Pertanyaan:Hukum Air dan Bejana Orang Musyrikin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Mohon pencerahannya nih, bagaimana hukumnya jika orang Islam tinggal bersama non muslim dan makan bareng dan air yang dipakai mandi itu sama-sama dipakainya, mohon penjelasannya. [Akbar An-Najmi Al-Falah].
Jawaban atas pertanyaan Hukum Air dan Bejana Orang Musyrikin
Wa alaikum salaam Wr. Wb.
Air yang dipakai mandi non muslim dihukumi suci sebagaimana airnya orang muslim.
– Kitab Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud
إنا نجاور أهل الكتاب ، وهم يطبخون في قدورهم الخنزير ، ويشربون في آنيتهم الخمر ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” إن وجدتم غيرها فكلوا فيها واشربوا ، وإن لم تجدوا غيرها فارحضوها بالماء ، وكلوا واشربوا
Abu Tsa’labah berkata: “sesungguhnya kami bertetanga dengann ahlul kitab dan mereka memasak daging babi pada bejana mereka dan merekapun minum arak dengan gelas-gelas mereka, kemudian Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “jika engkau menemukan bejana yang lainnya maka makan dan minumlah dengannya tetapi jika tidak menemukan bejana yang lainnya maka cucilah dengan air kemudian makan dan minumlah”. HR abu dawud.
( فارحضوها ) أي : اغسلوها قال الخطابي : الرحض الغسل والأصل في هذا أنه إذا كان معلوما من حال المشركين أنهم يطبخون في قدورهم الخنزير ويشربون في آنيتهم الخمر فإنه لا يجوز استعمالها إلا بعد الغسل والتنظيف فأما ثيابهم ومياههم فإنها على الطهارة كمياه المسلمين وثيابهم إلا أن يكونوا من قوم لا يتحاشون النجاسات أو كان من عاداتهم استعمال الأبوال في طهورهم فإن استعمال ثيابهم غير جائز إلا أن يعلم أنها لم يصبها شيء من النجاسات انتهى كلام الخطابي .
Farchidhuha maksudnya adalah cucilah bejananya.al khitobi berkata: “ar rochdhu adalah mencuci, asalnya dalam masalah ini adalah jika sudah diketahui bahwa keadaan musyrikin tersebut biasanya memasak babi dalam bejana mereka dan meminum arak dalam wadah-wadah mreka maka tidak boleh menggunakan bejana tersebut kecuali setelah mencuci dan membersihkannya.
Adapun baju-baju dan air-air mereka maka suci sebagaimana air-airnya muslimin dan juga bajunya, kecuali jk mereka adalah kaum yang tidak menjauhkan diri dari najis atau kebiasaan mereka adalah menggunakan air kencing dalam pencucian pakaiannya maka menggunakan pakaian mereka tidak boleh kecuali jika telah diketahui bahwa baju tersebut tidak terkena sesuatu dari najis.” selesai perkataan Al Khitobi.
Menggunakan bejana musyrikin hukumya makruh. Menggunakan bejana ataupun gelasnya non muslim walaupun sudah dicuci dengan air dan tidak ada bejana atau gelas yang lainnya.
– Kitab Syarah Nawawi Alal Muslim :
قوله في حديث أبي ثعلبة : ( إنا بأرض قوم من أهل الكتاب نأكل في آنيتهم ؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم : ” فإن وجدتم غير آنيتهم فلا تأكلوا فيها ، وإن لم تجدوا فاغسلوها ، ثم كلوا ) هكذا روى هذا الحديث البخاري ومسلم ، وفي رواية أبي داود قال : إنا نجاور أهل الكتاب ، وهم يطبخون في قدورهم الخنزير ، ويشربون في آنيتهم الخمر ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” إن وجدتم غيرها فكلوا فيها واشربوا ، وإن لم تجدوا غيرها فارحضوها بالماء ، وكلوا واشربوا” قد يقال : هذا الحديث مخالف لما يقول الفقهاء ، فإنهم يقولون : إنه يجوز استعمال أواني المشركين إذا غسلت ، ولا كراهة فيها بعد الغسل ، سواء وجد غيرها أم لا ، وهذا الحديث يقتضي كراهة استعمالها إن وجد غيرها ، ولا يكفي غسلها في نفي الكراهة ، وإنما يغسلها ويستعملها إذا لم يجد غيرها .والجواب أن المراد النهي عن الأكل في آنيتهم التي كانوا يطبخون فيها لحم الخنزير ، ويشربون الخمر كما صرح به في رواية أبي داود ؛ وإنما نهى عن الأكل فيها بعد الغسل للاستقذار ، وكونها معتادة للنجاسة ، كما يكره الأكل في المحجمة المغسولة ، وأما الفقهاء فمرادهم مطلق آنية الكفار التي ليست مستعملة في النجاسات ، فهذه يكره استعمالها قبل غسلها ، فإذا غسلت فلا كراهة فيها ؛ لأنها طاهرة وليس فيها استقذار ، ولم يريدوا نفي الكراهة عن آنيتهم المستعملة في الخنزير وغيره من النجاسات . والله أعلم .
Sabda rasul dalam hadisnya abu tsa’labah “sesungguhnya kami berada di negeri kaum ahli kitab, maka bolehkah kami makan dengan bejana mereka (yakni dengan memakan piring-piring mereka) beliau menjawab, jika kamu mendapatkan yang selainnya maka janganlah kamu makan dengan bejana mereka dan jk kamu tidak mendapatkan (yang lain kecuali bejana mereka) maka cucilah lalu makanlah dengan bejana tersebut.”
Seperti itulah imam al bukhori dan muslim meriwayatkan hadis ini. Dan dalam riwayat abu dawud abu tsa’labah berkata: “sesungguhnya kami bertetanga dengann ahlul kitab dan mereka memasak daging babi pada bejana mereka dan merekapun minum arak dengan gelas-gelas mereka, kemudian Rasululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “jika engkau menemukan bejana yang lainnya maka makan dan minumlah dengannya tetapi jika tidak menemukan bejana yang lainnya maka cucilah dengan air kemudian makan dan minumlah.”
Dikatakan bahwa hadis ini bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh ulama’ fikih, mereka berkata bahwa boleh menggunakan bejana-bejananya musyrikin ketika telah di cuci dan tidak ada kemakruhan di dalamnya setelah bejana dicuci, sama saja ketika terdapat bejana yang lainya maupun tidak.
Dan hadis ini menunjukkan bahwa makruh hukumnya menggunakan bejana musyrikin yang sdh dicuci jika ada bejana yang lainnya, dan pencucuian tersebut tidak bisa menghilngkan hukum kemakruhannya, pencucian dan penggunaan tersebut hanyalah jika tidak ditemukan bejana yang lainnya.
Jawaban pertentangan tersebut adalah, yang dimaksud pencegahan dari makan menggunakan bejana mereka yang telah mereka gunakan untuk memasak daging babi dan mereka gunakan untuk minum arak sebagaimana riwayat abu dawud, alasan pencegahan setelah dicuci adalah lil istiqdzar/merasa jijik, dan sebab bejana tersebut adalah terbiasa untuk barang najis sebagaimana makruhnya makan menggnakan bejana tempat bekam yang telah dicuci.
Adapun ulama’ fikih, maka maksud mereka adalah mutlak semua bejananya kuffar yang tidak digunakan untuk barang-barang najis, maka bejana ini (yang tidak digunakan untuk barang-barang najis) makruh digunakan sebelum dicuci dan ketika telah dicuci maka tidak makruh lagi karena sudah suci dan tidak menjijikkan, dan maksud ahli fikih adalah bukan menafikan kemakruhan bejana orang-orang kafir yang digunakan untuk memasak daging babi atapun selainya dari perkara-perkara yang najis.
Wallohu a’lam semoga bermanfaat. [Mas Hamzah].
Sumber tulisan di sini.
Baca juga artikel terkait.