Pertanyaan: apa penjelas dari Empat Mmacam Kematian?
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mohon penjelasan kutipan saran oleh Imam Hatim Al-ashom. Berikut saya paparkan dawuh Imam Hatim Al-ashom: “barang siapa yang ingin masuk ke dalam madzhabku, maka dia harus menjadikan di dalam hatinya empat pekerti. Jika kalian bisa menjadikan empat pekerti itu maka kalian akan menjadi seperti ( aku ). Diantaranya: pembunuhan karakter (1). mautun ahmaro/ mati abang (2). mautun aswat/ mati ireng (3). mautun abyad/ mati putih (4). mautun ahdzor/ mati hijau. Mohon pencerahannya.
[Adzim Bangkit]
Jawaban atas pertanyaan Empat Mmacam Kematian?
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Dalam kitab Syu’abul Iman Imam Baihaqy disebutkan:
سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيَّ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ نَصْرَ بْنَ أَبِي نَصْرٍ الْعَطَّارَ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ أَحْمَدَ بْنَ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : وَجَدْتُ فِي كِتَابِي عَنْ حَاتِمٍ الأَصَمِّ ، أَنَّهُقَالَ : ” مَنْ دَخَلَ فِي مَذْهَبِنَا هَذَا ، فَلْيَجْعَلْ فِي نَفْسِهِ أَرْبَعَ خِصَالٍ مِنَ الْمَوْتِ : مَوْتٌ أَبْيَضُ ، وَمَوْتٌ أَسْوَدُ ، وَمَوْتٌ أَحْمَرُ ، وَمَوْتٌ أَخْضَرُ ، فَالْمَوْتُ الأَبْيَضُ : الْجُوعُ ، وَالْمَوْتُ الأَسْوَدُ : احْتِمَالُ أَذَى النَّاسِ ، وَالْمَوْتُ الأَحْمَرُ : مُخَالَفَةُ النَّفْسِ ، وَالْمَوْتُ الأَخْضَرُ : طَرْحُ الرِّقَاعِ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ ” .
Nashr bin abi Nashr berkata, aku mendengar dari Ahmad bin Salman, Ahmad bin Salman berkata: aku menemukan dalam kitabku ucapan dari Hatim Al Ashom, beliau berkata: “barang siapa masuk dalam madzhabku (maksudnya perjalanan beliau dalam tasawuf), maka ia haruslah menjalani empat perkara dalam kematian, Maut abyadh, mati hitam, mati merah dan mati hijau.
Mati abyadh adalah lapar (sufi tak akan memenuhi perutnya dengan makanan, ia selalu merasakan rasa lapar, agar hati dan fikirannya selalu terjaga, wallohu a’lam).
Mati hitam adalah menanggung derita dari makhluq (seorang sufi kadang ridho menanggung sebuah penderitaan demi menyelamatkan umat manusia).
Mati merah adalah seorang sufi selalu berjuang melawan hawa nafsunya, hingga nafsu yang bersembunyi di bagian bagian lathifahnya.
Mati hijau (sangat sederhana dalam berpakaian) berpakaian dari kulit binatang yang telah disamak, ketika pakaian dari kulit binatang rusak/bolong, ia menambalnya dengan yang lain.
Lihat juga di kitab: Hilyatul Auliya dan Al Zuhdu Al Kabir lil-Baihaqi
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat
[Mujaawib: Neng Yasmin]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.