Assalamu’alaikum, urgen, mendesak! Mohon dalil yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw hadir ketika pembacaan shalawat Nabi ? [Ni’mah Maghfiroh Buble Gumb].
JAWABAN :
Dalam sebuah hadits disebutkan :
Dari ‘Abdullah ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang bertugas menjelajah di muka bumi untuk menyampaikan salam yang diucapkan oleh umatku”. [Diriwayatkan oleh Ahmad 1/441, An-Nasa’i 3/43, Abu Ya’la no. 5213, dan yang lainnya; shahih].
“Aus bin Aus r.a. berkata:Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya sebaik-baik hariadalah hari Jum’at, makaperbanyaklah shalawat pada hariitu, karena bacaan shalawatmu itu dihidangkan kepadaku.Shahabat r.a. bertanya : Bagaimanakah dihidangkan shalawat kami sedangkan engkau telah menjadi tanah bubuk ? Bersabda Nabi Saw : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas bumi memakan jasad para Nabi”. (HR.Abu Dawud).
“Abu Hurairah r.a. berkata:Rasulullah Saw bersabda: Jangankau jadikan kuburku sebagai tempat perayaan, dan bacakan shalawat untukku, maka bacaan shalawatmu itu akan sampai kepadaku di mana saja kamuberada”. (HR. Abu Dawud).
“Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata:Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya bagi Allah adaMalaikat-Malaikat yang berkeliaran, merekamenyampaikan salam daiumatku. Dan sabdanya Saw:Hidupku itu suatu kebaikan bagimu, kamu sekalian berbicaradan kami berbicara kepadamu.Dan wafatku itu suatu kebaikanbagimu, dihidangkan padaku amal-amalmu, maka jika aku melihat suatu kebaikan (padaamalmu) aku bertahmid kepada Allah, dan jika aku melihat suatu keburukan (pada amalmu) maka aku beristighfar (memohonkan ampun) untukmu.
Berarti yang datang pas shalawatan itu malaikat yang berkeliaran itu ? Kita juga belum tahu pasti, tapi kalau saya tidak salah mencermati informasi dari Sunan Turmudzi zdahir hadits memang demikian, tapi ada juga yang mentakwil bahwa yang dimaksud adalah malaikat mencatatnya.
Mungkin hadits di bawah ini bisa kita ambil mafhumnya :
Dari Abi Hurairah ra. bekata : Rasulullah saw. bersabda : “Barangsiapa bershalawat atas-Ku didekat kuburan-Ku, maka Aku mendengarnya. Dan barangsiapa bershalawat (atas-Ku) sementara dia jauh dari-Ku, maka ia disampaikan pada-Ku”.
Dan makna dari sabda Nabi “Naa`iyân” ialah Jauh dari-Ku. Dan kata “Bullighathu” (disampaikan) dg shighat majhul yang ditasydid ‘ain fi’ilnya, maksudnya ialah Malaikat menyampaikan salam dan shalawatnya terhadap-Ku. (Sunan Abi Daud Kitab Manasik, hal. 24).
Saya memang pernah membaca sebuah qishshah (cerita) bahwa Nabi hadir di tengah-tengah pembacaan shalawat Nabi, tapi sayang saya lupa kitabnya.
Imam suyuthi berkata: benar-benar bisa ditarik kesimpulan dari hadits-hadits yang sudah terkumpulkan, bahwa Nabi Muhammad Saw adalah HIDUP dengan JASAD dan RUHnya,, dan beliau bertashorruf/berbuat apapun yang Beliau inginkan di seluruh penjuru bumi dan langit,, dan haibah, kewibawaan, keadaan Beliau masih sama persis seperti sebelum wafat,, dan Beliau tidak terlihat oleh mata sama seperti para malaikat,, akan tetapi sebagian dari hamba2 Allah yabg diberi kemuliaan dan ke khususan akan dibukakan hijab/penutupnya oleh Allah ta’ala sehingga bisa melihat Nabi Muhammad Saw secara terjaga/langsung.
Berikut yang ditulis oleh Sayyid Ahmad al Barzanji sebagaimana dalam risalah-risalah yang ditulis setelah kitab An Ni’matul Kubra ‘alal ‘Aalam Fi Maulidi Sayyidi Waladi Aadam halaman 64-65:
Link download :
http://www.hakikatkitabevi.com/arabic/44-nimatalkubra.pdf
Berdiri tatkalanya di tutur maulid nabi saw dalam pembacaan kisahnya berkata tuan abu su’ud sesungguhnya berdiri dalam pembacaan maulid itu sudah masyhur adanya dan sudah menjadi kebiasaan maka adapun tidak berdiri tatkalanya di bacakan maulid nabi itu menyebabkan tidak menaruh perhatiannya dan meremehkan nabi saw maka demikian ini menyebabkan dirinya kufur dan bertentangan dg adanya menghormati nabi apabila seseorang tidak berdiri tatkalanya di bacakan maulid dan tidak adanya unsur meremehkan maka orang tersebut berdosa/ma’siyat. [ anwarul buruq fi anwaril furuq juz 4 hal 278 madzhab muallif malikiyah ].
Kayaknya masalah ini ada perbedaan pendapat :
– Cek kitab al ihtifal bi dzikro maulid karya sayyid muhammad almaliki
– Cek kitab alfawaidul mukhtaroh karya habib ali bin hasan baharun hal. 222
– Cek kitab tadzkirun nas halaman 182
Tentang kehadiran arwah rasul ketika kita bersholawat ada hanya pada cerita2. Jadi tidak bisa di jadikan dalil.Hadits saja bisa di palsukan apalagi hanya cerita-cerita. Tapi saya tidak menafikan cerita2 tsb. Tapi juga tidak meyakini secara haq, karena cerita tidak bisa dijadikan dalil.. Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad..
Maulid Nabi dan al-maghfurlah KH. Hasani Nawawi. Diceritakan oleh seorang kyai, bahwa suatu ketika KH. Hasani Nawawi menghadiri undangan peringatan maulid Nabi yang juga dihadiri oleh Habaib Pasuruan.Ketika tiba pada acara qiyam, KH. Hasani menjadi satu-satunya orang yang tidak berdiri, melainkan tetap duduk. Setelah selesai acara, seorang habib menegur beliau, karena tidak ikut berdiri. Lalu KH. Hasani menjawab :
“Bagaimana saya mau berdiri, sedangkan Kanjeng Nabi sedang duduk di hadapanku”. Mungkin karena itulah beliau wafat tepat sehari setelah memperingati Maulid Nabi SAw. Allahumma shalli ‘ala Muhammad.
Al Habib Al Arif Billah Ali bin Abdurrahman Al Masyhur yang tinggal di Tarim menyebutkan dalam manaqib ayah beliau Al Habib Abdurrahman Al Masyhur bahwa sang ayah berkata :
Suatu kali aku pernah menemani Al Habib Al Wali Al Arif Billah Ahmad Al Masyhur pada suatu undangan di rumah seseorang dari keluarga Ar Ruwayki di Tarim. Ketika itu Al Habib Muhammad bin Ali Assegaf termasuk orang yang diundang oleh seorang Syekh dari keluarga Bafadol. Saat Hb Muhammad sampai ke rumah Syekh Ar Ruwayki, beliau mendapati para undangan sedang membaca maulid Nabi. Saat itu berdekatan dengan mahallul qiyam. Ketika Hb Ahmad Al Masyhur melihat kedatangan beliau, maka Hb Ahmad berdiri dengan tergesa-gesa dari tempatnya untuk menyambutnya di pintu rumah. Hb Ahmad pun menggandeng tangan kiri beliau. Hb Muhammad tercengang dengan sambutan Hb Ahmad. Namun beliau tetap diam dan penuh adab. Beliau lalu didudukkan di samping Hb Ahmad.
Padahal Hb Ahmad adalah orang yang sangat berwibawa dan tak pernah berdiri menyambut seorang pun. Seusai pembacaan maulid dan acara santap malam, para hadirin pulang ke rumah masing-masing. Hb Abdurrahman bercerita, “Yang tinggal hanya aku, Hb Muhammad bin Ali, Hb Ahmad Al Masyhur, dan tuan rumah.” Kemudian Hb Muhammad berbicara dengan penuh sopan santun karena melihat bahwa dirinya bukanlah seseorang yang pantas untuk disambut oleh Hb Ahmad yang ketika itu adalah Wali Qutub. “Ya Habib, aku minta maaf. Kenapa kau harus bangun dan menyambut kedatanganku di pintu depan?” Hb Ahmad pun menjawab, “Demi Allah, tidaklah aku berdiri kecuali aku melihat Rasulullah masuk bersamamu dan menggandeng tangan kananmu”. (Dinukil dari kitab Masyrobil Hani karya Hb Ahmad bin Abdurrahman Assegaf). Sumber :
http://blog.its.ac.id/syafii/2010/11/08/habib-ahmad-al-masyhur-mengatakan-bahwa-rasulullah-saw-hadir-di-setiap-mahallul-qiyam-dalam-pembacaan-maulid-kecuali-jika-di-rumah-tersebut-ada-rokok-atau-bau-rokok/
Marhaan ya Rasulallah.. HABIB MUNZIR : TENTANG MAHALLUL QIYAM, Mengenai berdiri saat maulid ini merupakan Qiyas dari kerinduan pada Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas menyambut kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, maksudnya bukan Nabi datang, tapi menyambut kedatangan risalah beliau, semua hukum syariah, Alqur’an, shalat, puasa zakat dlsb yang itu semua dilimpahkan pada kita dengan kedatangan Nabi saw kepada ummat ini, maka para Ulama dan muhaddits mengambil cara berdiri, demi menambah semangat muslimin semata, karena gerakan tubuh itu selaras dg Jiwa, misalnya gerakan telunjuk menunjuk ke kiblat saat tahiyyat dalam syahadat, apa maksudnya?, apakah menunjuk Allah?, dan juga menghadap kiblat, apakah maksudnya Allah ada di ka’bah?, berarti kita menafikan Allah ada di penjuru lainnya, tentunya tidak, demikian pula berdiri dalam maulid itu, hanya menambah semangat saja.
Mengenai kehadiran Ruh Nabi saw padanya hal itu merupakan hal gaib yang tak bisa dibahas dalam syariah, hal itu relatif, tidak mustahil, bila syaitan kita percaya bisa hadir dimana mana, mengapa pula nabi saw tak bisa hadir dimana mana?, jika manusia bisa melihat ke segala penjuru dunia, nama anda bisa ada diseluruh dunia dalam sekejap, anda masuk ke internet dan menulis nama anda di suatu situs, maka nama anda sudah ada diseluruh dunia, bukankah demikian?, lalu anda tampilkan foto anda pula, maka seluruh dunia bisa melihat foto anda di situs itu, lalu anda tampilkan suara anda dan film anda sedang berdoa mendoakan semua orang, maka seluruh dunia dapat melihatnya, anda dapat mengirim uang dalam sekejap hanya lewat hp, anda dapat komunikasi dari hp dengan teman anda ditempat yang jauh, dapat melihat wajahnya, senyumnya, dan semua yang dilakukannya walau ia ditempat yang jauh.., bila anda dokter, lalu saya sakit, saya bisa komunikasi dg anda lewat hp 3G, saya tunjukkan luka di tangan saya (misalnya), lalu saya minta obatnya pada anda, anda mengatakan obatnya adalah ini dan itu, botolnya seperti ini, warnanya begini, nanti oleskan begini dan begitu, saya melihatnya dg jelas, bukankah berarti saya telah bertemu anda?, tentunya tidak, namun sama saja dengan saya telah bertemu anda. inilah ciptaan manusia. Mustahil kah Allah memperbuatnya pada Nabi Nya..?
Sebuah kisah yang terjadi pada masa Sultan Salahuddin berkuasa, dimana setelah Beliau mengumumkan danmemerintahkan agar seluruh kaummuslimin sedunia mengadakanHaflah/perayaan maulid NabiMuhammad saw. di negaranya masing-masing pada tahun 580 H, ada seorang saudagar kaya raya yang tinggal sebuahpemukiman penduduk desa/qoryahdisuatu lembah. Saudagar ini juga mendengar pengumuman Sang Sultanagar kaum muslimin tiap tanggal 12Rabiul awal mengadakan acara maulidnabi dengan membaca shalawat nabidan sejarahnya. Maka saudagar inisebelum tanggal 12 Rabiul awal pergike pasar sendiri dan belanja makanandalam rangka menjamu tamu saatdiadakan peringatan maulid nabidirumahnya dengan mengundang tetangga kanan kirinya.
Tiap tahun dialakukan seperti itu, saat ditanya pegawainya, kenapa harus kepasarsendiri, kenapa tidak menyuruh pegawainya saja untuk pergi ke pasar belanja, Saudar itu menjawab, saya pergi belanja kepasar sendiri, itu saya lakukan demi cinta saya pada nabi Muhammad saw.P ada suatu saat dia diuji oleh Allah,dagangannya bangkrut , hartanya habis, bahkan untuk makan saja susah.Dan menjelang tanggal 12 Rabiul awal sebagaimana biasanya dia mengadaka nperingatan maulid Nabi dirumahnya, tahun itu dia tidak bisa lagi. Suatu haridia kelihatan bersedih dan murung di kamar, rupanya ada hal besar yangdia sedang pikirkan. Melihat wajahyang sedih itu, istrinya menghampirinya dan menenangkan jiwanya sambil berkata : “KenapaKak anda kelihatan murung dan initidak biasanya Kakanda bersedih seperti ini, ada apa gerangan yang menjadikan Kakanda bersedih, apakah Kakanda memikirkan harta kita yanghabis ini?”Saudaagar itu menjawab: “Wahai Adinda istriku tercinta, saya bersedih bukan karena memikirkan harta kita yang habis, juga bukan karena tiap harikita kekurangan makanan, tetapi sayabersedih karena saya tahun ini tidakbisa mengadakan peringatan maulid nabi di rumah kita, saya bersedih karena tidak bisa mengundang tetangga kanan kiri untuk membacakan shalawat dan sejarah nabi Muhammad saw”.
Istrinya yang shalehah itu berkata :“Wahai suamiku, bagaimana pendapat kakanda kalau saya gadaikan diri sayauntuk bekerja serabutan atau sebagai pembantu di rumah orang kayadikampung kita ini, dengan begitu sayaakan dapat uang dan uang itu bisakakanda gunakan untuk mengadakan acara maulid nabi dirumah kita”. Suaminya menolak dan berkata :“Jangan, aku tidak rela kalau engkauyang bekerja, akan tetapi jika anak-anak kita yang bekerja saya setuju”.Tiba-tiba anak-anaknya pada datang dan menawarkan diri. Rupanya anak-anaknya sejak tadi menguping pembicaraan kedua orang tuanya ini.Maka berangkatlah keluarga ini kerumah orang kaya yang ada dikampung itu dan menawarkan salah satuanaknya untuk bekerja selama satutahun dengan syarat uang gajinyadiberikan didepan. Orang kaya itusetuju dan meminta anaknya yangpaling besar uantuk bekerjad i rumahnya selama satu tahun dengangaji 10 Dinar. Selanjutnya uang itu dibawah ke pasar dan belanja makanan, buah-buahan, gandum danlain-lain. Setelah dirumah bahanmakanan itu dimasak dan pada tanggal12 Rabiul Awal, dia mengundang tetangga kanan kiri agar hadir di rumahnya untuk membacakan shalawat nabi bersama-samasebagaimana tahun-tahunsebelumnyua. Rupanya tetangganya itutidak ada yang mau datang, ada yang alasan giginya sakit, ada yang beralasanada keperluan lain, intinya tidak ada orang yang mau datang sejak dia jatuhmiskin ini. Maka bertambah sedihlah hati si saudagar yang dulunya kaya ini.Dia pergi ke kampung sebelah jugatidak ada yang mau. Tapi pada saat dia berada ditengah jalan diluar kampung,dia bertemu dengan sekelompokorang bersurban putih-putih dan diantaranya ada salah seorang bersurban hijau.
Saudagar ini langsung menawari agar mereka sudi mampir ke rumahnya untuk membacakan shalawat bersama-sama. Sekelompokmusafir ini bersedia, bahkan sambil berjalan menuju rumahnya saudagaritu mereka bershalawat pada nabisaw.Sesampainya di rumah, saudagar ini mengeluarkan hidangan untuk disuguhkan. Setelah dipersilahkanuntuk mencicipinya, para musafirhanya membuka tutupnya saja tapit idak ada satupun yang memakannya,lalu ditutup kembali. Setelah beberapasaat para musafir ini minta ijin untukpergi melanjutkan perjalanannya dantinggal seorang. Betapa kagetnyasaudagar ini saat melihat para musafiritu berjalan beberapa langkah tiba-tiba hilang. Maka salah seorang musafiryang tinggal berkata: “Saudagar!Ketahuilah kenapa mereka tidak maumakan hidanganmu? Karena kami iniadalah malaikat yang mendapatperintah Allah untuk menemuimu,sedangkan ada diantara kami yangberpakaian hijau itu adalah Rasulullah Saw”.
Setelah berkata begitu malaikat itujuga mohon diri dan tiba-tiba hilangdari pandangan mata.Hati keluarga ini benar-benar tegangmelihat kejadian ini dan betapaterkejutnya lagi setelah saudagar inimembuka tutup hidangan yangdisiapkan untuk tamu tadi, karenabuah-buahan, kue-kue dan makananyang lain berubah menjadi emas murni yang mahal harganya. Semua orang di keluarga ini menangis dansujud syukur atas pemberian Allah ini.Maka menyebarlah berita inikeseantero negeri, bahkan SultanSalahuddin sendiri sempat meninjauke rumahnya dan memerintahkansebagian pasukannya untuk ikutmenjaga harta saudagar ini.Selanjutnya dijualah sebagian kecildari emasnya itu dan uangnya dipergunakan untuk menebus anaknyayang digadaikan dengan mempekerjakan selama satu tahuntadi. Rupanya orang kaya yangmempekerjakan anaknya itu tahu akanberita yang dialami saudagar ini, makaanaknya itu dikembalikan begitu sajatanpa minta uang sepeserpun sebagaiganti ruginya.Subahanallah, semoga kisah ini bermanfaat bagi kita semua, yangrindu akan hadirnya Rasulullah saw disisi kita. [ Sumber: Syababun Nabawi ]. Wallaahu A’lam. (Brojol Gemblung, Aslim Tas’ad Sie Pengajian, IlIl Ill LI, Kamilulhimam WalAmal Vilmillahwaddien, Mbah Sabar, Mbah Ceméng, Bogie Kamalev Razaq II, Sunde Pati, Muhammad Al-Muthohhar, Abdullah Afif).
LINK ASAL :