Ijazah Kiai Nafi’ Abdillah Kajen Pati Agar Sukses Dalam Berdagang
Dawuh KH Ahmad Nafi’ Abdillah Kajen Margoyoso Pati, untuk para santri yang berharap mendapatkan kekayaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
“Ojo langsung arep-arep sugeh, soale “kekarepan iku ora biso nembus ketetepane Gusti Allah”. Nak kaidahe neng kitab Hikam kae (سوابق الہمم الخ). Disyukuri wae sitik-sitik gak po po seng penting halal”.
(Jangan langsung berharap kaya raya, soalnya keinginan itu tidak bisa menembus ketetapan Allah. Itu kaidah di Kitab Hikam. Disyukuri saja, sedikit tidak apa yang penting halal).
“Nak pas kerjo, meskipun kerjo opo wae, khususe dodolan, akeh-akehi moco sholawat. Pas nunggoni dagangan moco sholawat, nak ono wong tuku leren sek. Bar ngedoli moco sholawat neh insyaallah iso dadi tambah laris tur Barokah dodolanmu iku”.
(Ketika sudah bekerja, apapun jenis pekerjaan itu, khususnya jualan, perbanyaklah membaca sholawat. Kala menunggu bacalah shalawat, tapi kalau ada pembeli datang, berhenti dulu. Habis melayani pembeli itu, shalawat lagi. Isnyallah bisa jadi tambah laris dan barokah daganganmu).
KH. Ahmad Nafi’ Abdillah adalah sosok guru yang digugu dan ditiru, digugu ucapannya dan ditiru perilakunya. Ucapan beliau digugu, dipahami, diresapi, dan masuk dalam relung hati murid-muridnya, baik yang di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen, santri-santri beliau yang di Pesantren Mathali’ul Huda Pusat (PMH Pusat), atau santri-santri beliau dalam forum pengajian di masjid Kajen, di ndalem beliau, dan santri-santri temporer yang memohon pitutur aji (good advice) ketika menghadapi berbagai masalah yang kompleks, baik pribadi maupun masyarakat.
Menjadi guru yang digugu dan ditiru tidak mudah, bahkan cenderung sangat langka untuk konteks sekarang. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh guru. Fakta sekarang, banyak anak didik yang moralitasnya rendah, bahkan ada yang tega menganiaya gurunya sendiri. Realitas degradatif pendidikan ini menjadi motivasi insan pendidikan, utamanya guru, untuk menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Guru yang digugu dan ditiru lahir dari pemahaman mendalam terhadap ilmu yang diajarkan kepada murid-muridnya, sadar akan tanggungjawabnya sebagai sosok penggores karakter anak didik, sehingga bersungguh-sungguh mempraktekkan ilmu yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari, dan berusaha menjadi teladan buat semua orang, khususnya kepada murid-muridnya.
KH. A. Nafi’ Abdillah, disamping dikenal sebagai sosok yang dikenal sufi yang dibuktikan dengan otoritas tinggi beliau sebagai mursyid Thariqah, dan laku hidup beliau yang menunjukkan kesufian tersebut, juga sosok faqih yang mendalami dan mengamalkan ajaran fiqh. Beliau menjadi rujukan umat (مرجع الامة) dari semua kalangan, pejabat, akademisi, santri, masyarakat priyayi, abangan, dan semuanya. Beliau mungkin mewarisi kemampuan ini dari ayahandanya KH. Abdullah Zen Salam yang berhasil memosisikan diri sebagai Payung Besar yang memayungi semua elemen masyarakat lintas sektoral. Masyarakat kampung berduyun-duyun sowan beliau untuk memohon do’a, konsutasi tentang masalah pribadi dan masyarakat, pengusaha datang membawa setumpuk masalah perusahaannya, akademisi datang memohon petunjuk, pejabat datang memohon saran, dan hampir semua lapisan masyarakat, tidak peduli pagi, siang, malam, bahkan sampai dini hari. Beliau melayani semua kepentingan tersebut dengan raut muka penuh senyuman.
Semoga lima sifat utama KH. A. Nafi’ Abdillah ini masuk dalam relung jiwa kita sehingga kita bisa meneladaninya sebagai syarat menjadi sifat hamba yang dicintai Allah SWT di dunia dan akhirat, Amiin Ya Rabbal Alamiin.
Demikian Ijazah Kiai Nafi’ Abdillah Kajen Pati Agar Sukses Dalam Berdagang. Semoga bermanfaat.