Pertanyaan: Ini Cara Menghilangkan Penyakit Riya
Assalamualaikum Wr. Wb.
caranya agar tidak riya’ apa aja ya… sukron forever.
Jawaban atas pertanyaan Ini Cara Menghilangkan Penyakit Riya
Wa’alaikum salam Wr Wb.
Caranya agar tidak riya’dinukil dari kitab Mau’idhotul Mukminin Syeh Jamaludin Al Qosimi.
Sudah diketahui bahwa penyakit riya’ adalah suatu perkara yang bisa menghilangkan pahala amalan amalan , penyebab murkanya Allah dan termasuk dosa besar yang menghancurkan maka pantaslah utk senantiasa berusaha sekuat tenaga dalam menghilangkan penyakit ini.
Dalam penyembuhan penyakit riya’ ada dua jalan:
- mencabut akar dan dan asalnya yg menjadikan penyakit ini bercabang cabang.
- menolaknya secara langsung ketika dia datang.
Akar dan asalnya penyakit riya’ adalah cinta pangkat, cinta pangkat ini jika dirinci maka menjadi 3, yaitu:
- suka terhadap nikmatnya pujian
- takut dari sakitnya celaan
- tamak terhadap kepunyaan orang lain.
ketiga perkara itulan yang menyebabkan orang menjadi riya’.
Cara penyembuhannya adalah dengan mengetahui bahayanya riya’ , mengetahui bahwa dia kehabisan waktu utk memperbaiki hatinya, terhalang dari petunjuk Allah, dan diakerat tentang derajatnya disisi Allah, siksaan2 dan murkanya Allah dan hinaan yang dhohir.
maka selama dia mau tafakkur tentang bahaya-bahaya ini dan membandingkannya dengan apa yang didapatkan oleh orang2 ahli ibadah serta berhias dengan apa yang telah dilewatkannya dari pahala dan amalan maka akan menjadi mudah baginya menghilangkan rasa cinta tsb.
perumpamaannya yaitu seseorang mengetahui manis dan nikmatnya madu tetapi ketika dalam madu tsb ada racunnya maka dia akan menolaknya, lalu tujuan apakah yang diharapkan dari pujian orang sehingga dia memilih celaan Allah padanya sebab pujian mereka , padahal pujian mereka itu tidak akan menambahkan terhadap rizki, tidak pula ajal, serta tidak pula memberikan manfaat ketika dia fakir dan membutuhkan yaitu dihari kiamat.
sedangkan penyembuhan tama’ terhadap kepunyaan orang lain adalah degan cara mengetahui bawa Allahlah yang menundukkan hati dengan memberi dan mencegah dan sesungguhnya semua makhluk tdk ikhtiyar baginya, tiada yang memberi rizki kecuali Allah. barang siapa yg tamak maka dia tdk akan sepi dari kehinaan dan kerugian dan jika dia mencapai apa yang diharapkan maka tidak akan sepi dari cobaan dan penghinaan, maka bagaimana dia bisa meninggalkan apa yang disisi Allah dengan harapan palsu dan persangkaan salah yang rusak.
semua hamba itu lemah, mereka tdk memiliki kebahayaan bagi dirinya sendiri juga kemanfaatan, maka ketika afat2nya hal2 ini sudah tertancap didalam hati jadilah dia kendor dalam suka tamak dan hatinya menghadap Allah, orang yang berakal tidak akan menyukai perkara yang banyak bahayanya dan sedikit manfaatnya.
ini adalah obat ilmiyah utk mencabut akarnya riya’, adapun obat amaliyah yaitu dengan cara membiasakan diri menyembunyikan ibadah dan mengunci pintunya utk menolak riya’ sebagaimana dia menutup pintu2 utk menolak kejahatan2 maka dirinya tdklah mengharapkan diketahui kecuali oleh Allah .
yang kedua adalah menolak riya’ secara langsung ketika sedang melakukan ibadah.
ini juga harus diketahui karena barang siapa yang bersungguh2 dalam mencabut akarnya riya’, memotong tama’ dan menganggap remeh pujian makhluk serta celaan mereka maka setan tdk akan meninggalkan dia ditengah2 ibadah, bahkan dia akan menampakkan padanya bisikan2 riya’ . ketika setan memberitahukan ttg penglihatan makhluk maka tolaklah dengan mengatakan : ” apa keuntungan bagimu dan bagi makhluk baik mereka mengetahui ataupun tidak, sedangkan Allah mengetahui keadaannmu maka apa faedahnya pengetahuan selain Allah ?”ketika rasa senang terhadap nikmatnya pujian bergejolak maka ingatlah apa yg telah tertancap didalam hatinya yaitu bahaya2nya riya’ , murkanya Allah dan kesengsaraan akherat.
بيان دواء الرياء وطريق معالجة القلب فيه :
عرفت مما سبق أن الرياء محبط للأعمال وسبب للمقت عند الله تعالى ، وأنه من كبائر المهلكات ، وما هذا وصفه فجدير بالتشمير عن ساق الجد في إزالته .
وفي علاجه مقامان : أحدهما : قلع عروقه وأصوله التي منها انشعابه . والثاني : دفع ما يخطر منه في الحال :
المقام الأول في قلع عروقه وأصوله :
وأصله حب المنزلة والجاه ، وإذا فصل رجع إلى ثلاثة أصول وهي : حب لذة المحمدة ، والفرار من ألم الذم ، والطمع فيما في أيدي الناس ، فهذه الثلاثة هي التي تحرك المرائي إلى الرياء . وعلاجه أن يعلم مضرة الرياء وما يفوته من صلاح قلبه ، وما يحرم عنه في الحال من التوفيق وفي الآخرة من المنزلة عند الله تعالى ، وما يتعرض له من العقاب والمقت الشديد والخزي الظاهر . فمهما تفكر العبد في هذا الخزي وقابل ما يحصل له من العباد والتزين لهم في الدنيا بما يفوته في الآخرة وبما يحبط عليه من ثواب الأعمال فإنه يسهل عليه قطع الرغبة عنه ، كمن يعلم أن العسل لذيذ ولكن إذا بان له أن فيه سما أعرض عنه . ثم أي غرض له في مدحهم وإيثار ذم الله لأجل حمدهم ، ولا يزيده حمدهم رزقا ، ولا أجلا ، ولا ينفعه يوم فقره وفاقته ، وهو يوم القيامة .
وأما الطمع فيما في أيديهم فبأن يعلم أن الله تعالى هو المسخر للقلوب بالمنع والإعطاء ، وأن الخلق مضطرون فيه ، ولا رازق إلا الله ، ومن طمع في الخلق لم يخل من الذل والخيبة ، وإن وصل إلى المراد لم يخل عن المنة والمهانة ، فكيف يترك ما عند الله برجاء كاذب ووهم فاسد ، وقد يصيب وقد يخطئ ، وإذا أصاب فلا تفي لذته بألم منته ومذلته ، وأما ذمهم فلم يحذر منه ، ولا يزيده ذمهم شيئا ما لم يكتب الله عليه ، ولا يعجل أجله ، ولا يؤخر رزقه ، ولا يجعله من أهل النار إن كان من أهل الجنة ، ولا يبغضه إلى الله إن كان محمودا عند الله ، فالعباد كلهم عجزة لا يملكون لأنفسهم ضرا ، ولا نفعا ، فإذا قرر في قلبه آفة هذه الأسباب وضررها فترت رغبته ، وأقبل على الله قلبه ، والعاقل لا يرغب فيما يكثر ضرره ويقل نفعه ، فهذا من الأدوية العلمية القالعة مغارس الرياء . وأما الدواء العملي فهو أن يعود نفسه إخفاء العبادات وإغلاق الأبواب دونها كما تغلق الأبواب دون الفواحش فلا تنازعه نفسه إلى طلب علم غير الله به .
المقام الثاني في دفع العارض منه أثناء العبادة :
وذلك لا بد أيضا من تعلمه ، فإن من جاهد نفسه بقلع مغارس الرياء وقطع الطمع واستحقار مدح المخلوقين وذمهم فقد لا يتركه الشيطان في أثناء العبادة ، بل يعارضه بخطرات الرياء ، فإذا خطر له معرفة اطلاع الخلق دفع ذلك بأن قال : ما لك وللخلق علموا أو لم يعلموا والله عالم بحالك فأي فائدة في علم غيره ، فإن هاجت الرغبة إلى لذة الحمد ذكر ما رسخ في قلبه من قبل من آفة الرياء وتعرضه للمقت الإلهي وخسرانه الأخروي .
Wallohu a’lam semoga bermanfaat.
Sumber tulisan ada di sini.
Silahkan baca artikel terkait.