Karya : Al-Habib Abdullah Alwi Al-Haddad
بسم الله الرحمن الرحيم ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم الحمدُ لله الذي يَقِذفُ إذا شاء في قلوب المُريدين لَوْعَة الإرادة، فيُزعِجُهُم إلى سُلوك سَبيل السّعادة، التي هي الإيمانُ والعِبادة، وَمَحْوُ كلّ رَسمٍ وعَادة، و صلَّى الله و سلَّم على سيِّدنا مُحمَّدٍ سَيِّد أهلِ السِّيادة، وعلى آله و صحبهِ السَّادة القَادة،
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada kekuatan dan tiada kuasa, melainkan dengan izin Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Segala puji bagi Allah yang dengan kehendak-Nya, telah memberikan dorongan keinginan di dalam hati para murid. Maka dorongan itupun membimbing menuju ke jalan kebahagiaan yaitu jalannya iman dan ibadah di samping menolak dari segala cita-cita untuk sombong diri, dari mencari pangkat dan kedudukan.Shalawat dan Salam atas junjungan kita Nabi Muhammad penghulu dari sekalian manusia-manusia yang memiliki keturunan tinggi. Juga pada keluarganya, para sahabatnya yang diakui sebagai pemimpin dan ahli martabat.
أمّا بعدُ: فَقد قال الله تعالى وهُو أصدقُ القائلين: ( مَنْ كَانَ يُرِيدُ العَاجِلَة عَجَّلْنا لَهُ فِيها ما نَشاءُ لِمَنْ نُريدُ ثُمَّ جَعَلْنا لَهُ جَهنَّمَ يَصْلاها مَذمُوماً مَدْحوراً وَمَنْ أرادَ الآخِرَةَ وَسَعى لَها سَعيَها وَهُوَ مُؤمنٌ فَأولئكَ كانَ سَعْيُهُم مَشْكوراً).
والعاجِلة هي الدنيا، فإذا كانَ المُريدُ لها فضلاً عن السّاعي لِطلبها مَصيرُهُ إلى النار مَعَ الَّلوم و الصّغار، فما أجدَرَ العاقِلَ بالإعراضِ عنها، والاِحتراسِ مِنها،
Amma ba’du. Allah Ta’ala teiah berfirman : ” Siapa yang ingin pada kehidupan yang sekarang (Dunia), kami segerakan (memberi) kepadanya. Apa yang Kami kehendaki untuk orang yang Kami sukai, kemudian Kami sediakan baginya neraka jahannam, ia masuk ke dalamnya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan siapa yang ingin hari akherat lalu ditujukan usahanya ke jurusan itu, sedang ia seorang yang beriman maka usahanya akan diberi balasan yang baik.” (QS. Al-lsra’: 18 – 19).
Makna Al Ajilah ditafsirkan dengan Kehidupan Dunia. Jika seorang menuntut dunia semata, dan berambisi mengejarnya dengan sepenuh tenaga dan pikirannya, kebanyakan akan tersungkur ke dalam api neraka serta menjadi hina dina. Maka sangat jelas bagi orang-orang yang beriman dan berpengetahuan akan waspada dan memelihara diri dari padanya.
و الآخرةُ هي الجنة. ولا يَكفي في حُصُولِ الفوزِ بها الإرادَة فقط بَل هي معَ الإيمان والعَملِ الصّالح المُشار إليه بِقوله تعالى: (وَسَعى لَها سَعْيَها وَهُوَ مُؤمِنٌ)، والسَّعي المَشكور هو العملُ المَقبول المُستوجِبُ صاحبُه المدحَ و الثناء و الثّواب العظيم الذي لا ينقَضي ولا يفنى بِفضل الله ورَحمته،
و الخاسِرُ مِن كلِّ وجهٍ مِن المُريدين للدنيا الذي يتحقَّقُ في حقِّه الوعيدُ المَذكور في الآية هو الذّي يُريد الدنيا إرادةً ينسى في جَنبِها الآخرة فلا يُؤمن بها، أو يُؤمن و لا يعملُ لها. فالأوَّل كافرٌ خالدٌ في النار، و الثاني فاسقٌ موسومٌ بِالخَسار.
Adapun Tafsir Al Akhirah bermakna surga. Dan orang-orang yang mengidam-idamkan masuk surga tidak cukup hanya berkhayal atau berangan-angan saja tanpa melaksanakan atau mewujudkan keimanan yang tinggi dan beramal saleh seperti yang telah dijelaskan dalam firmanNya, lalu usahanya ditujukan ke jurusan itu. Adapun usaha yang akan diberi balasan yang baik yaitu amal saleh yang dikabulkan oleh Allah Ta’ala menyebabkan pelakunya memperoleh pujian dan penghargaan dan diiringi oleh balasan pahala yang besar yang tiada berakhir dan terputus dari kemurahan dan rahmat Allah Ta’ala.
Orang-orang yang rugi dari segala segi diantaranya selalu menuntut dan mengejar dunia seakan-akan dibawanya mati, sudah jelas akan mendapat ancaman Allah Ta’ala. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam firman-Nya. Orang-orang yang berambisi pada dunia semata, dan melalaikan berbuat amal shaleh untuk negeri akhirat atau ia percaya hari akhirat namun enggan menyediakan diri-nya untuk beramal shaleh untuk akhirat sama dengan tidak percaya hari akhirat.
Adapun orang yang pertama, yang tidak percaya tentang kehidupan akhirat, maka ia dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya ia orang kafir yang akan menetap di dalam api neraka. Yang kedua -yang mempercayai hari akhirat namun tidak beramal shaleh untukNya, maka ia adalah seorang fasiq yang sudah disetempel sebagai orang yang sangat merugi.
وقال رسُولِ الله صلّى الله عليه وسلّم “إنّما الأعمالُ بِالنِّياتِ وإنِّما لِكُلِّ اِمرِئٍ ما نَوى فَمَن كانَت هِجرَتُهُ إلى الله ورَسُولِه فَهجرتُه إلى الله ورَسولِه وَمَن كانت هِجرَتُه إلى دُنيا يُصيبُها أو امرأةٍ يَنكِحُها فَهجرتَه إلى ما هاجَرَ إليه”.
أَخبَر صلّى الله عليه و سلَّم أنَّه لا عملَ إلا عن نيّة، وأنَّ الإنسان بحسبِ ما نوى يُثاب ويُجزى إن خيراً فخير، وإن شرّاً فشر، فمن حسنت نيّتهُ حسن عمله لا محالة، ومن خَبُثت نِيّته خَبُثَ عمله لا محالة، وإن كان في الصورة طيّباً كالذي يعمل الصّالحات تصنّعاً للمخلوقين.
Sabda Rasulullah shollallohu alaihi wasallam : “Sesungguhnya tiap-tiap amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap manusia itu (balasan) apa yang telah diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia yang diburunya atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya mendapatkan apa yang diniatkan dalam hijrahnya”.
Rasulullah shollallohu alaihi wasallam telah mengajarkan pada kita bahwa tiap-tiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap manusia akan diberi pahala menurut apa yang diniatkan, jika niatnya baik maka baiklah balasan-Nya, demikian pula bila niatnya jelek tiada syah lagi amalnya, juga akan menjadi kelihatan buruk, walaupun lahirnya amal itu baik. Misalnya mengerjakan amal mengharap pujian orang (riya’).
وأخبرَ عليه الصَّلاة والسلام أنّ من عمل لله على وِفقِ المُتابعة لِرسولِ الله صلّى الله عليه وسلّم كان ثوابُه على الله وكان مُنقلبه إِلى رِضوانِ الله وَجنّته، في جِوارِ الله وخيرته، وأنَّ مَن قَصدَ غير الله وعمل لِغيرِ الله كان ثوابُه وجزاؤُه عند من تصنَّعَ له و راءى له مِمَّن لا يملك له ولا لِنفسه ضرّاً ولا نفعاً ولا موتاً ولا حياةً ولا نُشوراً. وخَصَّ الهِجرةَ عليه الصّلاةُ والسَّلام مِن بينِ سَائِرِ الأَعمال تَنبِيهاً على الكُلِّ بِالبعضِ لأنَّ مِن المعلومِ عند أُولي الأَفهام أنَّ الإِخبارَ ليسَ خاصّاً بالهجرَةِ بل هو عامٌّ في جميعِ شرائِعِ الإِسلام.
Dan Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam telah mengabarkan kita, bahwa siapa yang membuat sesuatu amal shaleh semata-mata untuk Allah Ta’ala dan mengikuti jejak Rasulullah shollallohu alaihi wasallam, maka Allah Ta’ala akan menjamin pahalanya dan amal tersebut tertuju hanya Allah semata dan mengharap keridhaan-Nya jelas mendapatkan surga untuk kediaman-Nya. Dan mendapat tempat dekat dengan Nabi dan juga menjadi kesayangannya.
Dan barangsiapa yang beramal shaleh dengan niat selain Allah, maka mintalah balasan atau pahala kepada yang diniatkan (manusia) yang sudah pasti manusia tidak memiliki apa-apa untuk dirinya sendiri, apalagi untuk diberikan pada orang lain. Tiada bermanfaat atau mudharat, mati atau hidup, tiada berkuasa pula di hari kebangkitan kelak.
Dalam hal ini Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam telah mengkhususkan hijrah di antara banyaknya amal, sebagai satu contoh yang boleh dikatakan terhadap semua amal-amal yang lain, sebab itupun sudah jelas dan terang bagi orang-orang yang mengetahui makna hadist tersebut, tidak khusus semata-mata hijrah saja, tetapi maknanya umum berlaku atas semua perkara dalam syari’at Islam.
ثمّ أًقولُ : اِعلَم أَيُّها المُريدُ الطالِبُ، والمتوجه الرَّاغبُ أنَّك حين سأَلتَني أَن أَبْعثَ إِليكَ بِشيءٍ مِنَ الكلامِ المنسوبِ إليَّ لم يَحضُرني منه ما أَراهُ مُناسباً لما أنتَ بِسبيلهِ. وَقَد رأيْتُ أَنْ أُقَيِّدَ فُصُولاً وَجِيزةً تَشتملُ على شيءٍ مِن آدابِ الإِرادةِ بِعبارةٍ سَلِسةٍ،
والله أسألُ أن ينفعني و إيَّاك وسائِر الإِخوانِ بما يُوردُهُ عليَّ مِنْ ذَلِك ويُوصِلُهُ إِليَّ مِمَّا هُنالِك، فهو حَسبي ونِعمَ الوَكيلُ.
Kemudian aku berkata : ” Ketahuilah wahai pembaca, yang menuntut ilmu dan yang ingin menuju pada Allah Ta’ala, dengan penuh kesungguhan, bahwa ketika anda minta dariku untuk memberikan sesuatu pesan atau nasehat dari ucapan-ucapanku yang berkaitan dengan jalan yang anda sedang tuju, kurasakan belum tersedia yang dapat kusampaikan kini, akan tetapi aku berpendapat lebih baik jika aku catatkan lebih dahulu beberapa pasal yang ringkas tentang adab-adab dan cara-cara bagaimana seorang murid untuk menuju Allah Ta’ala dengan ibarat-ibarat yang mudah dipahami.
Hanya kepada Allah Ta’ala sajalah, aku memohon agar segala yang Allah datangkan dan sampaikan kepadku dari hal-hal itu , dapat memberikan manfaat kepada diriku, kalian pembaca kitab ini dan para ikhwan. Cukuplah Allah menjadi Penolongku dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Wallohu a’lam. [Oleh : Ust. Nur Hamzah ].
LINK ASAL:
www.fb.com/notes/1566634810025988/
www.fb.com/groups/piss.ktb/1545649085457894