Assalamu’alaykum wr wb, butuh jawaban dan solusi, seseorang yang digigit anjing dan tidak mensucikan sebagaimana mestinya sampai lukanya kering / sembuh. Apa najis mughallazhah nya masih tetap ? bagaimana cara mensucikan ? bagaimana shalatnya ? mohon ta’bir. syukron. [Kamilulhimam WalAmal Vilmillahwaddien].
JAWABAN :
Wa’alaikum salam wr.wb. Ya, najis mugholadhohnya masih tetap selama belum disucikan sebagaimana mestinya. Cara mensucikannya cukup disucikan 7 kali bagian luarnya saja, tidak harus dibedah lagi. Masalah shalatnya yang ia lakukan selama belum disucikan itu tidak sah sehingga wajib diqodlo’.
Jika mulut sesorang terdapat najis maka jangan menelan makanan atau minuman sebelum membasuhnya / mensucikannya agar perkara yang dimakan tidak menjadi najis, selama belum di basuh / disucikan maka ia tidak akan suci sebelum disucikan dahulu dari najis yang terdapat dari anjing atau babi.
Seseorang memakan daging anjing maka mulutnya wajib dibasuh 7 kali yang salah satunya dicampur debu, dan cukup sekali basuhan pada dubur dan qubul saat buang air.
Kalo saya lebih condong ke ibarat yang ini mas
dengan mengqiyaskan… kalau mengqiaskan pada makan daging nya anjing.. yang mana wajibnya cuma mebasuh 7 x pada mulut tidak usah mencuci ke dalam perut… maka cukup luarnya aja yang dicuci 7 x..
Dalam menyucikan gigitan cukup dibasuh zhohiry saja :
Dan juga ada pendapat yang mencukupkan dengan air saja / tanpa debu :
Menurut Qiil dalam menyucikan najis mughollazhoh selain jilatannya anjing cukup dibasuh satu kali sebagaimana najis biasa. Link :
https://www.library.com/الكتب/842_المجموع-محيى-الدين-النووي-ج-٢/الصفحة_586
Bila ia menunggu sampai luka kering dan menutup apa juga sama ? Trus apakah sholat nya yang sebelum disucikan 7 x itu sah ? Sah sholatnya
Menurut qaul yang mu’tamad, tempat gigitan anjing wajib dibasuh sebagaimana mestinya. Namun ada juga pendapat yang menghukumi ma’fu, dan bahkan suci. Jadi hemat saya jika lukanya sudah kering maka tak usah digores lagi untuk kemudian dibasuh, itu malah mudharot.
Memang benar ibaroh di atas khusus digigit anjing pemburu, tapi bisa untuk menjawab permasalahan di atas, atas dasar kesamaan unsur dalam dua masalah.
Ada di dalam Tazkirunnas Fi Kalami Shohibil Anfas Bab Mubtilatil Wudhu’ : Suatu saat Muftis Syafi’iyyah sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan sudah beranjak menuju masjidil haram untuk shalat berjamaah. Disaat itu masjid telah berkummpul ribuan jama’ah yang akan bersiap shalat berjama’ah. Tiba-tiba di tengah jalan kaki beliau di cakaranjing . Maka sedih dan shok beliau . beliau berpikir :” Jika aku kembali ke rumah dan membasuh 7 kali kakiku maka aku akan kehilangan saat agung berjamaah dengan ribuan kaum muslimin di masjdil haram ini . Lalu bagaimana ?” ahirnya beliau putuskan kali itu untuk bertaqlid kepada mazhab Malikiyyah yang mengatakan anjing adalah suci… sehingga dengan tiada bertaassub mazhab ini beliau tetap tidak kehilangan fadhilah ibadah agungnya dan tidak pula kehilangan muka sebagai mufti mazhab syafi’iyyahnya. Wallohu a’lam. [Nabilah Az-Zahrah, Ulilalbab Hafas, Ghufron Bkl, Brojol Gemblung, Muhajir Madad Salim ].
LINK ASAL :