma
فإن قيل ماالفرق بين الروح والروان؟ قلنا الروح لايذهب ولا يجئ والروان يذهب ويجئ وإذا زال الروان نام العبد وإذا زال الروح مات العبد
Jika ditanya apa bedanya nyawa dan sukma ? Maka kami jawab,nyawa itu tidak bisa keluar masuk sedangkan sukma bisa keluar masuk.
Jika sukma keluar maka seorang hamba tertidur/tak sadarkan diri dan jika nyawa keluar maka seorang hamba tadi jadi meninggal. [ Durrotun nasihin hal 177 cetakan darul fikr di bab bayanu alamil mauti ].
Tentang ruh hanya sekedar menambah wawasan saja.. Jangan terlalu dibahas panjang lebar, karena hakekatnya belum tentu benar.. Dan takut su’ul adab! karena bahkan Nabi sendiri juga tidak tahu tentang ruh. Hanya Alloh yang maha mengetahuinya.
واختلف في حقيقة الروح فقال أكثر أهل السنة والجماعة الأولى أن نمسك المقال عنها ونكف عن البحث فيها وأنها مما استأثر الله بعلمه ولم يطلع عليه أحدا من خلقه واليه أشار ابن رسلان في زبده بقوله والروح ما أخبر عنها المجتبى # فنمسك المقال عنها أدبا أي أن حقيقة الروح وهي النفس لم يخبر عنها المصطفى مع انه سئل عنها لعدم نرول الأمر ببيانها قال تعالى ويسألونك عن الروح قل الروح من أمر ربي فنمسك أدبا مع المصطفى صلى الله عليه وسلم (إعانة الطالبين جزء ٢ صحيفة ١٠٧)
Ulama memperdebatkan dalam hakekat ruh.. Kemudian kebanyakan Ahli Sunnah Wal Jamaa’ah berkata : “Lebih baik kita menahan pembicaraan kita tentang Ruh dan kita mencegah (jangan) membahas dalam masalah Ruh. Sesungguhnya hanya Alloh semata yang mengetahuinya dan Alloh tidak memberikan pengetahuan tentang ruh kepada satu makhlukpun!”.
Karenanya, Ibnu Ruslan memberi isyarat dalam nadhom Zubad-nya dengan ucapannya : “Ruh, adalah sesuatu yang tidak dikabarkan kepada Al-Mujtaba (Nabi). Karena ta’dduban kepada Nabi, maka cegahlah diri kita dari membicarakannya”. Maksudnya adalah, sesungguhnya hakekat Ruh itu Nabi sendiri juga tidak dikasih tahu padahal Beliau ditanya tentang Ruh. karena tidak ada nuzul yang menerangkannya. Alloh Taala berfirman “Mereka bertanya kepadamu tentang Ruh. Katakan! Ruh adalah perkara Tuhanku”. Maka oleh sebab itu cegahlah diri kita membicarakan Ruh guna ta’adduban kepada Nabi. (I’anah Tholibin Juz 2 Hal. 106). [Sunde Pati, Kakang Prabu].
LINK ASAL :
www.fb.com/groups/piss.ktb/544437008912445/