Oleh: Yai Mbah Jenggot
KAJIAN HIKAM 12
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله والصلاة والسلام على إمام المرسلين وعلى آله وصحبه والتابعين
الحكم العطائية لابن عطاء الله السكندري
مَا نَفَعَ الْقَلْبَ شَيْءٌ مِثْلُ عُزْلَةٍ يَدْخُلُ بِهَا مَيْدَانُ فِكْرَةٍ.
Tiada sesuatu pun yang berguna bagi hati sebagaimana uzlah untuk memasuki medan perenungan.
Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati selain mengasingkan diri dari dunia ramai, menuju sebuah kontemplasi, dengan tujuan menghidupkan jiwa dan mensucikan pikiran dari pengaruh-pengaruh yang merusak. Selain itu juga memikirkan semua ciptaan Allah di darat, laut dan udara untuk mengetahui keagungan Allah. Dalam uzlah alam pikiran manusia akan menjadi tenang dan luas jangkauannya, wawasan berfikirnya pun bertambah, sedangkan jiwanya menjadi bersih dan tenteram. Dengan uzlah dan memikirkan ciptaan Allah akan memperkuat pikiran sehat, menerangi logika dengan sinar Allah, menjauhkan diri dari pikiran maksiat dan perbuatan dosa. Cara uzlah ini sekaligus memelihara iman dan keyakinan kita serta akan membersihkan kita dari dosa-dosa.
القلوب مزارع فازرع فيها الكلمة الطيبة ، فإن لم تتمتع بثمرها تتمتع بخضرها ( لقمان الحكيم )
Hati itu seperti ladang, maka tanamlah kalimat-kalimat (ucapan)yg baik, maka kalau kamu tidak bisa mendapatkan kesenangan dari buahnya maka kamu akan mendapatkan kesenangan dari hijau daunnya
(Lukman Hakim)
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
تفكر ساعة خير من عبادة سنة
Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah satu tahun (HR. Bukhari).
Karena itu Allah SWT. dalam beberapa firmanNya juga mendorong manusia untuk melakukan tafakur.
Misalnya Banyak penggalan ayat yang berbunyi:
أَفَلاَ تَتَفَكَّرُونَ
Maka Apakah kamu tidak merenung? (Al An’am:50).
Juga dalam penggalan ayat yang berbunyi:
لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَُ
Supaya kamu berfikir (tafakkur). (Al-Baqarah: 219).
Dalam firmanNya juga kita bisa mengetahui, bahwa tafakur merupakan diantara ibadah yang melekat pada diri orang-orang yang cerdas di mata Allah SWT.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ . الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (cerdas). (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191).
Hal ini karena dengan berfikir, manusia dapat mengetahui substansi sesuatu, dan semakin menambah makrifat kepada Allah. Akal sehat dan pikiran yang jernih akan membiarkan manusia memilih mana yang maslahat dan mana yang mafsadah, mengetahui bujuk rayu syetan dan rendahnya kehidupan dunia ini. Sedangkan uzlah akan memberi kesempatan bagi si hamba untuk menyibukkan diri dengan kesucian hati, lidah dan perilaku, serta menghindarkan diri dari kesibukan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Uzlah yang mendorong berfikir jernih merupakan salah satu metode yang tepat untuk menuju makrifat kepada Allah.
Imam Ahmad bin Sahl menjelaskan kepada kita dengan berkata, ”Musuhmu ada empat, yaitu:
-pertama, dunia; senjatanya adalah makhluk dan penjaranya adalah uzlah.
-Kedua, syetan; senjatanya adalah kenyang dan penjaranya adalah lapar.
-Ketiga, nafsu; senjatanya adalah tidur dan penjaranya adalah terjaga.
Keempat, hawa; senjatanya adalah berbicara dan penjaranya adalah diam.”
Ketahuilah bahwa uzlah itu harus dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan menjauhkan diri dari keramaian manusia. Tetapi terkadang ada juga yang hanya menggunakan dengan hati saja, sedangkan fisiknya selalu berinteraksi dengan mereka dan hatinya selalu mendekatkan diri kepada Allah.
hal ini sebagaimana dikatakan oleh Rabi’ah Al-Adawiyah:
Sungguh saya telah menjadikan-Mu sebagai pujaan dalam hati
Dan saya mencari-cari orang yang menginginkan kedudukan saya
Fisik saya bersikap lemah lembut terhadap orang yang berinteraksi dengan saya
Sedangkan kekasih hati saya itulah yang bisa menghibur saya
والله أعلم بالصواب
رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
امــــــــــــــــــــــــيـــــــــــــــــــــــــــــن يا رب العالميين
LINK ASAL :