Hukum Memberikan Daging Kurban Setelah Dimasak

Hukum Memberikan Daging Kurban Setelah Dimasak

Hukum Memberikan Daging Kurban Setelah Dimasak

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bacaan Lainnya

Bagaimana hukumya daging Qurban yang sudah dimasak, misal dijadikan sarden? Maksudnya diberikan kepada fakir miskin dalam keadaan sudah disarden ?

[Dimas Adrian].

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban atas pertanyaan hukum memberikan daging kurban setelah dimasak

Daging kurban harus dibagikan dalam keadaan mentah. Tidak boleh kalau di-sarden, karena daging kurban harus diberikan secara mentah supaya penerima / faqir miskin bisa mentasharrufkan baik dijual atau lainnya.

Sebagaimana diketahui sarden dimasak dengan minyak panas maupun dipanaskan di dalam kaleng dengan uap panas. Setelah itu, ikan yang telah berada di dalam kaleng direndam dalam campuran minyak yang mengandung bumbu.

Begitu pula tidak boleh daging kurban dibagikan sudah dalam bentuk kornet, karena daging kornet (bahasa Inggris: corned beef) adalah daging sapi yang diawetkan dalam air garam dan kemudian dimasak dengan cara direbus, biasanya digunakan potongan daging yang mengandung serat memanjang, seperti brisket. Nama “corned beef” berasal dari garam kasar yang digunakan, Corn artinya butiran, yaitu butiran garam. Bahkan daging kurban dishodaqohkan berupa dendeng (daging mentah kering karena dijemur) pun tidak boleh.

Kitab I’anatuth Tholibin:

اعانة الطالبين : ويجب التصدق – ولو على فقير واحد – بشئ نيئا
(وقوله: نيئا) أي ليتصرف فيه المسكين بما شاء من بيع وغيره.فلا يكفي جعله طعاما ودعاء الفقير إليه، لأن حقه في تملكه لا في أكله.(قوله: من التطوع بها) احترز به عن الواجبة، فيجب التصدق بها كلها، ويحرم أكل شئ منها كما تقدم آنفا.(قوله: والأفضل التصدق بكله) أي بكل المتطوع بها، وذلك لأنه أقرب للتقوى، وأبعد عن حظ النفس

(وقوله: نيئا) أي ليتصرف فيه المسكين بما شاء من بيع وغيره.

Kitab Roudhoh Imam Nawawi:

لا يجوز أن يدعو الفقراء ليأكلوه مطبوخا ؛ لأن حقهم في تملكه فإن دفع مطبوخا ، لم يجز ، بل يفرقه نيئا ، فإن المطبوخ ، كالخبز في الفطرة .

Kitab Alhawi Kabir Imam Mawardi:

وأما الفقراء فعلى المضحي أن يدفع إليهم منها لحما ، ولا يدعوهم لأكله مطبوخا ، لأن حقهم في تملكه دون أكله ليصنعوا به ما أحبوا ، فإن دفعه إليهم مطبوخا لم يجز حتى يأخذوه نيئا ، كما لا يجوز أن تدفع إليهم زكاة الفطر مخبوزا ، فإذا أخذوه لحما جاز لهم بيعه كما يجوز لهم بيعه ما أخذوه من الزكوات والكفارات ، وإن لم يجز المزكي والمكفر بيعه .

Kitab Fathul Wahhab:

” وَيَجِبُ تَصَدُّقٌ بِلَحْمٍ مِنْهَا ” وَهُوَ مَا يَنْطَلِقُ عَلَيْهِ الِاسْمُ مِنْهُ لِظَاهِرِ قَوْله تَعَالَى: {وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ} 1 أَيْ الشَّدِيدَ الْفَقْرِ وَيَكْفِي تَمْلِيكُهُ لِمِسْكِينٍ وَاحِدٍ ويكون نيئا لا مطبوخا لشبهه حينئذ بالخبز فِي الْفِطْرَةِ قَالَ الْبُلْقِينِيُّ وَلَا قَدِيدًا عَلَى الظاهر

Wallahu a’lam bis shawab. Semoga bermanfaat.

[Ghufron Bkl, Mas Hamzah].

Sumber tulisan lihat di sini.

Tulisan terkait baca di sini. 

Pos terkait