Pertanyaan: Apakahputus Asa Termasuk Dosa Besar?
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Numpang tanya, terkadang saya merasa putus asa dalam hidup, merasa tidak brguna dalam hidup karna kebodohan dan juga karna sulitnya ekonomi, kemudian yang saya tanyakan bagaimana menghilangkan rasa putus asa dalam hidup:
mohon jawaban dan juga penjelasannya, selebih-nya saya ucapkan sukron kasyir.
[Hasan Chaya]
Jawaban atas pertanyaan Apakahputus Asa Termasuk Dosa Besar
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Caranya agar tidak putus asa adalah mengetahui terlebih dahulu bahwa berputus asa termasuk dosa besar.
Allah ta’ala berfirman:
{ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ } [يوسف: 87]
Artinya:
“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.
QS. Yusuf: 87.
{قَالُوا بَشَّرْنَاكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ} [الحجر: 55]
Artinya:
“Mereka menjawab: “Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa.”
QS. Al Hijr: 55.
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ [الحجر: 56].
Artinya:
“Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.
QS. Al Hijr: 56.
Dan telah terdapat laranag untuk berputus asa dalam perihal mencari rezeki dan penghasilan untuk hidup di dunia serta disebabkan kemiskinan dan kebutuhan serta datangnya musibah yang menimpa.
{وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً فَرِحُوا بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ إِذَا هُمْ يَقْنَطُونَ (36) أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ} [الروم: 36، 37]
Artinya:
“Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.” “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.”
QS. Ar Rum: 36-37.
Dan juga terdapat larangan untuk berputus asa dari mendapatkan ampunan dan penghapusan dosa-dosa.
{ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ } [الزمر: 53]
Artinya:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS. Az Zumar: 53.
Tafsir Al Qurtuby:
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ أَيْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ فَرَجِ اللَّهِ ; قَالَهُ ابْنُ زَيْدٍ ، يُرِيدُ : أَنَّ الْمُؤْمِنَ يَرْجُو فَرَجَ اللَّهِ ، وَالْكَافِرَ يَقْنَطُ فِي الشِّدَّةِ . وَقَالَ قَتَادَةُ وَالضَّحَّاكُ : مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ .
إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْقُنُوطَ مِنَ الْكَبَائِرِ ، وَهُوَ الْيَأْسُ وَسَيَأْتِي فِي ” الزُّمَرِ ” بَيَانُهُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى .
“janganlah berpututs asa dari rouhillah” maksudnya janganlah berputus asa dari kelapangan Allah, ini adalah pendapatnya Ibnu Zaid. maksud Ibnu Zaid adalah sesungguhnya orang yang beriman mengharapkan kelapangan dari Allah, sedangkan orang kafir merasa putus asa ketika sedang kesulitan. Menururt Qotadah dan Ad Dhohhaq maksudnya adalah jangan berputus asa dari rahmat Allah.
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” ini adalah dalil bahwa berputus asa hukumnya adalah dosa besar.
Tafsir Al Baghowi:
( قال ومن يقنط ) قرأ أبو عمرو ، والكسائي ، ويعقوب : بكسر النون ، والآخرون بفتحها ، وهما لغتان : قنط يقنط ، وقنط يقنط أي : من ييئس ( من رحمة ربه إلا الضالون ) أي : الخاسرون والقنوط من رحمة الله كبيرة كالأمن من مكره .
Kitab Az Zawajr
فَهَذَا الْيَأْسُ كَبِيرَةٌ اتِّفَاقًا لِأَنَّهُ يَسْتَلْزِمُ تَكْذِيبَ النُّصُوصِ الْقَطْعِيَّةِ الَّتِي أَشَرْنَا إلَيْهَا، ثُمَّ هَذَا الْيَأْسُ قَدْ يَنْضَمُّ إلَيْهِ حَالَةٌ هِيَ أَشَدُّ مِنْهُ، وَهِيَ التَّصْمِيمُ عَلَى عَدَمِ وُقُوعِ الرَّحْمَةِ لَهُ، وَهُوَ الْقُنُوطُ بِحَسَبِ مَا دَلَّ عَلَيْهِ سِيَاقُ (فَهُوَ يَئُوسٌ قُنُوطٌ) . وَتَارَةً يَنْضَمُّ إلَيْهِ أَنَّهُ مَعَ عَدَمِ وُقُوعِ رَحْمَتِهِ لَهُ يُشَدَّدُ عَذَابُهُ كَالْكُفَّارِ، وَهَذَا هُوَ الْمُرَادُ بِسُوءِ الظَّنِّ هُنَا، فَتَأَمَّلْ ذَلِكَ فَإِنَّهُ مُهِمٌّ.
“putus asa ini adalah dosa besar dengan kesepakatan para ulama karena ia berkonsekwensi mendustakan nash-nash yang pasti yang sudah kita sebutkan, kemudian putus asa ini terkadang keadaan yang ia lebih parah darinya yaitu bersikeras atas tidak terjadinya rahmat untuknya, yaitu sifat Al Qunuth sesuai dengan apa yang disebutkan di dalam redaksi ayat (maka ia adalah orang yang berputus asa dan qanut) dan terkadang bergabung kepada, bahwa bersamaan dengan tidak adanya rahmat untuknya, siksanya akan di keraskan layaknya orang-orang kafir dan inilah yang dimaksudkan dengan prasangka buruk di sini, maka perhatikanlah hal itu karena ia adalah sesuatu yang penting.”
Putus asa dari rahmat Allah termasuk dosa besar:
تفسير ابن كثير : حدثنا شبيب بن بشر عن عكرمة, عن ابن عباس أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان متكئاً, فدخل عليه رجل فقال: ما الكبائر فقال «الشرك بالله, واليأس من روح الله, والقنوط من رحمة الله, والأمن من مكر الله, وهذا أكبر الكبائر» وقد رواه البزار عن عبد الله بن إسحاق العطار, عن أبي عاصم النبيل, عن شبيب بن بشر, عن عكرمة, عن ابن عباس أن رجلاً قال: يا رسول الله ما الكبائر ؟ قال «الإشراك بالله واليأس من روح الله, والقنوط من رحمة الله عز وجل» وفي إسناده نظر, والأشبه أن يكون موقوفاً, فقد روي عن ابن مسعود نحو ذلك. قال ابن جرير: حدثنا يعقوب بن إبراهيم, حدثنا هشيم, أخبرنا مطرف عن وبرة بن عبد الرحمن عن أبي الطفيل قال: قال ابن مسعود: أكبر الكبائر الإشراك بالله, واليأس من روح الله, والقنوط من رحمة الله, والأمن من مكر الله, وكذا رواه من حديث الأعمش وأبي إسحاق عن وبرة عن أبي الطفيل عن عبد الله به, ثم رواه من طرق عدة عن أبي الطفيل عن ابن مسعود وهو صحيح إليه بلا شك.
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Mas Hamzah, Ghufron Bkl]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.