Oleh:Yai Muh Jayus
بسم الله الرحمن الرحيم
إحياءُ علومِ الدين ج ٤ ص ٤٤٦ – ٤٤٨ مكتبة دار احياء الكتب العربية
وقال مجاهد في قوله تعالى وليست التوبة للذين يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إني تبت الآن قال إذا عاين الرسل فعند ذلك تبدو له صفحة وجه ملك الموت فلا تسأل عن طعم مرارة الموت وكربه عند ترادف سكراته ولذلك كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول اللهم هون على محمد سكرات الموت
Makna; dan telah berkata Mujahid mengenai firman Alloh Subhanahu Wata’ala QS Annisa 18:
وَلَيْسَتِ ٱلتَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ إِنِّى تُبْتُ ٱلْـَٔـٰنَ
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.”
Mujahid berkata: “Ketika dia (orang yang akan dicabut nyawanya) melihat langsung para utusan (yaitu malaikat maut) maka ketika itu jelaslah baginya luasnya wajah malaikat maut, maka jangan kamu bertanya perihal rasa pahitnya maut dan penderitaannya ketika bertubi-tubi (datang berturut-turut) sekarat pati”. Oleh karena demikian itulah Rasululloh ﷺ berdoa: ” Duhai Alloh mohon ringankanlah sekarat pati pada Muhammad.
والناس إنما لا يستعيذون منه ولا يستعظمونه لجهلهم به فإن الأشياء قبل وقوعها إنما تدرك بنور النبوة والولاية ولذلك عظم خوف الأنبياء عليهم السلام والأولياء من الموت حتى قال عيسى عليه السلام يا معشر الحواريين ادعوا الله تعالى أن يهون على هذه السكرة يعني الموت فقد خفت الموت مخافة أوقفني خوفي من الموت على الموت
وروى أن نفرا من إسرائيل مروا بمقبرة فقال بعضهم لبعض لو دعوتم الله تعالى أن يخرج لكم من هذه المقبرة ميتا تسألونه فدعوا الله تعالى فإذا هم برجل قد قام وبين عينيه أثر السجود قد خرج من قبر من القبور فقال يا قوم ما أردتم مني لقد ذقت الموت منذ خمسين سنة ما سكنت مرارة الموت من قلبي
Makna: Dan diceritakan bahwa sungguh ada rombongan dari bani israil mereka melewati sebuah pekuburan. Maka berkata sebagian mereka kepada sebagian yang lain: ” Mbok yo kalian berdoa pada Alloh ta’ala agar Alloh mengeluarkan -untuk kalian dari kuburan ini- seorang mayit agar kalian bisa menanyainya.”
Maka mereka berdoa pada Allah ta’ala. Tiba-tiba di depan mereka telah berdiri seorang laki-laki dan di antara kedua matanya ada bekas sujud. Laki-laki ini keluar dari kubur dari kubur-kubur di pekuburan itu. Laki-laki yang keluar dari kubur berkata: “Hai kaum apa yang kalian inginkan dari ku? Sungguh benar-benar aku telah merasakan dicabutnya nyawa sejak lima puluh tahun (akan tetapi) tidak hilang rasa pahitnya kematian tersebut dari hatiku.”
وقالت عائشة رضي الله عنها لا أغبط أحد يهون عليه الموت بعد الذي رأيت من شدة مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وروي أنه عليه السلام كان يقول اللهم إنك تأخذ الروح من بين العصب والقصب والأنامل اللهم فأعني على الموت وهونه علي (٣) وعن الحسن أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر الموت وغصته وألمه فقال هو قدر ثلثمائة ضربة بالسيف (٤) وسئل صلى الله عليه وسلم عن الموت وشدته فقال إن أهون الموت بمنزلة حسكة في صوف فهل تخرج الحسكة من الصوف إلا ومعها صوف (٥) ودخل صلى الله عليه وسلم على مريض ثم قال إني أعلم ما يلقى ما منه عرق إلا ويألم للموت على حدته
Diriwayatkan sungguh Nabi ﷺ beliau berdoa: “Duhai Alloh, sungguh Engkau mengambil ruh dari otot-otot kecil/urat syaraf dan ruas-ruas dan dari ujung jari-jari. Duhai Alloh tolonglah saya untuk menghadapi kematian dan mohon ringankanlah kematian atas diri saya.”
Dan dari Hasan Sungguh Rasululloh ﷺ menyebutkan kematian dan kesusahannya dan kesakitannya maka Nabi ﷺ bersabda: “Itu seukuran tiga ratus tebasan dengan pedang.”
Dan Nabi ﷺ telah ditanya dari perihal kematian dan kedasyatannya, maka Nabi ﷺ bersabda: ” Sungguh yang paling ringan dari kematian itu seperti kayu penuh duri dalam bulu domba (wol), maka tidaklah kayu ini keluar dari bulu kecuali membawa serta bulu domba.”
وكان علي كرم الله وجهه يحض على القتال ويقول إن لم تقتلوا تموتوا والذي نفسي بيده لألف ضربة بالسيف أهون علي من موت على فراش
Makna; Dan ‘Ali krw merangsek di medan peperangan sambil berkata: “Jika kalian tidak membunuh maka kalian terbunuh, dan demi yang jiwaku di dalam kekuasaan-Nya, sungguh seribu tebasan perang lebih ringan bagiku daripada mati di atas tempat tidur”.
وقال الأوزاعي بلغنا أن الميت يجد ألم الموت ما لم يبعث من قبره وقال شداد بن أوس الموت افظع هول في الدنيا والآخرة على المؤمن وهو أشد من نشر بالمناشير وقرض بالمقاريض وغلى في القدور ولو أن الميت نشر فأخبر أهل الدنيا بالموت ما انتفعوا بعيش ولا لذوا بنوم
Makna; Dan telah berkata Al-Auza’i: “Telah sampai pada kami bahwa sungguh mayit merasakan derita sakitnya pati selagi belum dibangkitkan dari kuburnya.”
Dan andai sungguh ada mayit yang bangkit kemudian mengabarkan kepada ahli dunya (orang yang masih hidup) tentang pedihnya kematian, maka mereka tidak akan mengambil manfaat dengan kehidupan dan tidak pula mereka merasakan enak tidur.
Makna; Dan dari Zaid bin Aslam dari bapaknya, beliau berkata: “Ketika masih tersisa atas seorang mukmin sedikit dari derajatnya yang dia tidak bisa mencapai dengan amal (sholihnya) maka diperberat atasnya sakitnya kematian agar tercapai derajatnya di surga dengan sebab sakarotul maut dan penderitaannya. Dan ketika ada kebaikan yang dilakukan oleh orang kafir yang belum terbalas maka diringankan atas dia dalam sakitnya kematian agar sempurna balasan kebaikannya (di dunia) maka masuklah dia (kelak) di neraka.”
(Note: Jadi kita tidak boleh buruk sangka, ada kalanya orang alim, banyak ibadah tapi menjelang wafat beliau sakit yang parah atau sangat menderita dalam kematiannya. Itu kemungkinan karena derajatnya tinggi di surga nanti, sedang amalnya belum mencukupi, sehingga dicukupi dengan penderitaan).
وعن بعضهم أنه كان يسأل كثيرا من المرضى كيف تجدون الموت فلما مرض قيل له فأنت كيف تجده فقال كأن السموات مطبقة على الأرض وكأن نفسي يخرج من ثقب إبرة
وقال صلى الله عليه وسلم موت الفجأة راحة للمؤمن وأسف على الفاجر
Makna; Dan telah bersabda Nabi ﷺ mati mendadak adalah kenyamanan/ketentraman bagi orang beriman dan prihatin (kesedihan yang mendalam) bagi orang yang fajir (banyak maksiat).
وروى عن مكحول عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلم أنه قال لو أن شعرة من شعر الميت وضعت على أهل السموات والأرض لماتوا بإذن الله تعالى لأن في كل شعرة الموت ولا يقع الموت بشيء إلا مات
Makna; Diriwayatkan dari Makhul dari Nabi ﷺ sungguh beliau telah bersabda: “Andaikan sungguh sehelai rambut dari rambutnya mayyit dijatuhkan diatas penghuni tujuh langit dan bumi maka tentu mereka akan mati dengan idzin Alloh ta’ala , karena sungguh dalam tiap helai rambut ada kematian. Dan tidaklah kematian menimpa sesuatu kecuali sesuatu itu (ikut) mati.
ويروى لو أن قطرة من ألم الموت وضعت على جبال الدنيا كلها لذابت
Makna; Dan diriwayatkan: “Andai sungguh satu tetes saja dari sakitnya kematian diletakkan di atas seluruh gunung-gunung di dunia, niscaya lelehlah gunung-gunung itu semua.”
وروى إن إبراهيم عليه السلام لما مات قال الله تعالى له كيف وجدت الموت يا خليلي قال كسفود جعل في صوف رطب ثم جذب فقال أما إنا قد هونا عليك
Makna; Dan diriwayatkan Sungguh Nabi Ibrahim a.s manakala telah wafat maka Alloh Subhanahu Wata’ala bertanya padanya: “Bagaimana kamu menemui (mengalami) kematian hai kekasihku?”. Nabi Ibrahim a.s menjawab: ” Bagai besi yang untuk membakar daging (sujen sate) diletakkan pada bulu domba yang basah kemudian ditarik.” Maka Allah berfirman: ” ingatlah, sungguh Kami telah benar-benar Kami ringankan kematian itu atasmu.”
وروى عن موسى عليه السلام أنه لما صارت روحه إلى الله تعالى قال له ربه يا موسى كيف وجدت الموت قال وجدت نفسي كالعصفور حين يقلى على المقلى لا يموت فيستريح ولا ينجو فيطير. وروى عنه أنه قال وجدت نفسي كشاة حية تسلخ بيد القصاب
Makna; Dan diriwayatkan dari Nabi Musa a.s Sungguh Musa a.s tatkala ruhnya telah menghadap Allah Subhanahu Wata’ala maka Allah Subhanahu Wata’ala bertanya padanya: “Hai Musa bagaimana Anda mengalami kematian.” Musa a.s menjawab: “Saya menemukan diri saya bagaikan ‘usfur (sejenis burung kutilang) ketika digoreng di atas penggorengan, yang tidak mati (yang andaikan mati) maka bisa beristirahat, dan tidak pula selamat (yang andaikan selamat) maka bisa terbang.”
Dan diriwayatkan dari beliau sungguh beliau (Musa a.s) menjawab: “Saya menemukan diri saya bagaikan kambing yang masih hidup yang dibeset-beset (dikuliti) di tangan para tukang jagal.”
وروي عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كان عنده قدح من ماء عند الموت فجعل يدخل يده في الماء ثم يمسح بها وجهه ويقول اللهم هون علي سكرات الموت وفاطمة رضي الله عنها تقول واكرباه لكربك يا أبتاه وهو يقول لا كرب على أبيك بعد اليوم
Makna; Dan diriwayatkan dari Nabi ﷺ sungguh Nabi ﷺ di sisinya ada bejana terisi air ketika dekat kewafatan, kemudian Nabi ﷺ memasukkan tangannya ke dalam air, kemudian beliau membasuh wajahnya dengan air seraya berdoa: ” Duhai Allah mohon ringankan sekarat pati atasku.”
Makna; Dan telah berkata Umar r.a pada Ka’ab Al-Ahbar: “Ya Ka’ab ceritakan pada kami perihal kematian.” Maka Ka’ab menjawab : ” Iya, ya Amirolmukminin, Sungguh kematian itu seperti cabang/dahan besar yang banyak sekali durinya, yang dimasukkan kedalam bagian dalam tubuh seorang laki laki dan setiap duri mendapatkan satu urat, kemudian seorang laki-laki lain menarik dahan penuh duri ini dengan tarikan yang sangat kuat, maka terambil apa yang terambil, dan tersisa apa yang tersisa (modal madil dedel duel).
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ العبد ليعالج كرب الموت وسكرات الموت وإن مفاصله ليسلم بعضها على بعض تقول عليك السلام تفارقني وأفارقك إلى يوم القيامة
فهذه سكرات الموت على أولياء الله وأحبابه فما حالنا ونحن المنهمكون في المعاصي وتتوالى علينا مع سكرات الموت بقية الدواهي فإن دواهي الموت ثلاث
Makna; Maka inilah sakarotul maut atas para Waliyullah Swt dan orang-orang yang dicintai oleh Allah, maka bagaimana dengan kita, sedangkan kita adalah orang-orang yang tekun dalam bermaksiyat dan akan berturut-turut menimpa kita -beserta sakarotulmaut- bencana-bencana besar lainnya dalam kematian. Wallahu a’lam.
Insyaalloh posting yang akan datang adalah lanjutannya, yaitu Addahiyah Assaniyah (Bencana Besar kedua dalam proses kematian). Sebagai harapan lubuk hati akan syafaat saya sertakan sholawat ini semoga abadi.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَاصَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَآلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Sumber tulisan lihat di sini.
Tulisan terkait baca di sini.