PERTANYAAN :
Assalamu’alaikum, Bagaimana hukumnya mempercayai misalnya ada burung ndandang ngelak lewat atau bunyi, berarti tanda ada orang mau meninggal ? ‘afwan. [Asyifa Aj].
JAWABAN :
Tergantung sejauh mana TIYAAROH (firasat bahawa kemalangan akan berlaku; seperti melihat ular melintas, upacara setelah menabrak kucing, percaya hari baik dan buruk, dll.) yang ada dalam dirinya, uraiannya ada 4 macam bagian, dan masalah ini alhamdulillah telah dibahas berulangkali di Grup PISS ini dan telah didokumentasikan, berikut uraiannya :
Kalau meyakini kejadian baik dan buruk akibat pengaruh dari tiyaarohnya ( tersebut bisa menjadi kufur, tapi kalau hanya terkait secara ‘ady (kejadian umum) serta dimungkinkan kedua hal tersebut tidak menimbulkan keterkaitan sama sekali maka Boleh
(مسألة) إذا سأل رجل اخر هل ليلة كذا او يوم كذا يصلح للعقد او النقلة فلا يحتاج إلي جواب لان الشارع نهي عن اعتقاد ذلك وزجر عنه زجرا بليغا فلا عبرة بمن يفعله. وذكر ابن الفركاح عن الشافعي انه ان كان المنجم يقول ويعتقد انه لايؤثر الا الله ولكن أجري الله العادة بأنه يقع كذا عند كذا . والمؤثر هو الله عز وجل. فهذه عندي لابأس فيه وحيث جاء الذم يحمل علي من يعتقد تأثير النجوم وغيرها من المخلوقات . وافتي الزملكاني بالتحريم مطلقا. اهـ
“Apabila seseorang bertanya pada orang lain, apakah malam ini baik untuk di gunakan akad nikah atau pindah rumah maka pertanyaan seperti tidak perlu dijawab, karena nabi pembawa syariat melarang meyakini hal semacam itu dan mencegahnya dengan pencegahan yang sempurna maka tidak ada pertimbangan lagi bagi orang yang masih suka mengerjakannya, Imam Ibnu Farkah menuturkan dengan menyadur pendapat Imam syafii : Bila ahli nujum tersebut meyakini bahwa yang menjadikan segala sesuatu hanya Allah hanya saja Allah menjadikan sebab akibat dalam setiap kebiasaan maka keyakinan semacam ini tidak apa-apa yang bermasalah dan tercela adalah bila seseorang berkeyakinan bahwa bintang-bintang dan makhluk lain adalah yang mempengaruhi akan terjadinya sesuatu itu sendiri (bukan Allah)”. [ Ghayat al Talkhis al Murad Hal 206 ].
تحفة المريد ص : 58
فمن اعتقد أن الأسباب العادية كالنار والسكين والأكل والشرب تؤثر فى مسبباتها الحرق والقطع والشبع والرى بطبعها وذاتها فهو كافر بالإجماع أو بقوة خلقها الله فيها ففى كفره قولان والأصح أنه ليس بكافر بل فاسق مبتدع ومثل القائلين بذلك المعتزلة القائلون بأن العبد يخلق أفعال نفسه الإختيارية بقدرة خلقها الله فيه فالأصح عدم كفرهم ومن اعتقد المؤثر هو الله لكن جعل بين الأسباب ومسبباتها تلازما عقليا بحيث لا يصح تخلفها فهو جاهل وربما جره ذلك إلى الكفر فإنه قد ينكر معجزات الأنبياء لكونها على خلاف العادة ومن اعتقد أن المؤثر هو الله وجعل بين الأسباب والمسببات تلازما عادي بحيث يصح تخلفها فهو المؤمن الناجى إن شاء الله إهـ
“Barangsiapa berkeyakinan segala sesuatu terkait dan tergantung pada sebab dan akibat seperti api menyebabkan membakar, pisau menyebabkan memotong, makanan menyebabkan kenyang, minuman menyebabkan segar dan lain sebagainya dengan sendirinya (tanpa ikut campur tangan Allah) hukumnya kafir dengan kesepakatan para ulama,
atau berkeyakinan terjadi sebab kekuatan (kelebihan) yang diberikan Allah didalamnya menurut pendapat yang paling shahih tidak sampai kufur tapi fasiq dan ahli bidah seperti pendapat kaum mu’tazilah yang berkeyakinan bahwa seorang hamba adalah pelaku perbuatannya sendiri dengan sifat kemampuan yang diberikan Allah pada dirirnya,
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara rasio maka dihukumi orang bodoh
atau berkeyakinan yang menjadikan hanya Allah hanya saja segala sesuatu terkait sebab akibatnya secara kebiasaan maka dihukumi orang mukmin yang selamat, Insya Allah”. [ Tuhfah alMuriid 58 ].
www.fb.com/groups/piss.ktb/239857816037034/
Tentang tiadanya kesialan burung hantu, Rasululloh shollallohu alaihi wasalam bersabda :
لا عدوى ولا طيرة ولا هامة
”Tidak ada ‘Adwa (penyakit menular), tidak Thiyaroh (merasa sial), tidak ada Haamah (burung hantu)”. HR. Muslim
Keterangan imam nawawi dalam syarah muslim :
قوله صلى الله عليه وسلم : ( ولا هامة ) فيه تأويلان : أحدهما أن العرب تتشاءم بالهامة ، وهي الطائر المعروف من طير الليل وقيل : هي البومة . قالوا : كانت إذا سقطت على دار أحدهم رآها ناعية له نفسه ، أو بعض أهله ، وهذا تفسير مالك بن أنس .
Sabda Rasul shollallohu alaihi wasallam ” tidak ada Haamah ” ini ada dua ta’wilan :
1. sesungguhnya orang arab merasa sial dengan burung hantu, yaitu burung yang dikenal dengan burung malam, mereka (orang-orang arab) berkata : ” jika burung hantu jatuh dirumah salah satu di antara mereka maka mereka berpendapat bahwa itu adalah kabar kematian bagi dirinya atau sebagian keluarganya”. Ini tafsiran malik bin anas.
والثاني أن العرب كانت تعتقد أن عظام الميت ، وقيل : روحه تنقلب هامة تطير ، وهذا تفسير أكثر العلماء ، وهو المشهور . ويجوز أن يكون المراد النوعين ، فإنهما جميعا باطلان ، فبين النبي صلى الله عليه وسلم إبطال ذلك ، وضلالة الجاهلية فيما تعتقده من ذلك .
2. sesungguhnya orang arab mengi’tikadkan bahwa tulang mayat atau ruhnya berubah menjadi burung hantu, ini tafsiran kebanyakan ulama’ dan yang masyhur. Dan boleh juga yang dimaksud adalah kedua hal tsb karena keduanya sama-sama batil, maka nabi shollallohu alaihi wasallam menjelaskan tentang kebatilan tsb dan kesesatan orang-orang jahiliyah tentang keyakinan mereka tentang hal itu. Wallohu a’lam. [Masaji Antoro, Mas Hamzah].
LINK DISKUSI
www.fb.com/groups/piss.ktb/752969184725892