Pertanyaan: Hukum Menggabungkan Dua Niat Bersuci
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertanyaan: Jika kamu mempunyai hadas besar & kecil lalu kamu mandi besar:
- Apakah hadas kecil otomatis hilang bersamaan hadas besar?
- Habis mandi besar langsung sholat tanpa wudhu sah kah? (melakukan mandi junub tidak melakukan sunah seperti wudhu sebelum mandi). Terimakasih. [Fuad Sembung].
Jawaban atas pertanyaan Hukum Menggabungkan Dua Niat Bersuci
Wa’alaikumussalaam Wr. Wb.
- Iya benar menurut pendapat yang shohih dalam madhab Syafi’i.
- Sah asalkan setelah air merata keseluruh tubuh (dalam artian mandi besarnya sudah sah) tidak melakukan hal hal yang membatalkan wudhu.
– Kitab Roudhotut Tholibin karya Imam Nawawi I / 94 Cet Beirut :
فرع من اجتمع عليه حدثان : أصغر . وأكبر . فيه أوجه . الصحيح : يكفيه غسل جميع البدن بنية الغسل وحده ، ولا ترتيب عليه . والثاني : يجب نية الحدثين إن اقتصر على الغسل . والثالث : يجب وضوء مرتب ، وغسل جميع البدن . فإن شاء قدم الوضوء ، وإن شاء أخره . والرابع : يجب وضوء مرتب ، وغسل باقي البدن . هذا كله إذا وقع الحدثان معا ، أو سبق الأصغر ، وأما إذا سبق الأكبر ، فطريقان . أصحهما : طرد الخلاف . والثاني : القطع بالاكتفاء بالغسل .
[ Cabang ] Barang siapa yang terkumpul padanya dua hadats, kecil dan besar, maka terdapat beberapa pendapat :
- Pendpat yang shohih adalah cukup baginya membasuk seluruh badannya dengan niat mandi saja dan tidak memerlukan tartib (urutan dalam wudhu)
- Jika melakukan mandi saja maka wajib niat dua hadats
- Wajib wudhu secara urut dan membasuh seluruh badan, boleh wudhu di awal atau di akhir mandi
- Wajib wudhu secara urut dan membasuh sisa badan yang belum terkena air.
Itu semua jika hadasnya terjadi secara bersamaan atau hadas kecil mendahulinya.
Adapun jika hadast besarnya yang mendahului hadas kecil maka ada dua pendapat:
- Pendapat yang paling sohih adalah sebgaimana hilaf di
- Sudah pasti cukup dengan sekali mandi.
Disebutkan dalam Al-Asybah Wannadho-ir halaman 86 Cet Thoha Putra Semarang:
ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ ﺇﺫﺍ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﺃﻣﺮﺍﻥ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﻭﺍﺣﺪ ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺘﻠﻒ ﻣﻘﺼﻮﺩﻫﻤﺎ ، ﺩﺧﻞ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮ ﻏﺎﻟﺒﺎ
فَمِنْ فُرُوعِ ذَلِكَ إذَا اجْتَمَعَ حَدَثٌ وَجَنَابَةٌ, كَفَى الْغُسْلُ عَلَى الْمَذْهَبِ, كَمَا لَوْ اجْتَمَعَ جَنَابَةٌ وَحَيْضٌ
“Qaidah ke sembilan: Apabila ada dua perkara yang sejenis dan maksud (tujuannya) tidak berbeda berkumpul jadi satu maka secara umum salah satunya masuk kepada yang lain”.
Diantara yang masuk dalam qaidah ini adalah : Apabila hadats dan junub berkumpul menjadi satu, maka cukup mandi saja menurut madhab Syafi’i, seperti halnya berkumpulnya junub dan hadats dan hadats sebab haidl, maka cukup mandi satu saja.
Wallahu a’lam semoga bermanfaat. [Mas Hamzah, Kasihku Rinduku].
Sumber tulisan di sini.
Baca juga artikel terkait.