Pertanyaan: Inilah Cara Menyenangkan Istri Lahir Batin
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Mohon bagi-bagi ilmunya gimanakah cara menyenangkan istri lahir dan batin? [Opik Kufad].
Jawaban atas pertanyaan Inilah Cara Menyenangkan Istri Lahir Batin
Wa’alaikumussalaam Wr. Wb.
Cara menyenangkan istri lahir dan batin adalah dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang suami sebagaimana keterangan dari Kitab ‘Uqudul Lujain:
ـ (الفَصْلُ الأَوَّلُ:فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَوْجَةِ) الواجبة (عَلَى الزَوْج) وهي حُسْن العِشْرة، ومؤْنةُ الزوجة ومهْرُها، والقَسْم، وتعليمُها ما تحتاج إليه من فروض العبادات وسننها ولو غيرَ مؤكَّدة، ومما يتعلق بالحيض، ومن وجوب طاعته فيما ليس بمعصية
[PASAL PERTAMA] Pada pasal pertama ini, yai Mushonif menerangkan hak seorang isteri dari suaminya, yaitu: menggaulinya dengan baik, menafkahinya, menyerahkan maharnya, pembagian yang adil baik lahir maupun bathin bagi suami yang beristeri lebih dari satu, mengajari ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban beribadah dan sunah-sunahnya, dan mengajari ilmu yang erat kaitanya dengan haidl, dan mengajari untuk selalu taat kepada suami dalam perkara di luar ma’siyat.
ـ (الفَصْلُ الثَّانِيْ: فِيْ) بيان (حُقُوْقِ الزَّوْجِ) الواجبة (عَلَى الزَّوْجَةِ) وهي طاعة الزوج في غير معصية، وحسن المعاشرة، وتسليم نفسها إليه، وملازمة البيت، وصيانة نفسها من أن توطئ فراشه غيره، والإحتجاب عن رؤية أجنبي لشيء من بدنها ولو وجهها وكفيها، إذ النظر إليهما حرام ولو مع انتفاء الشهوة والفتنة، وترك مطالبتها له بما فوق الحاجة ولو علمت قدرته عليه، وتعففها عن تناول ما يكسبه من المال الحرام، وعدم كذبها على حيضها وجودا وانقطاعا
[ PASAL KEDUA ] Menerangkan hak-hak suami yang wajib atas isterinya, yaitu: wajib taat pada suami kepada perkara selain ma’syiat, menggaulli atau melayani suami dengan baik penuh adab dan etika,menyerahkan dirinya sepenuh jiwa dan raganya, tidak meninggalkan rumah atau tempat tinggal suaminya, menjaga dan memelihara kehormatan suami atas diri dan rumah tangganya,selalu menutupi badan serta auratnya dari pandangan lelaki yang bukan muhrimnya, walaupun wajah dan dua telapak tangannya, karena melihatnya hukumnya haram walaupun tanpa syahwat dan aman dari fitnah, tidak meminta sesuatu yang diatas kemampuan suaminya walaupun suami bisa mengusahakan untuk mendapatnya, memelihara diri serta agamanya dari mengkonsumsi makanan dari hasil usaha suami yang haram, tidak menutupi atau berbohong kepada suami akan hal keadaan dirinya baik sedang dalam keadaan haidh atau telah selesai haidhnya.
Cara menyenangkan istri lahir dan batin juga dengan cara bergaul dengan mereka secara patut dan bila rasa cinta mulai terasa memudar dengan bersabar.
وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ …يقول الحق جل جلاله : وعاشروا النساء بِالْمَعْرُوفِ بأن تلاطفوهن فى المقال وتجملوا معهن فى الفعال ، أو يتزيّن لها كما تتزين له. قال الورتجبي : كونوا فى معاشرتهن فى مقام الأنس وروح المحبة ، وفرح العشق حين أنتم مخصوصون بالتمكين والاستقامة والولاية ، فإن معاشرة النساء لا تليق إلا فى المستأنس بالله ، كالنبى صلّى اللّه عليه وسلم وجميع المستأنسين من الأولياء والأبدال ،حيث أخبر صلّى اللّه عليه وسلم عن كمال مقام أنسه بالله ورؤيته لجمال مشاهدته حيث قال : «حبّب إلىّ من دنياكم ثلاث : الطيب ، والنساء ، وجعلت قرة عينى فى الصلاة.» «1»ثم قال : عن ذى النون : المستأنس بالله يستأنس بكل شىء مليح ووجه صبيح ، وبكل صوت طيب وبكل رائحة طيبة. ثم قال : عن ابن المبارك : العشرة الصحيحة : ما لا يورثك الندم عاجلا ولا آجلا ، وقال أبو حفص : المعاشرة بالمعروف : حسن الخلق مع العيال فيما ساءك. ه.فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فاصبروا فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً إما ولدا صالحا أو عاقبة حسنة فى الدين. …..قال الورتجبي : كل أمر من الله – سبحانه – جاء على مخالفة النفس امتحانا واختبارا ، والنفس كارهة فى العبودية فإذا ألزمت عليها حقوق الله بنعت الرياضة والمجاهدة واستقامت فى عبودية الله ، أول ما يطلع على قلبك أنوار جنان القرب والمشاهدة ، قال الله تعالى : وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوى ، فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوى ، وفى أجواف ظلام المجاهدة للعارفين شموس المجاهدات وأقمار المكاشفات. ه. المراد منه.
Firman Allah Ta’ala: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut”. Allah al-Haq Azza Wa Jalla berfirman “Dan bergaullah dengan istri-istrimu secara patut, dengan cara bertutur secara lembut, memperbaiki sikap dan prilaku atau berdandan untuk mereka sebagaimana mereka berdandan untukmu,Imam al-Wartajaby berkata “Bergaullah dengan mereka dengan dasar suka-cita dan penuh kasih sayang bila kalian menginginkan derajat istiqamah dan kedududukan dimata Allah, sebab bergaul dengan wanita secara benar tidaklah dapat dan pantas kecuali bagi orang yang ‘tenang dengan Allah’ seperti halnya yang dilakukan oleh Baginda Nabi SAW dan orang-orang yang telah menggapai derajat ketenangan semisal para kekasih-kekasih Allah.
Oleh karenanya Nabi SAW pernah menggambarkan kesempurnaan ketenangan dan musyahadahnya dengan Allah saat beliau bersabsa “”Aku diberi rasa cinta kepada duniamu itu tiga perkara, yaitu senang kepada wangi-wangian, cinta kepada wanita dan ketika dijadikan padaku rasa sejuk mataku seolah-olah aku melihat Allah di dalam shalat”.
Kemudian Dzin Nun berkata “Orang yang memiliki rasa tenang pada Allah akan pula memberikan ketenangan pada segala sesuatu dengan keelokan, wajah yang bersinar, tutur yang indah dan aroma yang mewangi”. Ibn al-Mubarak berkata “Bergaul yang benar adalah yang tidak menimbulkan sesal diawal dan dibelakang”.
Abu Khafsh berkata “Bergaul yang pantas adalah keindahan prilaku pada keluarga dalam mensikapi hal yang tidak mengenakkanmu”. “Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.
Adakalanya dengan memperoleh keturunan yang shalih, atau kebeikan dalam hal agama. Imam al-Wartajaby berkata “Sesuatu dari Allah yang tidak sesuai keinginan nafsu adalah bentuk ujian dan cobaanNyaNafsu sejatinya membenci akan pengabdian, bila engkau mampu membuatnya mentaati hak-hak Allah secara disiplin melalui bentuk riyadhah dan mujahadah maka yang pertama tumbuh dari dalam hatimu adalah aneka cahaya keindahan kedekatan dan musyahadah dengan Allah, Allah SWT berfirman “Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)”, ditengah-tengah kegelapan mujahadah bagi orang-orang arif billah terdapat kilauan mentari-mentari mujahadah dan indahnya purnama mukasyafah”.(DHIF Al-Bahr al-Madiid I/482).
Wallahu a’lam semoga bermanfaat. [Ical Rizaldysantrialit, Masaji Antoro].
Sumber tulisan di sini.
Baca juga artikel terkait.