Pertanyaan: Ciri-Ciri Calon Ahli Surga Yang Terlihat Di Dunia
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Bagaimana ciri-ciri orang ahli surga ketika di dunia, ada hadistnya ndak? pernah baca dan dengar ceramah wajah nya ceria dll tapi lupa apalagi ya?
Terima kasih.[Zanzanti Yanti Andeslo].
Jawaban Atas Pertanyaan Ciri-Ciri Calon Ahli Surga Yang Terlihat Di Dunia
Waalaikumsalam. Wr. Wb.
Dari beberapa firman Allah dan riwayat hadits bisa disimpulkan bahwa ciri-ciri calon orang yang masuk surga, bahkan ada yang bisa masuk tanpa dihisab adalah :
- Orang bewajah putih berseri-seri (ahlussunnah waljama’ah dan pengikutnya)
- Orang yang selalu berwudu’
- Orang yang tidak minta diruqyah
- Orang yang tidak memperaktekkan ka’i
- Orang yang tidak pernah bertathayur
- Orang yang bertawakkal kepada Allah dari segala ujian, cobaan dan musibah
- Tidak menjadi orang kafir dan orang munafiq
- Orang yang selalu bertaqwa kepada Allah.
- Orang yang memelihara dan menanggung anak yatim ”
Berikut beberapa hadits dan ayat yang menunjukkan hal tersebut :
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu.” (Riwayat Bukhari).
Dalam Kitab Sunan Addarimi 1/45, maktabah syamilah :
أخبرنا يعقوب بن إبراهيم ثنا عمر بن أبي خليفة قال سمعت زياد بن مخراق ذكر عن عبد الله بن عمر قال * أرسل رسول الله صلى الله عليه وسلم معاذ بن جبل وأبا موسى إلى اليمن قال تساندا وتطاوعا ويسرا ولا تنفرا فقدما اليمن فخطب الناس معاذ فحضهم على الإسلام وأمرهم بالتفقه في القرآن وقال إذا فعلتم ذلك فاسألوني أخبركم عن أهل الجنة من أهل النار فمكثوا ما شاء الله أن يمكثوا فقالوا لمعاذ قد كنت أمرتنا إذا نحن تفقهنا وقرأنا أن نسألك فتخبرنا بأهل الجنة من أهل النار فقال لهم معاذ إذا ذكر الرجل بخير فهو من أهل الجنة وإذا ذكر بشر فهو من أهل النار
Fokus :
إذا ذكر الرجل بخير فهو من أهل الجنة
Hadits Darimi 224 :
أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ أَبِي خَلِيفَةَ قَالَ سَمِعْتُ زِيَادَ بْنَ مِخْرَاقٍ ذَكَرَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَرْسَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ وَأَبَا مُوسَى إِلَى الْيَمَنِ قَالَ تَسَانَدَا وَتَطَاوَعَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا فَقَدِمَا الْيَمَنَ فَخَطَبَ النَّاسَ مُعَاذٌ فَحَضَّهُمْ عَلَى الْإِسْلَامِ وَأَمَرَهُمْ بِالتَّفَقُّهِ وَالْقُرْآنِ وَقَالَ إِذَا فَعَلْتُمْ ذَلِكَ فَاسْأَلُونِي أُخْبِرْكُمْ عَنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمَكَثُوا مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَمْكُثُوا فَقَالُوا لِمُعَاذٍ قَدْ كُنْتَ أَمَرْتَنَا إِذَا نَحْنُ تَفَقَّهْنَا وَقَرَأْنَا أَنْ نَسْأَلَكَ فَتُخْبِرَنَا بِأَهْلِ الْجَنَّةِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَ لَهُمْ مُعَاذٌ إِذَا ذُكِرَ الرَّجُلُ بِخَيْرٍ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِذَا ذُكِرَ بِشَرٍّ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Hendaknya kalian saling bersandar, & saling membantu, & hendaknya kalian berdua memberikan (kepada mereka) kabar gembira & janganlah kalian berdua membuat (mereka) lari (dari ajaran islam), kemudian keduanya datang ke Yaman, lalu Mu’adz memberikan khutbah kepada orang-orang, mengajak mereka untuk masuk islam, & memerintahkan kepada mereka untuk memperdalam isi Al Qur`an, & ia juga berkata:’Jika kalian sudah lakukan itu semua maka tanyalah kepadaku, akan kukabarkan kepada kalian tentang penghuni surga & penghuni neraka, mereka (para penghuni surga & neraka) berada di dalamnya tergantung seberapa lama Allah menghendaki, kemudian mereka berkata kepada Mu’adz: ‘Sungguh kamu telah memerintahkan kami, jika kami sudah memperdalam islam & telah membaca (mempelajari) Al Qur`an agar kami menanyakanmu (tentang penghuni surga & neraka), maka kabarkanlah kepada kami tentang penghuni surga & neraka’,kemudian Mu’adz berkata kepada mereka: ‘Jika seorang dikenal baik, ia penghuni surga, & jika seorang dikenal jelek, ia penghuni neraka’ . [HR. Darimi No.224]
Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 106 :
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
Artinya : Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): “Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu”.
Lihat Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 Halaman 92 :
وقوله تعالى: { يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ } يعني: يوم القيامة، حين تبيض وجوه أهل السنة والجماعة، وتسودّ وجوه أهل البِدْعَة والفرقة، قاله ابن عباس، رضي الله عنهما.{ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ } قال الحسن البصري: وهم المنافقون: { فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ } وهذا الوصف يَعُمّ كل كافر.
Penjelasannya : Allah berfirman : “pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram”. (QS. Al-Imran : 106). Yakni kelak di hari kiamat, di waktu seri putih wajah ahli sunnah wal jama’ah dan tampak hitam muram wajah ahli bid’ah dan perpecahan. Semikianlah menurut penafsiran Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma.
Allah berfirman : ”Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka di katakan), mengapa kalian kafir sesudah kalian beriman”. (QS. Al-Imran : 106). Menurut Al-Hasan Al-Basri mereka adalah orang-orang munafiq.
Allah berfirman : “Karena itu, Rasakanlah adzab di sebabkan kekafiran kalian itu”. (QS. Al-Imran : 106). Gambaran ini bersifat umum menyangkut semua orang kafir.
وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya : Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Imran : 107).
Lihat Kitab Tafsir Ibnu Katsir Juz 2 Halaman 92 :
{ وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ } يعني: الجنة، ماكثون فيها أبدا لا يبغون عنها حوَلا. وقد قال أبو عيسى الترمذي عند تفسير هذه الآية: حدثنا أبو كُرَيْب، حدثنا وَكِيع، عن رَبِيع -وهو ابن صَبِيح وحَمَّاد بن سلمة، عن أبي غالب قال: رأى أبو أمامة رءوسا منصوبة على دَرَج دمشق، فقال أبو أمامة: كلاب النار، شر قتلى تحت أديم السماء، خَيْرُ قتلى من قتلوه، ثم قرأ: { يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ } إلى آخر الآية. قلت لأبي أمامة: أنت سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ قال: لو لم أسمعه إلا مرة أو مرتين أو ثلاثا أو أربعا -حتى عَدّ سبعا-ما حَدّثتكموه.ثم قال: هذا حديث حسن: وقد رواه ابن ماجة من حديث سفيان بن عيينة عن أبي غالب، وأخرجه أحمد في مسنده، عن عبد الرزاق، عن مَعْمَر، عن أبي غالب، بنحوه. وقد روى ابن مَرْدُويَه عند تفسير هذه الآية، عن أبي ذر، حديثًا مطولا غريبا عجيبا جدا.
Penjelasannya : Allah berfirman : “Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam Rahmat (surga) Allah, mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Imran : 107). Maksudnya, mereka tinggal di dalam surga untuk selama-lamanya dan mereka tidak mau pindah darinya.
Abu Isa At-Tirmidzi dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami abu kuraib, telah menceritakan kepada kami waki’, dari ar-rabi’ ibnu sabih, dan hammad ibnu salamah, dari abu galib yang menceritakan bahwa abu umamah melihat banyak kepala di pancangkan di atas tangga masuk masjid di masyqi, maka abu umamah mengatakan, Anjing-anjing neraka adalah seburuk-buruk orang yang terbunuh di kolong langit ini, sebaik-baik orang yang terbunuh adalah orang-orang yang di bunuhnya. Kemudian abu umamah membacakan firman-Nya :”Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula muka yang menjadi hitam muram”. (QS. Al-Imran : 106). Hingga akhir ayat.
Kemudian aku bertanya kepada abu umamah, apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah saw? Abu umamah menjawab, seandainya aku bukan mendengarnya melainkan sekali atau dua kali atau tiga kali atau empat kali dan bahkan sampai tujuh kali, niscaya aku tidak akan menceritakannya kepada kalian. Kemudian imam tirmiszi mengatakan bahwa hadist ini hasan.
Ibnu majah meri wayatkan melalui hadist sufyan ibnu ayaynah, dari abu galib, dan imam ahmad mengetengahkan, di dalam kitab musnadnya, dari abdur-razzaq, dari ma’mar, dari abu galib dengan lafasz yang semisal.
Ibnu murdawaih meriwayatkan dalam tafsir ayat ini dari abu dzar, sebuah hadist yang panjang tapi isinya sangat aneh dan mengherankan.
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.( QS Al A’raf ; 42 )
حدثنا عمران بن ميسرة حدثنا ابن فضيل حدثنا حصين عن عامر عن عمران بن حصين رضي الله عنهما قال : لا رقية إلا من عين أو حمة . فذكرته لسعيد بن جبير فقال حدثنا ابن عباس قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( عرضت علي الأمم فجعل النبي والنبيان يمرون معهم الرهط والنبي ليس معه أحد حتى رفع لي سواد عظيم قلت ما هذا ؟ أمتي هذه ؟ قيل هذا موسى وقومه قيل انظر إلى الأفق فإذا سواد يملأ الأفق ثم قيل لي انظر ها هنا وها هنا في آفاق السماء فإذا سواد قد ملأ الأفق قيل هذه أمتك ويدخل الجنة من هؤلاء سبعون ألفا بغير حساب ) . ثم دخل ولم يبين لهم فأفاض القوم وقالوا نحن الذين آمنا بالله واتبعنا رسوله فنحن هم أو أولادنا الذين ولدوا في الإسلام فإنا ولدنا في الجاهلية فبلغ النبي صلى الله عليه و سلم فخرج فقال ( هم الذين لا يسترقون ولا يتطيرون ولا يكتوون وعلى ربهم يتوكلون ) . فقال عكاشة بن محصن أمنهم أنا يا رسول الله ؟ قال ( نعم ) . فقام آخر فقال أمنهم أنا ؟ قال ( سبقك بها عكاشة )
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Imran bin Maisarah telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Fudlail telah menceritakan kepada kami Hushain dari ‘Amir dari Imran bin Hushain radliallahu ‘anhuma dia berkata; Tidak ada ruqyah (jampi-jampi dari Qur’an dan Sunnah) kecuali dari penyakit ‘Ain atau demam, lalu hal itu kusampaikan kepada Sa’id bin Jubair, dia berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu Abbas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Beberapa ummat pernah ditampakkan kepadaku, maka nampaklah seorang nabi dan dua orang nabi lain lewat bersama dengan beberapa orang saja, dan seorang nabi lagi yang tidak bersama seorang pun, hingga tampak olehku segerombolan manusia yang sangat banyak, aku pun bertanya; Apakah segerombolan manusia itu adalah ummatku? di beritahukan; Ini adalah Musa dan kaumnya. Lalu diberitahukan pula kepadaku; Lihatlah ke ufuk. Ternyata di sana terdapat segerombolan manusia yang memenuhi ufuk, kemduian di beritahukan kepadaku; Lihatlah di sebelah sini dan di sebelah sana, yaitu di ufuk langit. Ternyata di sana telah di padati dengan segerombolan manusia yang sangat banyak, di beritahukan kepadaku; Ini adalah ummatmu, dan di antara mereka terdapat tujuh puluh ribu yang masuk surga tanpa hisab. Setelah itu beliau masuk ke rumah dan belum sempat memberi penjelasan kepada mereka (para sahabat), maka orang-orang menjadi ribut, mereka berkata; Kita adalah orang-orang yang telah beriman kepada Allah dan mengikuti jejak Rasul-Nya, mungkinkah kelompok tersebut adalah kita ataukah anak-anak kita yang dilahirkan dalam keadaan Islam sementara kita dilahirkan di zaman Jahiliyah. Maka hal itu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lantas beliau keluar dan bersabda: Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah minta untuk di ruqyah, tidak pernah bertathayur (menganggap sial pada binatang) dan tidak pula melakukan terapi dengan kay (terapi dengan menempelkan besi panas pada daerah yang sakit), sedangkan kepada Rabb mereka bertawakkal. Lalu Ukasah bin Mihshan berkata; Apakah aku termasuk di antara mereka ya Rasulullah? beliau menjawab; Ya. Selanjutnya sahabat yang lain berdiri dan berkata; Apakah aku termasuk dari mereka? beliau bersabda: Ukasah telah mendahuluimu. (HR. Bukhori No. 5378 Juz 5 Halaman 2157).
وَحَدَّثَنِى هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الأَيْلِىُّ حَدَّثَنِى ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِى عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِى هِلاَلٍ عَنْ نُعَيْمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ رَأَى أَبَا هُرَيْرَةَ يَتَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ حَتَّىكَادَ يَبْلُغُ الْمَنْكِبَيْنِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ حَتَّى رَفَعَ إِلَى السَّاقَيْنِ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يُطِيلَ غُرَّتَهُ فَلْيَفْعَلْ ».
Artinya : Dan telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa’id al-Aili telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepada kami Amru bin al-Harits dari Sa’id bin Abu Hilal dari Nu’aim bin Abdullah bahwa dia melihat Abu Hurairah berwudlu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya hingga hampir mencapai lengan, kemudian membasuh kedua kakinya hingga meninggi sampai pada kedua betisnya, kemudian dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya umatku datang pada hari kiamat dalam keadaan putih bercahaya disebabkan bekas wudlu. Maka barangsiapa di antara kalian mampu untuk memanjangkan putih pada wajahnya maka hendaklah dia melakukannya’. (HR. Muslim No. 603 Juz 1 Halaman 149). Wallaahu A’lam. (Ummi Af-idah, Kumbang Gurun, Abdullah Afif, Hariz Jaya).
Wallahu A’lam.
Demikian semoga bermanfaat…
Sumber tulisan ada disini.
Silahkan baca artikel terkait.