Pertanyaan: Bagaimana Hukum Meminum Darah Nabi?
Assalamu alaikum Wr. Wb.
Apakah benar ada hadist tentang sahabat nabi yang meminum darahnya Nabi di waktu Nabi terluka?. sukron
[Fatin Shidqia Lubis]
Jawaban atas pertanyaan Hukum Meminum Darah Nabi
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Malik bin Sinan (ayah Abu Said Al-Khudri) dalam Perang Uhud telah menelan darah Rasulullah SAW. yang keluar dari luka di pipi beliau.
(Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 219; Qadhi Iyadh,Asy-Syifa bi-Ta’rif HuquqAl-Mushthafa, hal. 40).
Al-Mubarakfuri menulis bahwa:
وامتص مالك بن سنان والد أبي سعيد الخدريالدم من وجنته صلى الله عليه وسلم حتى
أنقاه، فقال: (مُجَّه)، فقال: والله لا أمجه، ثم أدبر يقاتل، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (من أراد أن ينظر إلى رجل من أهل الجنة فلينظر إلى هذا)، فقتل شهيداً.
“Malik bin Sinan ayah Abu Said Al-Khudri telah menyedot darah dari pipi Rasulullah SAW. sampai menelannya. Nabi SAW. bersabda, “Ludahkanlah itu!” Malik bin Sinan menjawab,”Demi Allah, aku tidak akan meludahkannya.” Kemudian dia berbalik dan berperang.
Berkatalah Nabi SAW,”Barangsiapa ingin melihat seseorang dari penduduk surga, hendaklah ia melihat orang ini,” Malik bin Sinan kemudian mati syahid.”
(Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 219)
Kekhususan Nabi SAW. bahwa kotoran dan darah Nabi itu suci, berkata An Nawawi dalam Majmu Syarah Muhadzab 1/233:
استدل من قال بطهارة دم وبول رسول الله(صلي الله وعليه وسلم) بالحديثين المعروفين , وأن أبا طيبة الحجام حجمه(صلي الله وعليه وسلم) وشرب دمه ولم ينكر عليه , وأن امرأة شربت بوله (صليالله وعليه وسلم) فلم ينكر عليها. وحديث ابي طيبة ضعيف, وحديث شرب البول صحيح رواه الدار قطني وقال: “هو حديث حسن صحيح.” وذلك كاف في الاحتجاج لكل الفضلات قياساً“
Ulama yang menilai kesucian air seni dan darah Nabi SAW. menggunakan dua hadits yang telah dikenal sebagai dalil. Yaitu hadits:
Sesungguhnya Abu Thaibah seorang tukang bekam membekam Nabi SAW. dan meminum darahnya sedang beliau tidak mengingkari tindakan Abu Thaibah ini·
dan hadits:
Sesungguhnya seorang perempuan meminum air seni beliau dan beliau tidak mengingkarinya.
Status hadits Abu Thaibah itu lemah sedang hadits perempuan yang meminum air seni beliau itu shahih yang diriwayatkan oleh Al Daruquthni.
Al Daruquthni berkata, “Hadits tentang perempuan yang minum air seni Nabi ini statusnya hasan shahih.
Dan hal ini secara analogi cukup dijadikan sebagai argumen akan kesucian segala sesuatu yang dikeluarkan oleh tubuh Nabi
Jika Rasulullah SAW. berwudhu maka para sahabat berebut untuk mengambil air bekas wudhunya karena bertabaruk dg beliau.
Ummu Aiman pernah meminum air seninya Rasulullah. Abu Toibah pernah meminum darahnya Rasulullah. Abdullah bin Zubair juga pernah meminum darahnya Rasulullah. Segala sesuatu yang keluar dari Rasulullah hukumnya suci berdasarkan pendapat yang mu’tamad. Dengan dalil dalil seperti pengalaman para sahabat di atas.
ketika Abdullah bin Zubair masih kecil beliau di perintah oleh Rasulullah untuk menguburkan darahnya sehabis berbekam, lalu bukannya menguburkannya akan tetapi beliau Abdullah bin Zubair bahkan meminumnya.
kemudian setelah mengetahui akan hal tersebut Rasulullah beesabda padanya:
barang siapa yang darahnya bercampur dengan darahku tidak akan tersentuh oleh api neraka.
المشرع الروي ج ١ ص ٢٥٧.
كان صلى الله عليه و سلم إذا توضأ بادر الصحابة رضي الله تعالى عنهم إلى وَضوئه يتبركون بالماء الذي مس أعضاءه صلى الله عليه و سلم و كانوا لا يتنخم صلى الله عليه وسلم نخامة إلا دلكوا بها أجسامهم و شربت أم أيمن بوله و أبو طيبة الحاجم دمه و كذا عبد الله بن الزبير رضي الله تعالى عنه .
الباجوري ج ١ ص ١١١
فضلاته صلى الله عليه و سلم طاهرة على المعتمد لأن البركة الحبشية شربت بوله صلى الله عليه و سلم فقال :لن تلج النار بطنك صححه الدارقطني .و لأن أبا طيبة شرب دمه صلى الله عليه و سلم و فعل مثل ذلك ابن الزبير و هو غلام حين أعطاه النبي صلى الله عليه و سلم دم حجامته ليدفنه فشربه فقال له النبي صلى الله عليه و سلم : من خالط دمه دمي لم تمسه النار .
و الله أعلم
Dinukil dari terjemah kitab Mafahim Sayyid Muhammad
Hadits Abdullah Ibnu Zubair RA: Dari ‘Amir ibnu Abdullah ibn Zubair bahwa ayahnya menceritakan kepadanya bahwa ia datang kepada Nabi SAW. pada saat beliau sedang melakukan bekam. Setelah Nabi selesai berbekam beliau berkata:
ياعبد الله ! اذهب بهذا الدم فاهرقه حيث لا يراك أحد , فلما برز عن رسول الله عدل إلى الدم فشربه , فلما رجع قال : ياعبد الله ! ما صنعت بالدم ؟ قال : جعلته في أخفى مكان علمت أنه يخفى عن الناس , قال : لعلك شربته ؟ قال : نعم , فقال صلى الله عليه وسلم ولم شربت الدم ؟ ويل للناس منك وويل لك من الناس .
“Wahai Abdullah, pergilah dan tumpahkanlah darah ini di tempat yang tidak diketahui orang.” Ketika Abdullah keluar meninggalkan Rasulullah ia mendekati darah tersebut dan meminumnya. Ketika ia kembali, Nabi bertanya, “Apa yang kamu lakukan terhadap darah?” “Saya letakkan darah tersebut dalam tempat paling tersembunyi yang saya tahu bahwa tempat itu tersembunyi dari manusia,” jawab Abdullah ibnu Zubair.“Paling engkau meminumnya.” “Benar.” “Celakalah manusia karena kamu dan celakalah kamu karena mereka,” kata Nabi.
Berkata Abu Musa: Berkata Abu Qasim: Orang-orang menganggap bahwa kekuatan yang dimiliki Abdullah ibnu Zubair adalah akibat meminum darah Nabi SAW. (Al Ishabah vol. II hlm. 310). Al Hakim meriwayatkan pada vol. III hlm 554 dan Thabarani semisal hadits dari Abdullah ibnu Abbas di atas. Al Haitsami berkata dalam vol. VIII hlm. 270 : Hadits di atas diriwayatkan oleh Al Thabarani dan Al Bazzar dengan singkat. Para perawi Al Bazzar adalah para perawi yang sesuai dengan keiteria hadits shahih kecuali Hunaid ibnu Al Qasim yang nota bene tsiqah (kredibel). Ibnu ‘Asakir juga meriwayatkan semisal hadits riwayat Ahmad sebagaimana dijelaskan dalam Al Kanzu vol. VII hlm. 57 besertaan dengan menyebut ucapan Abu ‘Ashim. Dalam sebuah riwayat disebutkan: Berkata Abu Salamah: “Para sahabat menilai bahwa kekuatan yang dimiliki Abdullah ibnu Al Zubair berasal dari kekuatan darah Rasulullah SAW. Dalam versi Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa’ vol. I hlm. 33 dari Kaisan maula Abdullah ibnu Al Zubair RA berkata:
دخل سلمان رضي الله عنه على رسول الله صلى الله عليه وسلم وإذا عبد الله ابن الزبير معه طست يشرب ما فيها , فدخل عبد الله على رسول الله فقال له : فرغت ؟ قال : نعم , قال سلمان : ما ذاك يارسول الله ؟ قال : أعطيته غسالة محاجمى يهريق ما فيها , قال سلمان : ذاك شربه والذي بعثك بالحق , قال : شربته ؟ قال : نعم , قال : لم ؟ قال : أحببت أن يكون دم رسول الله في جوفي , فقام وربت بيده على رأس ابن الزبير , وقال : ويل لك من الناس وويل للناس منك لا تمسك النار إلا قسم اليمين .
“Salman masuk menemui Rasulullah SAW. Kebetulan ada Abdullah ibnu Al Zubair yang membawa sebuah baskom dan sedang meminum isinya. Abdullah lalu masuk menemui beliau. “Sudah selesai?” tanya beliau.“Sudah,” jawab Abdullah.“Apa itu?, wahai Rasulullah!” tanya Salman.“Saya berikan kepada Abdullah wadah yang berisi bekas darah bekamku untuk dibuang isinya, “ jawab Nabi.“Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq, ia telah meminumnya, “ lanjut Salman. Nabi pun bertanya kepada Abdullah, “Apa kamu meminumnya?” “Benar,” jawab Abdullah.“Mengapa.” “Saya ingin darah Rasulullah ada dalam perutku.”Nabi lalu bangkit berdiri dan mengusap kepala Abdullah dengan tangan beliau dan berkata, “Celakalah manusia karena kamu dan celakalah kamu karena mereka. Neraka tidak akan menyentuhmu kecuali sumpah”
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Salman semisal hadits ini dengan singkat dan para perawinya adalah para perawi yang kredibel. (tsiqaat). Demikian dalam Al Kanzu VII hlm. 56. Al Daruquthni dalam Sunannya meriwayatkan hadit semisal. Dalam sebuah riwayat: Bahwa Abdullah ibnu Al Zubair ketika meminum darah Rasulullah ditanya oleh Nabi SAW,“Apa yang mendorongmu melakukan hal ini ?” “Saya yakin bahwa darahmu tidak akan terkena api neraka Jahannam maka karena alasan inilah aku meminumnya,” jawab Abdullah.“Celakalah kamu karena manusia,” ujar Nabi SAW. Versi Al Thabarani dari haditsnya Asmaa’ binti Abi Bakr semisal hadits di atas dan di dalamnya berisi sbb: “Api neraka tidak akan menyentuhmu.”
Dalam Kitabu Al Jauhari Al Maknuni fi Dzikri Al Qabaaili wa Al Buthuni sbb:“Ketika Abdullah minum darah Nabi SAW. maka mulutnya menebarkan bau harum misik dan bau ini tidak pernah hilang dari mulutnya sampai ia disalib.” (Al Mawaahib karya Al Hafidh Al Qasthalani).
Hadits Dari Sufainah Maula Nabi SAW.
Al Thabarani meriwayatkan dari Safinah RA, ia berkata:
احتجم النبي صلى الله عليه وسلم ثم قال : حذ هذا الدم فادفنه من الدواب والطير والناس , فتغيبت فشربته , ثم ذكرت ذلك له فضحك . ( قال الهيثمي ج 8 280 : رجال الطبراني ثقات )
“Nabi SAW melakukan bekam lalu beliau berkata, “Ambillah darah ini lalu kuburlah agar tidak diminum oleh binatang, burung dan manusia.”Saya kemudian bersembunyi dan meminum darah itu. Selanjutnya hal ini saya sampaikan kepada beliau dan beliau tertawa. Kata Al Haitsami dalam vol. VIII hlm. 280 : “Para perawi hadits riwayat Al Thabarani itu kuat.”
HADITS MALIK IBNU SINAN RA
Dalam Sunan Sa’id ibnu Manshur dari jalur ‘Amr ibnu Al Sa’ib bahwasanya sampai kepada ‘Amr bahwa Malik ibnu Sinan ayah dari Abu Sa’id Al Khudlri ketika Rasulullah terluka pada wajah beliau yang mulia dalam perang Uhud maka Malik menghisap luka Nabi sampai luka tersebut bersih dari darah dan tampak daerah yang terluka setelah dihisap berwarna putih. “Muntahkan darah itu ! perintah Nabi kepadanya. “Saya tidak akan memuntahkannya selamanya,” jawabnya lalu ia pun menelan darah yang dihisapnya.
من أراد أن ينظر إلى رجل من أهل الجنة فلينظر إلى هذا فاستشهد بأحد
“Barangsiapa yang ingin melihat lelaki penghuni surga maka lihatlah kepadanya,” kata Nabi. Akhirnya Malik mati syahid dalam medan perang Uhud.
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Al Thabarani yang di dalamnya tercantum : Nabi SAW bersabda :
من خالط دمي دمه لا تمسه النار
“Siapa yang mencapur darahnya dengan darahku, ia tidak akan terkena api neraka.” Kata Al Haitsami, “Dalam isnad hadits ini saya tidak melihat perawi yang disepakati dla’if.
Sa’id ibnu Manshur juga meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
من سره أن ينظر الاى رجل خالط دمي دمه فالينظر إلى مالك بن سنان
“Siapa yang merasa senang melihat lelaki yang mencampur darahku dengan darahnya maka hendaklah melihat Malik ibnu Sinan.”
TUKANG BEKAM LAIN YANG MEMINUM DARAH NABI SAW.
Dalam Al Dlu’afaa’ Ibnu Hibban meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,“Seorang budak milik sebagian suku Qurays membekam Nabi SAW. Setelah selesai dari membekam ia mengambil darah dan pergi membawanya menuju belakang tembok. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri dan ia tidak melihat siapapun. Lalu ia meminum darah Nabi sampai tuntas lalu datang kepada Nabi. Beliau memandang wajah budak itu dan bertanya, “Celaka kamu, apa yang kamu lakukan terhadap darah?
”“Saya sembunyikan di belakang tembok,” jawab budak.
“Di mana kamu menyembunyikan darah ?” tanya Nabi lagi.
“Wahai Rasulullah!, saya tahan darahmu dari saya tumpahkan ke tanah. Darah itu ada dalam perutku,” jawab sang budak.
“Pergilah!, engkau telah melindungi dirimu dari api neraka,” kata Nabi.
( Disebutkan oleh Al Qasthalani dalam Al Mawaahib Al Laadunniyyah )
Di jelaskan di kitab Al-Uqud ad-diroyah fi tanqih al-fatawa al-hamidiah (hanafi), karangan ibnu Abidin Muhammad Amin bin Umar, juz 7 halaman 423:…
لِأَنَّ فَضَلَاتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ طَاهِرَةٌ كَمَا جَزَمَ بِهِ الْبَغَوِيّ وَغَيْرُهُ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ لِأَنَّ أُمَّ أَيْمَنَ بَرَكَةَ الْحَبَشِيَّةَ شَرِبَتْ بَوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَنْ يَلِجَ النَّارَ بَطْنُكِ صَحَّحَهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَقَالَ أَبُو جَعْفَرٍ التِّرْمِذِيُّ دَمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَاهِرٌ لِأَنَّ أَبَا طَيْبَةَ شَرِبَهُ وَفَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ ابْنُ الزُّبَيْرِ وَهُوَ غُلَامٌ حِينَ أَعْطَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَ حِجَامَتِهِ لِيَدْفِنَهُ فَشَرِبَهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ { مَنْ خَالَطَ دَمُهُ دَمِي لَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ } وَهَذِهِ الْأَحَادِيثُ مَذْكُورَةٌ فِي كُتُبِ الْحَدِيثِ الصَّحِيحَةِ وَذَكَرَهَا فُقَهَاؤُنَا وَتَبِعَهُمْ الشَّافِعِيَّةُ كَالشِّرْبِينِيِّ فِي شَرْحِ الْغَايَةِوَفُقَهَاءُ الْمَالِكِيَّةِ ، وَالْحَنَابِلَةِ فَكَانَتْ كَالْمُجْمَعِ عَلَيْهَا فَحَيْثُ ثَبَتَ أَنَّ فَضَلَاتِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ تُنْجِي مِنْ النَّارِ فَكَيْفَ مَنْ رُبِّيَ مِنْ دَمِهَا وَلَحْمِهَا وَرُبِّيَ فِي بَطْنِهَا وَمَنْ كَانَ أَصْلُ خِلْقَتِهِ الشَّرِيفَةِ مِنْهُ يَدْخُلُ النَّارَ هَذَا مَا جَرَى بِهِ لِسَانُ الْقَلَمِ ، وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ .…
karena kotoran-kotoran beliau alaihi salallam itu suci sebagaimana di pertegas oleh Baghowi dan selainnya, pendapat ini lah yang mu’tamad, karena Ummu Ayman Barokah Al-Habasyiah meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam, kemudian beliau bersabda: perutmu tidak akan masuk neraka, Daruqutni menshohihkan (hadits ini),
Abu Ja’far At-Tirmidzi berpendapat:
darah Nabi shallahaualaih wasallam itu suci, karena Aba Atiyah meminumnya, hal ini di perbuat pula oleh ibnu Zubair dikala kecilnya, yang mana Nabi memberinya darah bekam agar ia memendamnya, kemudian ia malah meminumnya, maka nabi bersabda kepadanya:
“barang siapa yang darahnya tercampur oleh darahku maka ia tidak akan masuk neraka”, hadits-hadits ini disebutkan di kitab-kitab hadits yang shohih, begitu pula di sebut oleh Ahli Fiqih kita, kemudian di ikuti oleh ulama Syafi’iah, seperti Syarbani di dalam kitab Al-Ghoyah, dan juga Ahli Fiqih Malikiah, dan Hanabilah, maka perkara ini seperti ijma (disepakati para ulama),
Ketika ditetapkan bahwa kotoran-kotoran beliau menyelamatkan dari api neraka, bagaimana dengan yang dipelihara dari darahnya dan dagingnya, dan di pelihara di dalam perutnya, siapa yang asal penciptaannya yang mulia dari dirinya yang masuk neraka!?,
ini berdasarkan catatan-catatan terulis, Allah yang Maha Suci yang Maha mengetahui.
Di jelaskan di kitab fatawa al-azhar, juz 10 halaman 344:
جاءت عدة روايات فى أن بعض الصحابة شرب دم الحجامة من النبى صلى الله عليه وسلم ، وبعضهم شرب بوله . جاء فى المواهب اللدنية للقسطلانى “ج 1 ص 285” قوله : وفى هذه الأحاديث دلالة على طهارة بوله ودمه صلى الله عليه وسلم ، قال النووى فى شرح المهذب : واستدل من قال بطهارتهما بالحديثين المعروفين أن أبا طَيْبَةَ الحجام حجمه صلى الله عليه وسلم وشرب دمه ولم ينكر عليه ، وأن امرأة شربت بوله صلى الله عليه وسلم فلم ينكر عليها ، وحديث أبى طيبة ضعيف ، وحديث شرب البول صحيح رواه الدارقطنى وقال :هو حديث صحيح ، وقيل إنه ضعيف كما فى الزرقانى شارح المواهب…
Banyak riwayat menyebutkan bahwa sebagian Shohabat meminum darah bekam dari Nabi shallu alaih wasallam, sebagian mereka meminum air kencing beliau, di jelaskan di kitab Al-Mawahib Al-Laduniah karangan Qostolani, juz 1 halaman 285; pernyataannya:
Dari hadits-hadits ini terdapat bukti kesucian air kencing dan darah beliau Shallahualaih wasallam, Nawawi berpendapat di dalam kitab Syarah Al-Muhadzab: ulama yang berpendapat kesucian darah dan air kencing Nabi berdalil dengan dua hadits yang ma’ruf, bahwa Aba Toyyibah tukang bekam membekam Rasulullah shallahualaihwasallam dan dia meminum darah beliau, dan beliau tidak mengingkarinya, dan seorang wanita meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam, kemudian beliau tidak mengingkarinya, dan hadits Abu Toyyibah dhoif kedudukannya, sedangkan hadits air kencing shohih di riwayatkan Daroqutni, dan ia berpendapat: hadits itu shohih, di katakan: hadits itu dhoif sebagiamana di kitab syarah al-Mawahib karangan Zarqoni.
Di jelaskan di kitab al-Fatawa al-fiqiah al-kubro karangan ibnu Hajar Al-Haitami, juz 4, halaman 117:
وَسُئِلَ عَمَّا اُعْتِيدَ من قَوْلِ الْإِنْسَانِ لِمَنْ يَفْرُغُ من شُرْبِهِ صِحَّةً أو نَحْو ذلك هل له أَصْلٌ أو هو بِدْعَةٌ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ يُمْكِنُ أَنْ يُقَالَ أَنَّ له أَصْلًا وَيُحْتَجُّ له بِقَوْلِهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم لِأُمِّ أَيْمَنَ لَمَّا أَنْ شَرِبَتْ بَوْلَهُ صلى اللَّهُ عليه وسلم صِحَّةً يا أُمّ أَيْمَنَ لَنْ تَلِجَ النَّارُ بَطْنَك وَوَجْهُ الْقِيَاس أَنَّ الْمُخْتَارَ عِنْد كَثِيرٍ من أَئِمَّتِنَا طَهَارَةُ فَضَلَاتِهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم وَأَنَّ بَوْلَهُ شِفَاءٌ أَيُّ شِفَاءٍ
Dan di mintai fatwa mengenai kebiasaan ucapan seseorang sihhatan atau sejenisnya setelah selesai minum, apakah perkara ini memiliki dalil atau perbuatan bid’ah?, kemudian beliau menjawab dengan fatwanya: mungkin bisa di katakan perkara ini memiliki dalil, dalil itu berupa sabda beliau shallahualaih wasallam kepada Ummu Ayman ketika meminum air kencing beliau shallahualaih wasallam: sihhatan wahai Ummu Ayman, dirimu tidak akan masuk kedalam neraka, dan segi Qiasnya, bahwa yang di pilih menurut kebanyakan Imam-imam kita adalah kesucian kotoran-kotoran beliau shallahualaih wasallam, dan air kencing adalah obat dari segala penyakit.
Wallohu a’lam. Semoga bermanfaat.
[Ghufron Bkl]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.