Hukum Menyambung Kembali Tangan Pencuri Yang Di-Had

Hukum Menyambung Kembali Tangan Pencuri Yang Di-Had

Peranyaan: Bagaimana Hukum Menyambung Kembali Tangan Pencuri Yang Di-Had

Assalamualaikum Wr. Wb.

Apa sanksi hukum Islam bagi orang yang menyambung kembali anggota badan yang terkena had sariqoh berdasarkan kitab para ulama? terima kasih.

Bacaan Lainnya

[Erlangga].

Jawaban atas Pertanyaan Hukum Menyambung Kembali Tangan Pencuri Yang Di-Had

Wa’alaikum salam Wr. Wb.

Para ulama’ berbeda pendapat mengenai tangannya pencuri yang telah dipotong  kemudian disembuhkan kembali sebagai mana asalnya dengan cara disambung, apakah hukumannya sudah gugur ataukah harus dipotong lagi untuk kedua kalinya karena hikmah pemotongan belum nyata? Ada dua pendapat:

Hukuman sudah gugur hanya dengan pemotongan yang awwal.

Alasan  pendapat awwal, karena pemotongan telah dilakukan sempurna sebagaimana  perintah Allah dan ini sudah cukup sebagai pencegahan.

Hukuman belum gugur dan harus dipotong lagi tangan yang disambung tersebut.

Alasan  pendapat kedua, hukuman jika sebagai pencegah bagi pelakunya maka dia juga sebagai pencegah bagi orang lainnya, oleh karena itulah tangan pencuri yang dipotong digantungkan dilehernya agar orang-orang mengambil pelajaran/’ibroh.

Jadi, jika potongan tangan tersebut disambung kembali maka hilanglah makna ‘ibroh, bahkan hilang juga makna pencegahan bagi si pencuri sendiri ketika dia tahu bahwa pengembalian  tangannya memungkinkan, walaupun ada sebagian rasa sakit.

Fatawa Darulifta’ Mishriyyah  (10/208) – Mufti Syeikh Athiyyah Shaqor:

وهنا  مسألة أثيرت أخيرا وهى : إذا قطعت يد السارق ثم عولجت بوصلها كما كانت هل  يسقط الحد بقطعها أو لابد من قطعها ثانيا لأن حكمة القطع لم تتحقق ؟  للعلماء رأيان ، رأى بسقوط الحد بمجرد القطع ، ورأى بمنعه من وصلها وقطعها  إن وصلها ، وجهة نظر الرأى الأول أن القطع تمَّ كما أمر الله وهذا كاف فى  زجره هو، ولا يُهم إن كان سيتبدل بها يدا صناعية أو يصل يده التى قطعت ،  فالعقوبة وقعت ولو فى حدها الأدنى ، وإذا نفذ القطع علنا كان النكال وكانت  العبرة .
ووجهة نظر الرأى الثانى أن العقوبة إذا كانت زجرا  له فهى زجر لغيره ، ومن أجل ذلك كان تعليق يده بعنقه ليعتبر الناس ، فلو  وصل ما قطع ضاع معنى العبرة. بل ضاع المعنى فى زجر نفسه هو، إذا عرف أن  إعادة يده ممكنة وإن كان فيها بعض الألم .

Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

[Mujaawib : Ust Nur Hamzah]

Sumber tulisan ada disini.

Silahkan baca juga artikel terkait.

 

 

Pos terkait