2785. HUKUM AIR BAK MANDI YANG ADA IKANNYA

Pertanyaan: 

Assalamu alaikum Wr. Wb.

mau tanya : biar menghindari adanya jentik-jentik nyamuk, maka bak mandi saya beri ikan. Ikan pasti mengeluarkan kotoran, lha bagaimana hukum air di bak mandi tadi yang ada kotoran ikannya jika dibuat mandi, kumur, dsb ? apakah tidak najis ?? Trims. [Satu Tiga].

Bacaan Lainnya

Jawaban atas pertanyaan 

Wa’alaikum salam Wr. Wb

Kalau air yang sudah dua qollah terkena najis, kalau sampaii berubah warna rasa dan bau, maka air itu menjadi mutanajis, tapi kalau tidak berubah air yang dua qollah terebut sekalipun terkena sesuatu yang najis, maka tetap suci menyucikan, satu lagi kalau air yang kurang dari dua qollah terkena sesuatu yang najis, baik berubah ataupun tidak tetap dihukumi mutanajis, tak bisa dipakai bersuci.

Para ulama madzhab syafi’i berbeda pendapat dalam menghukumi kotoran ikan;

  • Pendapat pertama :

Menghukumi najis kotoran ikan,seperti yang dikemukakan oleh Syeh Abu Hamid,.Al Qodhi Abit Thoyyib menambahkan jika kotoran ikan dihukumi suci maka jika ikan tersebut digoreng tanpa dikeluarkan kotorannya minyak goreng tersebut dihukumi mutanajjis. Pendapat yang menghukumi najisnya kotoran ikan adalah pendapat yang ashoh menurut Syeh Al Buroihami. Menurut Imam Nawawi ini adalah pendapat yang diakui dalam madzhab. Ulama Iraq dan sebagian golongan ulama’ Khurosan juga mengikuti pendapat ini, sedangan sebagian ulama’ khurosan meriwayatkan satu pendapat yang lemah bahwa kotoran ikan hukumnya suci.

  • Sedangkan menurut pendapat yang kedua :

Kotoran ikan dihukumi suci, salah satu alasan yang dikemukakan oleh pendukung pendapat ini adalah bahwa jika bangkainya dihukumi suci, maka kotorannya pun tentu dihukumi suci, karena dalam bangkai pun tentu ada kotorannya. Imam Ibnu Hajar, Imam Ziyad dan Imam Ar Romli dan ulama’ lainnya juga menyepakati ketetapan hukum bahwa kotoran yang terdapat pada ikan-ikan kecil dihukumi suci dan boleh dimakan, karena itu benda-benda yang terkena kotoran tersebut seperti minyak goreng tidak najis bila terkena kotoran ikan tersebut. Bahkan menurut Imam Ar Romli hukum ini juga berlaku bagi ikan yang besar. Penulis kitab Al Ibanah menilai pendapat yang menghukumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang Ashoh, bahkan Imam Al Rosyidi menganggap bahwa pendapat yang menghukumi najis kotoran ikan adalah pendapat yang lemah, dan mengklaim bahwa pendapat yang menghukumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang mu’tamad.

Menurut mayoritas ulama’ madzhab syafi’i kotoran ikan hukumnya najis. Imam Nawawi menyatakan bahwa ini adalah pendapat yang diakui dalam madzhab Syafi’i. Sedangkan menurut sebagian ulama’ kotoran ikan dihukumi suci, karena itu benda-benda yang terkena kotoran tersebut seperti minyak goreng tidak najis bila terkena kotoran ikan tersebut. Penulis kitab Al Ibanah menilai pendapat yang menghukumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang Ashoh,bahkan Imam Al Rosyidi mengklaim bahwa pendapat yang menghuumi suci kotoran ikan adalah pendapat yang mu’tamad.
Mengacu pada perbedaan pendapat diatas. Apabila mengikuti pendapat yang mengatakan kotoran ikan dihukumi najis, maka hukumnya diperinci sebagai berikut ;

a.Apabila penempatan ikan kedalam kolam atau aquarium tersebut karena ada hajat, seperti agar ikan tersebut memakan kototan-kotoran yang ada didalam kolam atau aquarium tersebut maka hukum kotorannya dima’fu (diampuni) , sehingga air yang berada dalamnya tetap dihukumi suci selama tidak sampai berubah salah satu sifatnya (bau, rasa dan warna) karena kotoran ikan tadi.

b.Apabila penempatannya bukan karena ada hajat, hanya sekedar untuk hiasan. maka hukum kotorannya tidak dima’fu, sehingga air yang ada didalamnya dihukumi najis (mutanajjis) apabila airnya hanya sedkit (kurang dari 2 kulah). Sedangkan apabila airnya banyak (2 kulah atau lebih) maka airnya dihukumi najis apabila sampai berubah salah satu sifatnya (warna, bau dan rasa) karena kemasukan kotoran ikan tersebut, dan tidak dihukumi najis apabila sifat-sifatnya air tidak sampai berubah.

Sedangkan apabila kita mengikuti pendapat ulama’ yang menghukumi suci kotoran ikan, tentu saja kotoran tersebut tidak dipermasalahkan, meskipun sifat airnya sampai berubah. Wallohu a’lam. [Ra Shofiyullohfasisa Elmahsusi, Dalail ANA].

Referensi : 1. Al Wasith, Juz : 1, Hal : 154, 2. Al Bayan, Juz : 4 hal : 525, 3. Al Majmu’, Juz : 2 Hal : 550, 4. Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 15, 5. Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 15, 6. Fathul Jawad, Hal : 44, 7. Hasyiyah al Rosyidi Al Fathil jawad, hal : 44

– Al Wasith, Juz : 1, Hal : 154 :

الثاني روث السمك والجراد وما ليس له نفس سائلة ففيه وجهان أحدهما نجس طردا للقياس والثاني أنه طاهر لأنه إذا حكم بطهارة ميتتهما فكأنهما فى معنى النبات وهذه رطوبات فى باطنها

– Al Bayan, Juz : 4 hal : 525 :

وأما صاحب ” الإبانة “: فقال: في روث السمك وجهان، كدمه، أصحهما: أنه ليس بنجس. فعلى هذا: يحل أكله قبل أن يخرج

– Al Majmu’, Juz : 2 Hal : 550 :

قال المصنف رحمه الله : وأما سرجين البهائم وذرق الطيور فهو كالغائط في النجاسة لما روى ابن مسعود رضي الله عنه قال (أتيت النبي صلى الله عليه وسلم بحجرين وروثة فأخذ الحجرين وألقى الروثة وقال إنها ركس) فعلل نجاسته بأنه ركس والركس الرجيع وهذا رجيع فكان نجسا ولأنها خارج من الدبر أحالته الطبيعة فكان نجسا كالغائطالشرح : حديث ابن مسعود رواه البخاري بلفظه وقد سبق أن مذهبنا أن جميع الارواث والدرق والبول نجسة من كل الحيوان سواء المأكول وغيره والطير وكذا روث السمك والجراد وما ليس له نفس سائلة كالذباب فروثها وبولها نجسان على المذهب وبه قطع العراقيون وجماعات من الخراسانيين وحكى الخراسانيون وجها ضعيفا في طهارة روث السمك والجراد وما لا نفس له سائل

– Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 32 :

فائدة : نقل عن البريهمي أنه قال فى الأصح أن ذرق السمك والجراد وما يخرج من فيها نجس وفى الإبانة أنه طاهر

– Hasyiyah al Rosyidi Ala Fathul jawad, Hal : 44 :

قوله فقال هو طاهر : معتمد, وقوله تنجس ضعيف

– Asnal Matholib, Juz : 1 Hal : 13 :

ويعفى عن روث سمك) فلا ينجس الماء لتعذر الاحتراز عنه (ما لم يغيره) فإن غيره نجسه

– Hasyiyah Al-Bujairomi Alal-Khotib, Juz : 1 Hal : 94 :

ويعفى أيضا عن روث سمك لم يغير الماء

حاشية البجيرميقوله: (عن روث سمك) أي صغير إذا سقط بنفسه أو وضعه فيه لا عبثا

– Hasyiyah Asy-Syarwani Ala Tuhfatul Muhtaj, Juz : 1 Hal : 98 :

قوله وروث إلخ) عبارة النهاية وعن روث نحو سمك لم يضعه في الماء عبثا وألحق الأذرعي به ما نشؤه من الماء الزركشي ما لو نزل طائر، وإن لم يكن من طيور الماء وذرق فيه أو شرب منه وعلى فمه نجاسة ولم تتخلل عنه اهـ قال ع ش قوله عبثا ومن العبث ما لو وضع فيه لمجرد التفرج عليه فيما يظهر، وليس منه ما يقع كثيرا من وضع السمك في الآبار ونحوها لا كل ما يحصل فيها من العلق ونحوه حفظا لمائها عن الاستقذار، وقوله م ر لم تتحلل عنه مفهومه أنها إذا تحللت ضر، وقياس ما تقدم فيما تلقيه الفئران وفيما لو وقعت بعرة في اللبن العفو للمشقة اهـ

Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.

Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait