5131. KAJIAN KITAB RISALATU ADABI SULUKIL MURID [BAGIAN 1]

Karya : Al-Habib Abdullah Alwi Al-Haddad
بسم الله الرحمن الرحيم  ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم  الحمدُ لله الذي يَقِذفُ إذا شاء في قلوب المُريدين لَوْعَة الإرادة،  فيُزعِجُهُم إلى سُلوك سَبيل السّعادة، التي هي الإيمانُ والعِبادة،  وَمَحْوُ كلّ رَسمٍ وعَادة، و صلَّى الله و سلَّم على سيِّدنا مُحمَّدٍ  سَيِّد أهلِ السِّيادة، وعلى آله و صحبهِ السَّادة القَادة،
Dengan  nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada kekuatan dan  tiada kuasa, melainkan dengan izin Allah yang Maha Tinggi dan Maha  Agung. Segala puji bagi Allah yang dengan kehendak-Nya, telah  memberikan dorongan keinginan di dalam hati para murid. Maka dorongan  itupun membimbing menuju ke jalan kebahagiaan yaitu jalannya iman dan  ibadah di samping menolak dari segala cita-cita untuk sombong diri, dari  mencari pangkat dan kedudukan.Shalawat dan Salam atas junjungan kita  Nabi Muhammad penghulu dari sekalian manusia-manusia yang memiliki  keturunan tinggi. Juga pada keluarganya, para sahabatnya yang diakui  sebagai pemimpin dan ahli martabat.
أمّا بعدُ: فَقد قال الله  تعالى وهُو أصدقُ القائلين: ( مَنْ كَانَ يُرِيدُ العَاجِلَة عَجَّلْنا  لَهُ فِيها ما نَشاءُ لِمَنْ نُريدُ ثُمَّ جَعَلْنا لَهُ جَهنَّمَ يَصْلاها  مَذمُوماً مَدْحوراً وَمَنْ أرادَ الآخِرَةَ وَسَعى لَها سَعيَها وَهُوَ  مُؤمنٌ فَأولئكَ كانَ سَعْيُهُم مَشْكوراً).
والعاجِلة هي الدنيا، فإذا  كانَ المُريدُ لها فضلاً عن السّاعي لِطلبها مَصيرُهُ إلى النار مَعَ  الَّلوم و الصّغار، فما أجدَرَ العاقِلَ بالإعراضِ عنها، والاِحتراسِ  مِنها،
Amma ba’du. Allah Ta’ala teiah berfirman : ” Siapa yang  ingin pada kehidupan yang sekarang (Dunia), kami segerakan (memberi)  kepadanya. Apa yang Kami kehendaki untuk orang yang Kami sukai, kemudian  Kami sediakan baginya neraka jahannam, ia masuk ke dalamnya dalam  keadaan tercela dan terusir. Dan siapa yang ingin hari akherat lalu  ditujukan usahanya ke jurusan itu, sedang ia seorang yang beriman maka  usahanya akan diberi balasan yang baik.”  (QS. Al-lsra’: 18 – 19).
Makna Al Ajilah ditafsirkan dengan Kehidupan Dunia. Jika seorang  menuntut dunia semata, dan berambisi mengejarnya dengan sepenuh tenaga  dan pikirannya, kebanyakan akan tersungkur ke dalam api neraka serta  menjadi hina dina. Maka sangat jelas bagi orang-orang yang beriman dan  berpengetahuan akan waspada dan memelihara diri dari padanya.
و  الآخرةُ هي الجنة. ولا يَكفي في حُصُولِ الفوزِ بها الإرادَة فقط بَل هي  معَ الإيمان والعَملِ الصّالح المُشار إليه بِقوله تعالى: (وَسَعى لَها  سَعْيَها وَهُوَ مُؤمِنٌ)، والسَّعي المَشكور هو العملُ المَقبول  المُستوجِبُ صاحبُه المدحَ و الثناء و الثّواب العظيم الذي لا ينقَضي ولا  يفنى بِفضل الله ورَحمته،
و الخاسِرُ مِن كلِّ وجهٍ مِن المُريدين  للدنيا الذي يتحقَّقُ في حقِّه الوعيدُ المَذكور في الآية هو الذّي يُريد  الدنيا إرادةً ينسى في جَنبِها الآخرة فلا يُؤمن بها، أو يُؤمن و لا يعملُ  لها. فالأوَّل كافرٌ خالدٌ في النار، و الثاني فاسقٌ موسومٌ بِالخَسار.
Adapun Tafsir Al Akhirah bermakna surga. Dan orang-orang yang  mengidam-idamkan masuk surga tidak cukup hanya berkhayal atau  berangan-angan saja tanpa melaksanakan atau mewujudkan keimanan yang  tinggi dan beramal saleh seperti yang telah dijelaskan dalam firmanNya,  lalu usahanya ditujukan ke jurusan itu. Adapun usaha yang akan  diberi balasan yang baik yaitu amal saleh yang dikabulkan oleh Allah  Ta’ala menyebabkan pelakunya memperoleh pujian dan penghargaan dan  diiringi oleh balasan pahala yang besar yang tiada berakhir dan terputus  dari kemurahan dan rahmat Allah Ta’ala.
Orang-orang yang rugi  dari segala segi diantaranya selalu menuntut dan mengejar dunia  seakan-akan dibawanya mati, sudah jelas akan mendapat ancaman Allah  Ta’ala. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam firman-Nya. Orang-orang  yang berambisi pada dunia semata, dan melalaikan berbuat amal shaleh  untuk negeri akhirat atau ia percaya hari akhirat namun enggan  menyediakan diri-nya untuk beramal shaleh untuk akhirat sama dengan  tidak per­caya hari akhirat.
Adapun orang yang pertama, yang  tidak percaya tentang kehidupan akhirat, maka ia dikatakan oleh Allah  dalam firman-Nya ia orang kafir yang akan menetap di dalam api neraka. Yang kedua -yang mempercayai hari akhirat namun tidak beramal shaleh  untukNya, maka ia adalah seorang fasiq yang sudah disetempel sebagai  orang yang sangat merugi.
وقال رسُولِ الله صلّى الله عليه وسلّم  “إنّما الأعمالُ بِالنِّياتِ وإنِّما لِكُلِّ اِمرِئٍ ما نَوى فَمَن كانَت  هِجرَتُهُ إلى الله ورَسُولِه فَهجرتُه إلى الله ورَسولِه وَمَن كانت  هِجرَتُه إلى دُنيا يُصيبُها أو امرأةٍ يَنكِحُها فَهجرتَه إلى ما هاجَرَ  إليه”.
أَخبَر صلّى الله عليه و سلَّم أنَّه لا عملَ إلا عن نيّة،  وأنَّ الإنسان بحسبِ ما نوى يُثاب ويُجزى إن خيراً فخير، وإن شرّاً فشر،  فمن حسنت نيّتهُ حسن عمله لا محالة، ومن خَبُثت نِيّته خَبُثَ عمله لا  محالة، وإن كان في الصورة طيّباً كالذي يعمل الصّالحات تصنّعاً للمخلوقين.
Sabda Rasulullah shollallohu alaihi wasallam : “Sesungguhnya tiap-tiap amal itu tergantung pada niatnya, dan  sesungguhnya bagi setiap manusia itu (balasan) apa yang telah diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu  mendapatkan Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa berhijrah karena dunia  yang diburunya atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya  mendapatkan apa yang diniatkan dalam hijrahnya”.
Rasulullah  shollallohu alaihi wasallam telah mengajarkan pada kita bahwa tiap-tiap  amal tergantung pada niatnya, dan setiap manusia akan diberi pahala  menurut apa yang diniatkan, jika niatnya baik maka baiklah balasan-Nya,  demikian pula bila niatnya jelek tiada syah lagi amalnya, juga akan  menjadi kelihatan buruk, walaupun lahirnya amal itu baik. Misalnya  mengerjakan amal mengharap pujian orang (riya’).
وأخبرَ عليه  الصَّلاة والسلام أنّ من عمل لله على وِفقِ المُتابعة لِرسولِ الله صلّى  الله عليه وسلّم كان ثوابُه على الله وكان مُنقلبه إِلى رِضوانِ الله  وَجنّته، في جِوارِ الله وخيرته،  وأنَّ مَن قَصدَ غير الله وعمل لِغيرِ  الله كان ثوابُه وجزاؤُه عند من تصنَّعَ له و راءى له مِمَّن لا يملك له  ولا لِنفسه ضرّاً ولا نفعاً ولا موتاً ولا حياةً ولا نُشوراً.  وخَصَّ  الهِجرةَ عليه الصّلاةُ والسَّلام مِن بينِ سَائِرِ الأَعمال تَنبِيهاً على  الكُلِّ بِالبعضِ لأنَّ مِن المعلومِ عند أُولي الأَفهام أنَّ الإِخبارَ  ليسَ خاصّاً بالهجرَةِ بل هو عامٌّ في جميعِ شرائِعِ الإِسلام.
Dan  Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam telah mengabarkan kita, bahwa  siapa yang membuat sesuatu amal shaleh semata-mata untuk Allah Ta’ala  dan mengikuti jejak Rasulullah shollallohu alaihi wasallam, maka Allah  Ta’ala akan menjamin pahalanya dan amal tersebut tertuju hanya Allah  semata dan mengharap keridhaan-Nya jelas mendapatkan surga untuk  kediaman-Nya. Dan mendapat tempat dekat dengan Nabi dan juga menjadi  kesayangannya.
Dan barangsiapa yang beramal shaleh dengan niat  selain Allah, maka mintalah balasan atau pahala kepada yang diniatkan  (manusia) yang sudah pasti manusia tidak memiliki apa-apa untuk dirinya  sendiri, apalagi untuk diberikan pada orang lain. Tiada bermanfaat atau  mudharat, mati atau hidup, tiada berkuasa pula di hari kebangkitan  kelak.
Dalam hal ini Nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam  telah mengkhususkan hijrah di antara banyaknya amal, sebagai satu contoh  yang boleh dikatakan terhadap semua amal-amal yang lain, sebab itupun  sudah jelas dan terang bagi orang-orang yang mengetahui makna hadist  tersebut, tidak khusus semata-mata hijrah saja, tetapi maknanya umum  berlaku atas semua perkara dalam syari’at Islam.
ثمّ أًقولُ :  اِعلَم أَيُّها المُريدُ الطالِبُ، والمتوجه الرَّاغبُ أنَّك حين سأَلتَني  أَن أَبْعثَ إِليكَ بِشيءٍ مِنَ الكلامِ المنسوبِ إليَّ لم يَحضُرني منه ما  أَراهُ مُناسباً لما أنتَ بِسبيلهِ. وَقَد رأيْتُ أَنْ أُقَيِّدَ فُصُولاً  وَجِيزةً تَشتملُ على شيءٍ مِن آدابِ الإِرادةِ بِعبارةٍ سَلِسةٍ،
 والله أسألُ أن ينفعني و إيَّاك وسائِر الإِخوانِ بما يُوردُهُ عليَّ مِنْ  ذَلِك ويُوصِلُهُ إِليَّ مِمَّا هُنالِك، فهو حَسبي ونِعمَ الوَكيلُ.
Kemudian aku berkata : ” Ketahuilah wahai pembaca, yang menuntut ilmu dan yang ingin menuju  pada Allah Ta’ala, dengan penuh kesungguhan, bahwa ketika anda minta  dariku untuk memberikan sesuatu pesan atau nasehat dari ucapan-ucapanku  yang berkaitan dengan jalan yang anda sedang tuju, kurasakan belum  tersedia yang dapat kusampaikan kini, akan tetapi aku berpendapat lebih  baik jika aku catatkan lebih dahulu beberapa pasal yang ringkas tentang  adab-adab dan cara-cara bagaimana seorang murid untuk menuju Allah  Ta’ala dengan ibarat-ibarat yang mudah dipahami.
Hanya kepada  Allah Ta’ala sajalah, aku memohon agar segala yang Allah datangkan dan  sampaikan kepadku dari hal-hal itu , dapat memberikan manfaat kepada  diriku, kalian pembaca kitab ini dan para ikhwan. Cukuplah Allah menjadi Penolongku dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Wallohu a’lam. [Oleh : Ust. Nur Hamzah  ].
LINK ASAL:
www.fb.com/notes/1566634810025988/

www.fb.com/groups/piss.ktb/1545649085457894

Pos terkait