Empat Tahun Dimakamkan, Jasad KH Ahmad Baidlowi Bondowoso Masih Utuh
Berawal dari hujan deras yang terjadi di daerah Bondowoso pada siang itu. Tiba-tiba makam seorang Kiai mengalami longsor karena terkena derasnya guyuran hujan. Para santri dan masyarakat pun bergegas segera memperbaiki makam sang Kiai itu. Namun betapa terkagumnya para santri dan masyarakat yang hendak memperbaiki makam Kiai, ternayata jasad Kiai Ahmad Baidlowi masih utuh dengan berbalut kain kafan yang masih seperti baru. Padahal diketahui bahwa Kiai Ahmad Baidlowi telah wafat 4 tahun yang lalu.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis, 25 Februari 2021 pada pukul 14.00 WIB siang. Ketika hujan deras mengguyur desa Pekauman Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Tiba-tiba makam KH. Ahmad Baidlowi yang berada di komplek Pondok Pesantren Bustanul Ulum dusun Daringan ambruk dan longsor.
Yang mengagetkan, ternyata jasad Kiai Baodlowi masih utuh seperti baru. Padahal pegasuh PP. Bustanul Ulum itu sudah wafat 4 tahun yang lalu sekitar tahun 2017.
Putra almarhum Kiai Baidhowi, Kiai Ali Rohbini mengatakan, pembongkaran itu dilakukan karena makam tersebut ambruk karena pengaruh air hujan. Padahal, makan tersebut ambruk sudah dua hari sebelumnya.
“Sebenarnya katanya sudah dua hari. Tapi saya baru tahu kemarin,” katanya saat dikonfirmasi
Dia mengaku telah diberitahu seorang pekerja di Ponpes Bustanul Ulum. Setelah itu, kemudian mengecek ke lokasi. Awalnya, lanjutnya, tanah yang ambruk itu akan langsung ditimbun tanah baru. Tapi karena kondisinya yang memprihatinkan, sehingga perlu dibongkar dan dikeruk.
Ia juga melanjutkan, saat berada di liang lahat terlihat jasad almarhum serta kain kafan yang asli masih utuh dan posisi jenazah masih menghadap kiblat. Namun kain kafan tersebut warnanya kecoklat-coklatan, karena terkena tanah dan air.
Meski begitu, dia mengaku tidak berani membuka keseluruhan kain kafan.
“Saya tidak kuat menahan air mata. Maka buru-buru saya bungkus atau dilapisi kain kafan baru. Artinya kain kafan lama sudah layu. Tidak seperti dalam foto-foto,” jelasnya.
Meskipun tidak dibuka secara utuh. Dia memastikan, bahwa tidak ada satu pun ruas atau sendi jenazah yang lepas. Dia mengaku membalik punggungnya saat mengkafani, dan bagian kakinya juga ikut terbalik.
“Tetapi saya membuka bagian wajah. Agar menyentuh kiblat, sesuai tata cara pemakaman dalam Islam. Tak ada ruasan tubuh yang lepas. Itu setelah saya cek sendiri. Dari ujung kaki sampai ujung kepala utuh,” katanya.
Dia membeberkan, almarhum Kyai Baidhowi sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pekauman, Grujugan Bondowoso tersebut, lahir 1942 dan wafat pada Hari Jumat 2 Juni 2017. Bertepatan dengan 7 Ramadhan 1438 H.
Menurut beberapa sumber salah satu amalam Kiai Ahmad Baidlowi adalah keistiqomahan membaca Sholawat, Tak kurang sebanyak 4444 kali Kiai Ahmad Baidlowi membaca sholawat Nariyah ketika masih Hidup.
Subhanallah, Teruntuk Kiai Ahmad Baidlowi Bondowoso. Lahu Al Fatihah
Demikian Empat Tahun Dimakamkan, Jasad KH Ahmad Baidlowi Bondowoso Masih Utuh. Semoga bermanfaat.