F0115. INLAH LASKAR IBLIS

Oleh Mbah Jenggot
Mereka terdiri dari dua belas menteri. Di bawah kekuasaan masing-masing menteri terdapat seratus ribu panglima. Kemudian di bawah kekuasaan masing-masing panglima ada seratus ribu prajurit. Setiap prajurit memiliki berbagai perilaku jahat.
Sebagaimana akal merupakan raja makrifat, maka hawa nafsu merupakan raja iblis.
Nama para menterinya yang berjumlah dua belas itu adalah sebagai berikut. Pertama, Kirâm ibn Karîm. Ia pemilik akhlak terpuji dalam mencegah keburukan serta dalam memerintahkan dan melakukan kebaikan. Kedua, Hâmah ibn Iblis. Ia penguasa dosa-dosa besar. Ketiga, Syaithân ibn Sauqân. Ia adalah penguasa pasar yang memerintahkan pengurangan takaran. Keempat, al-Zuwayangh ibn Dâmigh, yang selalu berusaha mengadu domba dan menyebarkan fitnah. Kelima, Ummu Rawbin. Ia menjadi provokator peperangan antarmanusia dan yang selalu memerintahkan pembunuhan. Keenam, Syaythath ibn Luwayth. Ia selalu menyerukan permusuhan dan perbuatan keji. Ketujuh, Syawqath ibn Wahab. Ia yang mencampurbaurkan antarmanusia serta menanggalkan nasihat dan sikap istiqamah.
Kesebelas, Qabizh ibn Qawthil. Ia yang memerintahkan segala kejahatan, cacian, dan kebencian. Kedua belas, Azârîn Hasûb, penguasa tempat-tempat hiburan dan tempat minum-minuman keras. Ia berdiam di sana seraya memerintahkan kejahatan. Ia memiliki pasukan telanjang dan pekerja lain yang menggoda dan melenakan manusia lewat musik dan hiburan.
Dari menteri iblis yang kedua belas inilah berbagai macam jenis hiburan bermula. Ada nama pekerja, pemusik, dan pemilik tempat hiburan di antara iblis ini. Mereka adalah makhluk terlaknat yang paling utama. Salah satu di antara mereka adalah Abû Samlaqah. Abû Samlaqah inilah yang pertama kali memeras air hujan, lalu membuat ragi, meminum, dan bernyanyi. Ia pula yang pertama kali berkeringat. Dengan kedua telapak tangannya, ia memetik anggur, memerah air anggur, dan meminum dari air perasan anggur itu. Kemudian ia meletakkannya di bawah anggur, menutupi kepalanya dengan sebuah daun, dan beberapa hari kemudian kembali. Saat kembali, minuman tersebut tampak mengeluarkan busa. Ia meminumkan kepada saudaranya, Shihâb, hingga mabuk. Lalu ia bernyanyi. Oleh karena itulah, saudaranya disebut ‘Azâf alias Hafâf. Namanya sebelum itu adalah Masqash.
Wamzah ibn al-Harts, Pemain Barbath yang Pertama Kali
Suatu saat Wamzah mendatangi Hafâf. Lalu Hafâf memberinya minum dari minumannya. Seketika itu, ia terbang dan jatuh pada sebuah pulau di lautan. Ia menetap di dalamnya selama setahun dan berpikir tentang sesuatu yang bisa dilakukannya.
Tiba-tiba pada suatu hari, ia mendengar suara sendu dan indah. Ia mendengar suaranya dan tertarik padanya. Ia pun segera meraut sebatang kayu yang diikat dengan benang dari kulit pohon. Kemudian ia membentuknya menjadi seperti sebuah kecapi. Setelah itu, ia mengambil senar dari ekor kuda.
Lûqas ibn Lâqis, Pemain Seruling Pertama
Suatu hari ia melewati Hafâf yang sedang memainkan musik. Ia mendengar suara yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Ia pun mendekat dan meminum minuman yang tidak pernah ia minum sebelumnya. Akibatnya, ia melayang hingga menuju negeri Babil. Ia berdiam di sana selama setahun seraya berpikir untuk membuat sesuatu. Kemudian pada suatu malam ia mendengar suara lalat. Ia lalu mengambil sebatang bambu dan melubanginya. Setelah itu, ia meniupnya.
Abu Laysam, Pemain Gendang Pertama
Ia adalah yang pertama kali membuat gendang. Alkisah, pada suatu hari ia menghamparkan ekornya ke wadah kaca milik Hafâf. Lalu Hafâf memukul wadah tersebut dengan tangannya. Ternyata wadah tadi berbunyi. Mendengar itu, ia pun segera mengganti ekor tersebut dengan kulit.
Iblis yang Menghuni Tempat-tempat Tertentu
Iblis yang bernama al-Qashqâm ibn al-Qast menghuni tempat sampah. Ia memercikkan air kencing ke pakaian. Setan bernama Dafûf ibn al-Qârib menghuni dapur. Ia menyibukkan para wanita untuk membuat marah majikan dan suami, serta menghuni periuk dengan menggaraminya. Lalu al-Riyâdh ibn al-Damdân yang mengurusi harta dan simpanan. Al-Râqtib Syû menghuni kamar kecil. Al-Dahhâk ibn al-Maqthâb menghuni gang dan jalan dengan mengantar orang-orang yang mabuk menuju rumah mereka. al-‘Ashûf ibn al-Jadd menghuni tempat-tempat hiburan dan musik. Iblis Arabad dan Jasûr ibn al-Luth mencampurbaurkan antara laki-laki dan wanita. Al-Buhaits ibn al-Maqham menghuni pasar-pasar, serta al-Duwaif ibn al-Qalqal yang menghuni kedai-kedai minuman keras.[ Hadist Riwayat : Al-Hakim, Al-Tirmidzi ].
Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan Abi Daud dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya aku tuturkan kepada kalian tentang Dajjal. Sehingga, aku khawatirkan kamu tidak mengerti apa yang aku tuturkan kepado kalian. Sesungguhnyo sepasang kaki Dajjal itu pendek. Kalau berjalan sepasang kakinyo itu direnggangkan, berambut keriting, matanya buta sebelah, tidak melihat, tidak cembung don tidak cekung. Jika kamu merasa dibuatnya kabur, ketahuilah bahwa Tuhanmu Yang Mahamulia lagi Mahaagung tidak buta sebelah.
Menurut para ulama, seperti yang dikutip oleh al-Hafizh Abul Khaththab alias Ibnu Dahiyat dalam kitabnya Maraj al-Bahrain Fi Fawa’id al-Musyriqin wal Maghribin, kalimat dajjal itu memiliki sepuluh makna.
Pertama, menurut al-Khalil dan lainnya, dajjal adalah pendusta. Disebut pendusta, karena ia memasukkan kebatilan pada kebenaran. Kedua, menurut al-Ashmu’i, dajjal itu diambil dari kalimat dajjala yang berarti mengecat dengan ter. Ketiga, disebut demikian karena Dajjal melintasi pelosok-pelosok bumi. Keempat, dajjal itu berarti menutupi. Soalnya, Dajjal itu menutupi atau menjelajah ke seluruh bumi. Kelima, disebut dajjal karena ia menjelajahi bumi ketika ia menginjak-injak seluuuh negeri kecuali Mekah dan Madinah.

Selanjutnya keenam, disebut dajjal karena ia suka menipu manusia dengan kejahatannya. Ketujuh, kata dajjal itu sinonim dengan mukhoriq yang berarti orang yang merobek-robek atau yang mengoyak-oyak. Kedelapan, menutur Tsa’labah, kata dajjal itu sinonim dengan al-mumawwih yang berarti orang yang melapis. Contohnya seperti kalimat soifun mudajjalun yang berarti pedang yang dilapis dengan emas. Kesembilan, kata dajjal berarti air emas yang dicatkan kepada sesuatu sehingga bagian luarnya kelihatan bagus namun dalamnya tidak. Disebut demikian, karena Dajjal mernang suka memperindah sesuatu yang batil. Kesepuluh, kata dajjal sama dengan farnad as-soif yang berarti batik-batik pada pedang.

Pos terkait