Jadzabnya Habib Ja’far Al-Kaff Disaksikan Habib Umar

Jadzabnya Habib Ja'far Al-Kaff Disaksikan Habib Umar

Jadzabnya Habib Ja’far Al-Kaff Disaksikan Habib Umar.

Malam 17 Agustus 2020, saya berkesempatan mujalasah dengan Habib Umar Muthohar Semarang.  Beliau cerita panjang lebar tentang jadzab.

Bacaan Lainnya

Jadzab itu adalah kondisi seseorang tergila-gila kepada Allah dan secara dzohir kondisinya seperti orang gila, tidak normal. Dalam Islam, kondisi semacam ini tidak terikat syariat, karena memang gila.

Beliau menganalogikan jadzab itu seperti Zulaikho terpesona dengan Nabi Yusuf hingga tangannya teriris-iris tidak terasa. Terpesona dengan manusia saja sudah begitu, apalagi terpesona dengan Allah? Ya tidak bisa dihukumi, kata beliau.

Tiba-tiba, ada yang bertanya.

“Ya habib, apakah Gus Ja’far Pasuruan itu jadzab?”

Beliau menjawab, “saya tidak tahu. Yang jelas kalau jadzab sudah pasti ada ulama di sekitarnya yang memberi pengakuan karena jadzab tidaknya seseorang itu ada barometernya. Kalau jadzab itu jarang-jarang terjadi, yang banyak itu jandab, jan ndablek !!”

Dan kita pun tertawa..  Hahaha..

“Kalau Gus Ja’far saya tidak tahu, tapi kalau Habib Ja’far saya tahu, itu jelas jadzabnya.”

Maksudnya adalah Habib Ja’far Al-Kaff Kudus.

Beliau kemudian bercerita.

Pernah suatu malam beliau diajak jalan-jalan Habib Ja’far, tiba-tiba beliau ngajak belok belok ke suatu tempat.

Habib Umar protes.

“Mau kemana ini, bib?”

“Sudah lah, patuh saja, ikutlah saya.” kata Habib Ja’far.

Akhirnya diajak naik ke makam Bergota Semarang, dan lewat jalan yang gak biasa, naik lewat akar-akar pohon besar seperti panjat tebing.

Sampai di atas sampailah beliau berdua di kuburan salib.

Habib Ja’far bilang: “Ini tadi yang teriak-teriak minta tolong, minta tolong karena disiksa malaikat, udah biar dia diam dan tidak disiksa lagi sekarang syahadatkan dia.”

Habib Umar bingung dan bilang:

“Saya mau protes kuatir kayak Nabi Musa yang protes Nabi Khidir, masak kuburan palang salib disuruh nyahadat, wong sudah mati. Ya sudahlah, saya syahadatkan, saya pegang tanahnya dan saya tuntun syahadat.”

Kemudian Habib Ja’far bilang, “sekarang dia sudah diam, tidak disiksa, berterima kasih dan dia mau menceritakannya ke saudara-saudaranya.”

Habib Umar tambah bingung.

“Saudara-saudaranya?”

Mikir.. Dan akhirnya pulang.

Nah, selang beberapa hari tiba-tiba ada seseorang Tionghoa dari Kudus ingin bersyahadat masuk Islam, beberapa hari lagi ada lagi dari Kebumen, ada lagi ada lagi dan ada lagi hingga 18 orang masuk Islam setelah itu.

“Nah.. Ini kata saudara-saudaranya di kuburan salib tadi!”

Sambil tertawa terkekeh-kekeh.

Penulis: Tsabit Abil Fadil, alumni Pesantren Lirboyo Kediri.

*Demikian kisah Jadzabnya Habib Ja’far Al-Kaff Disaksikan Habib Umar, semoga bermanfaat.

Pos terkait