Pertanyaan: Hukum Khitbah Disertai Tukar Cincin
Assalamualaikum. Wr. Wb.
bagaimana tata cara tunangan yang berdasarkan syara’ dan bagaimanakah hukum tunangan di jaman sekarang dengan saling memakaikan cincin.pertunangan ? nuwwun, ditunggu referensinya. [Muhammad El Andalusy].
Jawaban Atas Pertanyaan Hukum Khitbah Disertai Tukar Cincin
Waalaikumsalam. Wr. Wb.
Seorang lelaki tidak boleh mengenakan emas baik berupa cincin atau perhiasan yang lain dalam keadaan apapun. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharamkan emas atas kaum laki-laki umat ini. Dan beliau melihat seorang lelaki yang mengenakan cincin emas di tangannya maka beliaupun melepas cincin tersebut dari tangannya. Kemudian beliau berkata:
يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَضُعَهَا فِي يَدِهِ؟
“Salah seorang kalian sengaja mengambil bara api dari neraka lalu meletakkannya di tangannya?”
Maka, seorang lelaki muslim tidak boleh mengenakan cincin emas. Adapun cincin selain emas seperti cincin perak atau logam yang lain, maka boleh dikenakan oleh laki-laki, meskipun logam tersebut sangat berharga. Mengenakan cincin tunangan bukanlah adat kaum muslimin (melainkan adat orang non-muslim).
Apabila cincin itu dipakai disertai dengan i’tiqad (keyakinan) akan menyebabkan terwujudnya rasa cinta antara pasangan suami istri dan jika ditanggalkan akan memengaruhi langgengnya hubungan keduanya, maka yang seperti ini termasuk syirik. Dan ini merupakan keyakinan jahiliyah.
Jadi tidak boleh melakukan tukar cincin tunangan jika mengandung unsur syirik, cincin untuk lelaki berupa emas atau cincin dipakaikan oleh si pelamar (laki-laki). Bila hal-hal yang terlarang bisa dihindari, maka tidak mengapa bila dilakukan sebatas seremonial adat lokal, sekaligus silaturrahmi guna mendekatkan kedua keluarga calon pengantin.
Tukar cincin sepasang calon pengantin adalah hal yang menjadi adat bagi sekelompok masyarakat, oleh karena itu tak jarang bagi para bangsawan, Aghniya’ dan menegah bawahpun selalu melakukan kejadian yang sudah di anggap sacral tersebut, dengan cara pihak laki-laki memakaikan cincin ke pihak wanita begitupun sebaliknya.
Jika enggan memakai cincin tersebut, maka sungguh mengecewakan bagi semua keluarga dan saudara-saudara terdekat, apalagi terhadap calon suami/istri tercinta, bisa-bisa pertunangan mereka putus di tengah jalan sebelum menyentuh pelaminan.
Adat ini dianggap sebagai komitmen keseriusan bagi kedua mempelai dalam melanjutkan hubungan ke lantai pelaminan. Ketika kedua pasangan tidak bersedia memakai menimbulkan anggapan ketidak seriusan pada ikatan tersebut, dan beresiko menimbulkan konflik keluarga kedua belah pihak.
Bagaimana hukum laki-laki memakai cincin seperti permasalahan di atas? Harom, karena ada unsur tasyabbuh :
/ فتاوى الأزهر – (ج 9 / ص 499(
هل صحيح أن دبلة الخطوبة بدعه وحرام ؟خاتم الخطوبة أو الزواج له قصة ترجع إلى آلاف السنين ، فقد قيل : إن أول من ابتدعها الفراعنة، ثم ظهرت عند الإغريق ، وقيل إن أصلها مأخوذ من عادة قديمة، هى أنه عند الخطبة توضع يد الفتاة فى يد الفتى ويضمهما قيد حديدى عند خروجهما من بيت أبيها، ثم يركب هو براده وهى سائرة خلفه ماشية مع هذا الرباط حتى يصلا إلى بيت الزوجية ، وقد تطول المسافة بين البيتين ، ثم أصبحت عادة الخاتم تقليدا مرعيا فى العالم كلهوعادة لبسها فى بنصر اليسرى مأخوذة عن اعتقاد الإغريق أن عرق القلب يمر فى هذا الإصبع ، وأشد الناس حرصا على ذلك هم الإنجليزوقيل : أن خاتم الخطوبة تقليد نصرانى.
/ فتاوى الشيخ محمد علي فركوس-غير موافق للمطبوع – (ج 125 / ص 1(
السؤال: ما هي حدودُ رؤية الخاطب لِمخطوبته، وهل يجوز له أن يتَّصلَ بها هاتفيًّا، وإذا عقد مجلس الرؤية فهل له أن يجلس معها من غير خلوة أي مع ذي محرم، وهل له بعد تمام العقد أن يُلْبِسها خاتم الخطبة؟ أفتونا مأجورين- الى ان قال-أمّا لبس خاتم الخطبة سواء للخاطب أو المخطوبة فليس له دليل في الشرع، بل هو من الأمور التي نُهِينَا أن نتشبَّه فيها بالنصارى أو اليهود، لذلك ينبغي تركه وخاصّة إن كان من الذهب على الرجال فيشتد التحريم لنهيه صَلَّى اللهُ عليه وآله وسَلَّم عن التحلي بالذهب للرجال والتختم به
Kalaupun acara seperti itu harus kudu, tinggal ngatur aja praktek di lapangannya. Yang perlu diperhatikan :
- Cincin buat perempuan silahkan dari emas dan yang buat laki-lakinya dari perak.
- Pada waktu penyerahan dan pemakaiannya :
- a) untuk wanita, yang memakaikannya boleh ibunya atau ibu dari si laki-laki atau mahrom perempuan dari keduanya.
- b) untuk laki-laki, boleh calon mertua laki-laki yang memakaikannya. Wallahu a’lam. [Ical Rizaldysantrialit].
Wallahu A’lam.
Demikian, semoga bermanfaat.
Sumber tulisan ada disini.
Silahkan baca artikel terkait.