PERTANYAAN:Bagaimana Hukum Menikah pada Bulan Shofar?
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bulan apakah yang terbaik untuk pernikahan. Kalau bulan Shafar baik tidak untuk Pernikahan. Terimakasih Jawabannya.
[Risya Ulfa].
JAWABAN atas pertanyaan Hukum Menikah Pada Bulan Shofar
Bulan apa yang baik untuk menikah? Paling utamanya prosesi pernikahan adalah pada hari jumat pagi di bulan Syawal. Bulan lain yang juga dianjurkan untuk menikah adalah bulan Shafar berdasar riwayat Az-Zuhri.
وأن يكون العقد في المسجد ويوم الجمعة وأول النهار وفي شوال وأن يدخل فيه أيضا ( قوله ويوم الجمعة ) أي وأن يكون في يوم الجمعة لأنه أشرف الأيام وسيدها وقوله أول النهار أي وأن يكون في أول النهار لخبر اللهم بارك لأمتي في بكورها حسنه الترمذي ( قوله وفي شوال ) أي ويسن أن يكون العقد في شوال وقوله وأن يدخل فيه أي ويسن أن يدخل على زوجته في شوال أيضا والدليل عليه وعلى ما قبله خبر عائشة رضي الله عنها قالت تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال ودخل فيه وأي نسائه كان أحظى عنده مني وفيه رد على من كره ذلك
Hendaknya akad nikah dilaksanakan di masjid, di hari jumat, di permulaan hari (dini hari), di bulan syawal dan menjalani dukhul juga di dalamnya.
Keterangan di hari jumat artinya hendaknya akad nikah diselenggarakan di hari jumat karena ia adalah lebih utama dan pimpinan semua hari. (Keterangan di permulaan hari) artinya hendaknya akad nikah diselenggarakan di awal hari berdasarkan hadits: “Ya Allah berkahilah umatku dipagi harinya” (Dihasankan oleh at-Tirmidzi).
Keterangan di bulan syawal artinya disunahkan akad nikah diselenggarakan pada bulan syawal. (Keterangan menjalani dukhul) artinya di sunahkan mendukhul terhadap istrinya juga di bulan syawal, dasar adalah hadits riwayat ‘Aisyah ra.:
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menikahi dan mendukhul diriku dibulan syawal, dan mana antara istri-istri beliau yang lebih utama ketimbang diriku ?”
Hal ini sekaligus menepis pendapat orang yang membenci pelaksanaan akad nikah pada masa-masa tersebut. (I’aanah at-Thoolibiin III/273)
Bulan lain yang juga dianjurkan untuk menikah adalah bulan Shafar dengan dasar riwayat Az-Zuhri yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menikahkan putrinya Sayyidah Aisyah RA dengan Ali bin Abi Thalib RA pada bulan tersebut.
وَقَوْلُهُ وَيُسَنُّ أَنْ يَتَزَوَّجَ فِي شَوَّالٍ أَيْ حَيْثُ كَانَ يُمْكِنُهُ فِيهِ وَفِي غَيْرِهِ عَلَى السَّوَاءِ فَإِنْ وُجِدَ سَبَبٌ لِلنِّكَاحِ فِي غَيْرِهِ فَعَلَهُ وَصَحَّ التَّرْغِيبُ فِي الصَّفَرِ أَيْضًا رَوَى الزُّهْرِيُّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَوَّجَ ابْنَتَهُ فَاطِمَةَ عَلِيًّا فِي شَهْرِ صَفَرٍ عَلَى رَأْسِ اثْنَيْ عَشَرَ شَهْرًا مِنْ – الْهِجْرَةِ ا هـ
“Pernyataan, ‘Dianjurkan untuk menikah pada bulan Syawwal’, maksudnya adalah sekiranya memungkinkan untuk dilaksanakan pada bulan tersebut, sedangkan pada bulan yang lain juga sama.
Apabila ditemukan sebab untuk menikah di bulan selain Syawwal, laksanakanlah.
Begitu juga anjuran untuk menikah pada bulan Shafar adalah sahih, dan dalam hal ini Az-Zuhri meriwayatkan hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW. menikahkan putrinya yaitu Sayyidah Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib RA pada bulan Shafar pada penghujung bulan ke dua belas dari hijrah,” (Lihat Abdul Hamid Asy-Syirwani, Hasyiyatus Syirwani, Mesir-Maktabah Mushtafa Muhammad, tanpa tahun, juz VII, halaman 189-190).
– Fatawa Al-Azhar :
ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮﺕ ﻛﺘﺐ اﻟﺴﻴﺮﺓ ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻘﺪ ﻟﻔﺎﻃﻤﺔ ﺑﻨﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻃﺎﻟﺐ ﺑﻌﺪ ﺑﻨﺎﺋﻪ ﺑﻌﺎﺋﺸﺔ ﺑﺄﺭﺑﻌﺔ ﺃﺷﻬﺮ ﻭﻧﺼﻒ اﻟﺸﻬﺮ، ﻭﺣﻴﺚ ﻗﺪ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺃﻥ ﺯﻭاﺟﻪ ﻭﺑﻨﺎءﻩ ﺑﻌﺎﺋﺸﺔ ﻛﺎﻥ ﻓﻰ ﺷﻮاﻝ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﺯﻭاﺝ ﻓﺎﻃﻤﺔ ﻓﻰ ﺷﻬﺮ ﺻﻔﺮ، ﻭﺫﻛﺮ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻓﻰ ﺃﻭاﺋﻞ اﻟﻤﺤﺮﻡ.
Kitab sejarah menyebutkan bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam menikahkan Fatimah dengan Ali, sesudah Nabi menikah dengan Aisyah terpaut 4 bulan setengah. Kita telah tahu bahwa Nabi menikah dengan Aisyah di bulan Syawal maka pernikahan Fatimah adalah di bulan shafar. Ada yang mengatakan bahwa pernikahan Fatimah di awal bulan Muharram.
Bulan Syawal Bulan Pengantin:
Pada bulan Syawwal, Rasulu-Llâh ﷺ menikahi Siti ‘Aisyah radliya Allâhu ‘anha
Disunahkan menikah;pada bulan Syawwal, dilakukan di masjid, pada hari Jum’at, pada pagi hari.
Menghadiri Walimah Pengantin; wajib pada hari ke-1, sunah pada hari ke-2, makruh pada hari ke-3,
Karena walimah pada hari ke-1: Haq, hari ke-2: Jangan menyelenggarakan walîmah sampai 3 hari, karena walimah pada hari ke-3 : riya’ dan sum’ah
أسنى المطالب ، ج ٣ ، ص ١٠٨
(وَ) أَنْ (يَتَزَوَّجَ فِي شَوَّالٍ) وَأَنْ يَدْخُلَ فِيهِ فَقَدْ صَحَّ أَنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فِي شَوَّالٍ وَدَخَلَ بِي فِي شَوَّالٍ وَأَيُّ نِسَائِهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَعْقِدَ فِي الْمَسْجِدِ وَأَنْ يَكُونَ يَوْمَ جُمُعَةٍ وَأَنْ يَكُونَ أَوَّلَ النَّهَارِ لِخَبَرِ «اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا»
الحاوى الكبير ، ج ٩ ، ص ٥٦٠
فَصْلٌ
فَإِنْ كَانَتِ الْوَلِيمَةُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَدُعِيَ فِي الْأَيَّامِ الثَّلَاثَةِ لَزِمَتِ الْإِجَابَةُ فِي الْيَوْمِ الْأَوَّلِ وَاسْتُحِبَّتْ فِي الْيَوْمِ الثَّانِي، وَلَمْ تَجِبْ، وَكُرِهَتْ فِي الْيَوْمِ الثَّالِثِ لِمَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ – أَنَّهُ قَالَ: ” الْوَلِيمَةُ فِي الْيَوْمِ الْأَوَّلِ حَقٌّ وَفِي الثَّانِي مَعْرُوفٌ وَفِي الثَّالِثِ رِيَاءٌ وَسُمْعَةٌ “.
Di kitab siyar a’lamin nubala’ 2/119, diterangkan sayyidina Ali menikah dengan sayyidah Fatimah di bulan dzul qo’dah :
مولدها قبل المبعث بقليل وتزوجها الإمام علي بن أبي طالب في ذي القعدة ، أو قبيله ، من سنة اثنتين بعد وقعة بدر .
Kalau dalam kitab hasyiyah asy-syibromulis 6/185, Sayyiduna Ali menikah dengan sayyidatuna Fatimah di bulan Shofar. Bahkan dianjurkan pula nikah pada bulan shofar.
( قوله : ويسن أن يتزوج في شوال ) قال النووي في شرح مسلم { لقول عائشة رضي الله عنها قالت تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال وبنى بي في شوال } وبهذا الحديث رد ما كانت الجاهلية عليه وما تحكيه بعض العوام اليوم من كراهة التزوج ، والتزويج والدخول في شوال باطل لا أصل له ، وهو من آثار الجاهلية ، كانوا يتطيرون بذلك لما في اسم شوال من الإشالة والرفع ا هـ .
وصح الترغيب في صفر أيضا .
روى الزهري { أن رسول الله صلى الله عليه وسلم زوج ابنته فاطمة عليا في شهر صفر على رأس اثني عشر شهرا من الهجرة } ا هـ بهنسي .
Wallohu a’lam. semoga manfat
[Mujaawib: Yai Em Baiquni, Yai Ma’ruf Khozin, Rumput Ilalang, Maafin Saya, Umronuddin]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait