Pertanyaan: Benarkah Mayit Disiksa Sebab Tangisan Keluarganya?
Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Mohon di jelaskan kedudukan hadist di bawah ini:
إنَّ الميِّتَ يُعذَّبُ في قبرِه ببكاءِ أهلِه عليه
“sesungguhnya mayit diadzab di dalam kuburnya karena tangisan keluarganya kepadanya” (HR. Bukhari – Muslim)
[Hijrah Ku]
Jawaban atas Pertanyaan Benarkah Mayit Disiksa Sebab Tangisan Keluarganya
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
“Sesungguhnya mayyit disiksa di dalam kuburnya sebab tangisan keluarganya padanya”. Hadits tersebut shohih, ada di dalam kitab shohih muslim riwayat dari Umar bin Khottob dan putranya -semoga Allah meriodhoi keduanya.
Dalam kitab syarah Muslim ada keterangan dari Aisyah R.A. bahwa beliau mengingkari riwayat tersebut dan beliau menisbatkan kelupaan dan keserupaan kepada Umar dan putranya, Aisyah mengingkari bahwa Rasulullah SAW. bersabda seperti itu, Aisyah berhujjah dengan firman Allah:
“Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” (Al Isra’ ayat 15).
Dan Aisyah berkata: “hanya saja Nabi SAW. bersabda dalam masalah perempuan yahudi yang disiksa sedangkan keluarganya menangisi atasnya, maksudnya adalah perempuan yahudi disiksa sebab kufurnya ketika keluarganya menangisi atasnya, bukan disiksa sebab ditangisi.”
Para ulama’ berbeda pendapat tentang hadis ini, jumhur ulama’ menta’wil bahwa maksud hadits adalah mayyit disiksa sebab tangisan keluarganya jika mayyit sebelumnya berwasiyat agar ditangisi setelah kematiannya, lalu wasiyatnya di luluskan.
Inilah yang menjadikan Dia disiksa sebab tangisan keluarganya karena disebabkan oleh mayyitnya sendiri dan dinisbatkan kepadanya.
Adapun jika menangisinya tanpa adanya wasiyat dari mayyit maka tidak disiksa sebab firman Allah: “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” (Al Isra’ ayat 15).
Jumhur berkata: “adalah kebiasaan orang arab berwasiyat agar ditangisi setelah kematiannya”.
Sudah menjadi kesepakatan ulama’ bahwa yang dimaksud dengan “menangis” dalam hadits tersebut adalah menangis dengan suara dan meratap, bukan menangis yang mengeluarkan air mata saja.
Kitab Syarah Nawawi ala Muslim:
قوله – صلى الله عليه وسلم : ( إن الميت ليعذب ببكاء أهله عليه ) وفي رواية ( ببعض بكاء أهله عليه ) وفي رواية ( ببكاء الحي ) وفي رواية ( يعذب في قبره بما نيح عليه ) وفي رواية ( من يبك عليه يعذب ) وهذه الروايات من رواية عمر بن الخطاب وابنه عبد الله رضي الله عنهما ، وأنكرت عائشة ونسبتها إلى النسيان والاشتباه عليهما ، وأنكرت أن يكون النبي – صلى الله عليه وسلم – قال ذلك ، واحتجت بقوله تعالى ولا تزر وازرة وزر أخرى قالت : وإنما قال النبي – صلى الله عليه وسلم – في يهودية أنها تعذب وهم يبكون عليها يعني تعذب بكفرها في حال بكاء أهلها لا بسبب البكاء
واختلف العلماء في هذه الأحاديث فتأولها الجمهور على من وصى بأن يبكى عليه ويناح بعد موته فنفذت وصيته ، فهذا يعذب ببكاء أهله عليه ونوحهم ؛ لأنه بسببه ومنسوب إليه . قالوا فأما من بكى عليه أهله وناحوا من غير وصية منه فلا يعذب لقول الله تعالى ولا تزر وازرة وزر أخرى قالوا : وكان من عادة العرب الوصية بذلك
الي ان قال وأجمعوا كلهم على اختلاف مذاهبهم على أن المراد بالبكاء هنا البكاء بصوت ونياحة لا مجرد دمع العين .
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Mujaawib : Ust Nur Hamzah]
Sumber tulisan ada di sini
Silahkan buka artikel terkait