2447. HUKUM LI’AN SUAMI TERHADAP ISTRI

PERTANYAAN :
Asalamu’alaikum, mau nanya apa yang dimaksud dengan hukum Li’an, mohon penjelasannya terimakasih. [S Robiatul Adawiyyah].
JAWABAN :
Li’an secara bahasa berarti jauh. Sedangkan menurut istilah adalah ungkapan-ungkapan khusus yang dijadikan sebagai hujah bagi orang yang terpaksa melontarkan sumpah kepada istrinya. Disebut li’an karena bila ternyata ia berbohong, maka akan mendapat la’nat dari Allah. Menurut keterangan Kalimat-kalimat khusus ini jumlahnya ada 5 .
و هو لغة مصدر ماخوذ من اللعن اى البعد و شرعا كلمات مخصوصة جعلت حجة للمضطر الى قذف من لطخ فراشه و الحق العار به
وقوله كلمات مخصوصة اى التى هى الكلمات الخمس المعلومة مما سياتى. و سميت هذه الكلمات لعانا لقول الرجل فيهل و عليه لعنة الله ان كان من المكاذبين
البيجورى ٣٠٤ مكتبة دار الكتب العلمية
فصل) و اذا رمى الرجل زوجته بالزنا فعليه حد القذف الا ان يقيم البينة او يلاعن فيقول عند الحكم فى الجامع على المنبر فى جماعة من الناس
Apabila suami menuduh istrinya berbuat zina maka sang suami terkena had menuduh zina, kecuali dia mengajukan saksi atau bersumpah li’an. Suami harus mengucapkan sumpah itu didepan hakim, di atas mimbar masjid yang dihadiri oleh orang banyak.
اشهد بالله اننى لمن الصادقين فيما رميت به زوجتى فلانة من الزنا و ان هذا الولد من الزنا و ليس منى اربع مرات
Suami berucap : Aku bersaksi demi Allah, sesungguhnya aku termasuk golongan orang orang yang benar atas apa yang aku tuduhkan kepada istriku yang bernama ‘FULANAH’ bahwa dia telah berzina dan anak ini adalah anak hasil dari zina bukan anakku.
Kalimat ini diucapkan 4 kali
و يقول فى المرة الخامسة بعد ان يعظه الحاكم و علي لعنة الله ان كنت من الكاذبين
Kemudian sang suami mengucapkannya untuk yang ke-5 setelah mendapat petuah dari hakim : “semoga aku mendapatkan laknat dari Allah apabila aku berbohong “. (Taqrib halaman 49).
Seorang lelaki tidak boleh menikah kembali kepada istrinya yang pernah li’an yaitu dengan sumpah pada kedua-duanya, serta keduanya menjadi haram selamanya (ta’bid), dan anak yang dilahirkan dari jima’ yang dituduh hasil zina dinasabkan pada ibunya (istri), tidak pada ayahnya (suami). [Abdur Rahman Assyafi’i].
LINK ASAL :

www.fb.com/groups/piss.ktb/596218410400971/

Pos terkait