Pertanyaan: Seperti apakah gambaran timbangan amal manusia(mizan)?
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ceritakan padaku tentang Mizan (timbangan amal manusia), sesungguhnya gambaran mizan itu seperti apa, menurut islam? matur suwun.
[Mas Maulana Ilyas]
Jawaban atas pertanyaan Seperti apakah gambaran timbangan amal manusia(mizan)
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
Timbangan yang dimaksud adalah dalam arti yang sesungguhnya, dimana timbangan tersebut bukanlah dalam arti kiasan. Timbangan itu memiliki dua penampang yaitu disebelah kanan dan disebelah kiri. Tidak ada yang mengetahui berapa besarnya timbangan itu kecuali Allah Ta’ala. Yang ada dalam timbangan tersebut hanyalah keadilan. Timbangan itu hasilnya tidak akan curang, maka ia disebut Al Qisthu atau Al ‘Adlu (Adil). Perhatikanlah sabda Rasuulullah saw. dalam sebuah Hadits Artinya:
“…Tidaklah mereka (suatu kaum) mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa dengan: (1). kemarau panjang, (2). beban hidup yang berat. (3). dan penguasa yang dzolim….”.
Dalil tentang adanya Al Mizan (Timbangan) adalah terdapat dalam QS. Anbiyaa’ (21) ayat 47 berikut ini:
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِين : “
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.”
Besarnya Al- Mizan
Bahwa Rasuulullah saw bersabda:
يوضع الميزان يوم القيامة فلو وزن فيه السماوات و الأرض لوسعت فتقول الملائكة :: يا رب لمن يزن هذا ؟ فيقول الله تعالى : لمن شئت من خلقي فتقول الملائكة : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك و يوضع الصراط مثل حد الموس فتقول الملائكة : من تجيز على هذا ؟ فيقول : من شئت من خلقي فيقول : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك :
Artinya: “Timbangan akan ditegakkan pada Hari Kiamat, seandainya pada hari itu langit dan bumi ditimbang maka akan mencakupnya.” Lalu malaikat bertanya: “Ya Allah untuk menimbang siapakah ini?” Allah Ta’ala menjawab: “Bagi makhluk-Ku yang Aku kehendaki.” Kemudian malaikat berkata: “Maha Suci Engkau ya Allah.
Kami belum menunaikan hak ibadah kepada Engkau dengan sesungguhnya, ya Allah.” Kemudian diletakkan Ash-Shirath (jembatan) seperti pisau yang tajam, dan kemudian malaikat berkata: “Siapa yang bisa meniti jembatan yang setajam ini?”. Allah Ta’ala menjawab: “Yang Aku kehendaki dari ciptaan-Ku.
”Kemudian malaikat berkata: “Maha Suci Engkau, ya Allah, kami belum bisa menunaikan hak ibadah terhadap-Mu dengan sesungguhnya”. Al Mizan dalam Hadits diatas dijelaskan bahwa ternyata ia bisa menampung besarnya langit dan bumi, beserta isinya.
Banyaknya Timbangan
Menurut Al Haafidz Ibnu Hajar Al Asqolaany, yang benar adalah bahwa Al Mizan (Timbangan) itu adalah satu, tidak bisa kita gambarkan dengan banyak timbangan, betapapun banyaknya amalan yang akan ditimbang. Karena keadaan di Hari Kiamat itu tidaklah bisa dipikirkan oleh akal manusia ataupun digambarkan dengan gambaran-gambaran duniawi.
Sebagaimana dinukil juga dari pendapat Imaam Al Hasan Al Basri, dimana beliau berkata: “Setiap manusia mempunyai timbangan. Yang berat adalah penetapan bahwa kelak di Hari Kiamat itu ada timbangan. Dan itu bukan menunjukkan tentang satuannya, karena firman Allah Ta’ala (dalam QS. Al Qari’ah (101) ayat 6) adalah: فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ “ Fa amma man tsaqulat mawaazinuhu (Adapun orang yang berat timbangan (kebaikan-nya)”.
Oleh karena itu tidaklah mungkin bahwa untuk perkataan hati ada timbangannya, untuk perbuatan fisik ada timbangannya, dan untuk masing-masing amalan itu ada timbangannya sehingga timbangannya bukan hanya satu, melainkan menjadi beberapa timbangan. Tetapi yang dimaksudkan itu adalah menimbang apa yang menjadi amalan-amalan yang berbeda.
Sedangkan timbangannya itu sendiri adalah satu.”‘Ulama Ahlus Sunnah yang lain mengatakan sebagai berikut: “Adapun Allah Ta’ala menggunakan kata jamak dengan kata “mawaaziin”, jamak-kata dari “miizan” adalah karena amalan yang akan ditimbang oleh Allah Ta;ala itu banyak sekali. Ada amalan yang berkenaan dengan Allah Ta’ala, ada amalan yang berkenaan dengan manusia, ada amalan berkenaan dengan anak-isterinya; maka amalan itu banyak yang ditimbang, sehingga disebut dengan “mawaazin”. Padahal timbangannya itu sendiri hanyalah satu.” Imam As Safaarini menyatakan bahwa pendapat inilah pendapat yang bisa diterima.
Al mustadrok:
ذكر وسعة الميزان
حدثني محمد بن صالح بن هانئ ، ثنا المسيب بن زهير ، ثنا هدبة بن خالد ، ثنا حماد بن سلمة ، عن ثابت ، عن أبي عثمان ، عن سلمان عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم ، قال : ” يوضع الميزان يوم القيامة فلو وزن فيه السماوات والأرض لوسعت ، فتقول الملائكة : يا رب لمن يزن هذا ؟ فيقول الله تعالى : لمن شئت من خلقي ، فتقول الملائكة : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك ، ويوضع الصراط مثل حد الموسى فتقول الملائكة : من تجيز على هذا ؟ فيقول : من شئت من خلقي ، فيقول : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك ” . هذا حديث صحيح على شرط مسلم ولم يخرجاه .
Wallahu a’lam.
[Mujaawib: Neng Yasmin]
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.