Hak dan Kewajiban Seorang Istri Terhadap Suami
Oleh: Ust. Rizalullah
(وَ) روى الحاكم (أَنَّهُ قَالَتْ امْرَأَةٌ لِلنّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ ابْنَ عَمِّيْ يَخْطُبُنِيْ) أي يدعونى إلى النكاح (فَأَخْبِرْنِيْ) يا رسول الله (مَا حَقُّ الزَّوْجِ عَلىَ الزَّوْجَةِ ؟، فَإِنْ كَانَ) أي ذلك الحق (شَيْئًا) أي أمرا (أُطِيْقُهُ) أي أقدر عليه (تَزَوَّجْتُهُ. قَالَ) صلى الله عليه وسلم (مِنْ حَقّهِ أَنْ) أي أنه أي الشأن (لَوْ سَالَ مِنْخَرَاهُ دَمًا، وَقَيْحًا، فَلَحِسَتْهُ) بكسر الحاء (بِلِسَانِهَا مَا أَدَّتْ حَقَّهُ) والمنخر بكسر الخاء المعجمة خرق الأنف (لَوْ كَانَ) أي الشأن (يَنْبَغِيْ) أي يجوز (لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ) أي آخر (لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا) إذا دخل عليها لما فضله الله عليها، قالت: والذي بعثك بالحق لا أتزوج ما بقيت الدنيا.
Imam Hakim meriwayatkan sebuah hadits: Telah datang seorang wanita kepada Rosulillah dan berkata: Sesungguhnya anak laki-laki pamanku (sepupu) akan melamarku, maka beritahukan padaku, apa hak seorang suami atas isterinya? Jika haq itu bisa aku jalankan, aku akan menerima lamarannya (menikah dengannya).
Rosulullah bersabda: Jika darah dan nanah keluar dari lubang hidung seorang suami, kemudian isterinya membersihkan dengan menjilatinya, maka tidak akan pernah bisa membayar haq seorang suami. Jika saja diperbolehkan kepada manusia bersujud manusia lainnya, maka aku perintahkan seorang isteri untuk bersujud kepada suaminya.
Wanita itu berkata: Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan Haq, Aku memutuskan untuk tidak menikah selama aku hidup di dunia.
وقالت عائشة رضي الله عنها: {أَتَتْ فَتَاةٌ إِلىَ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، إِنِّي فَتَاةٌ أُخْطَبُ فَأَكْرَهُ التَزْوِيْجَ، فَمَا حَقُّ الزَوْجِ عَلىَ الْمَرْأَةِ ؟ قَالَ: لَوْ كَانَ مِنْ فرقِهِ إِلىَ قَدَمِهِ صَدِيْدٌ فَلَحِسَتْهُ مَا أَدَّتْ شُكْرَهُ، قَالَتْ: أَفَلاَ أَتَزَوَّجُ ؟ قَال َ: بَلىَ تَزَوَّجِيْ فَإِنَّهُ خَيْرٌ}.
Berkata Ummul Mu’minin ‘Aisyah R.A: Telah datang seorang gadis kepada Rosulullah dan ia berkata: Ya Rosulallah…Aku ini seorang gadis yang telah dilamar namun aku belum siap untuk menikah, Apakah haq seorang suami atas isterinya? Jika tubuh seorang suami dari atas sampai telapak kakinya bernanah, kemudian seorang isteri membersihkannya dengan menjilatinya, maka hal itu belum akan sebanding dengan bersyukur pada suaminya. Gadis itu berkata: Apakah aku harus menikah? Rosul menjawab: Ya…Menikahlah engkau, sesungguhnya nikah itu amal kebaikan.
(وَرَوَى) بسند جيد سليمان (الطَبْرَانِيُّ) نسبة إلى طبرية على غير قياس، وهي مدينة بالشام (أَنَّ المرأةَ لاَ تُؤَدِّيْ حَقَّ اللهِ تَعَالى حَتَّى تُؤَدِّيَ حَقَّ زَوْجِهَا كُلَّهُ، لَوْ سَأَلَهَا وَهِيَ عَلىَ ظَهْرِ قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ نَفْسَهَا) قال ابن عباس: {أَتَتْ < ص 12 > امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: إِنِّيْ امْرَأَةٌ أَيِّمٌ وَأُرِيْدُ أَنْ أَتَزَوَّجَ، فَمَا حَقُّ الزَّوْجِ ؟ قَاَل: “إِنَّ مِنْ حَقِّ الزَّوْجِ عَلَى الزَّوْجَةِ إِذَا أَرَادَهَا فَرَاوَدَهَا عَنْ نَفْسِهَا وَهِيَ عَلَى ظَهْرِ بَعِيْرٍ لاَ تَمْنَعْهُ، وَمِنْ حَقِّهِ أَنْ لاَّ تُعْطِيَ شَيْئًا مِنْ بَيْتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، فَإِنْ فَعَلَتْ ذَلِكَ كَانَ الْوِزْرُ عَلَيْهَا وَالأَجْرُ لَهُ، وَمِنْ حَقِّهِ أَنْ لاَّ تَصُوْمَ تَطَوُّعًا إِلاَّ بِإِذْنِهِ، فَإِنْ فَعَلَتْ جَاعَتْ وَعَطَشَتْ وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْهَا، وَإِنْ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا بِغَيْرِ إِذْنِهِ لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ أَوْ تَتُوْبَ”.}
Imam Thobrony meriwayatkan: sesungguhnya seorang isteri belum bisa memunaikan hak Allah sehingga ia menunaikan segala hak suaminya. Jika suaminya memintanya walaupun ia sedang berada di atas punggung unta, maka tidak diperbolehkan atas isteri menolaknya. Ibnu Abbas R.A berkata: Telah datang seorang wanita dari Khots’am kepada Rosulullah. Wanita itu berkata: Aku adalah seorang wanita yang akan menikah, apakah haq suami atas isterinya?
Rosul menjawab: Sebagian dari hak suami atas isterinya, Ketika suami menginginkan (jima’) atas isterinya, walaupun ia sedang berada diatas punggung unta, maka ia tidak boleh menolaknya. Dan sebagian hak suami adalah tidak boleh atas isteri memberikan sesuatu dari rumah suaminya tanpa ada izinnya. Jika itu dilakukan maka isteri itu mendapat dosa dan suaminya mendapat pahala.
Dan sebagian hak suami adalah Seorang isteri tidak diperkenankan melaksanakan puasa sunah kecuali atas izinnya. Jika itu dilaksanakan (puasa sunah tanpa izin) ia hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja dan puasanya tidak diterima. Jika ia keluar rumah tanpa izin suaminya, maka ia di laknat seluruh malaikat sehingga ia kembali ke rumah suaminya dan bertaubat.
(وَقَالَ عَلِيٌّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَ فَاطِمَةُ، فَوَجَدْنَاهُ يَبْكِى بُكَاءً شَدِيْدًا، فَقُلْتُ) له صلى الله عليه وسلم (فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ) ففداك مبتدأ، وما بعده خبره أي أنا أفدى لك من حزنك وبكائك بأبي وأمي لشدة محبتى إياك (مَا الذِيْ أَبْكَاكَ ؟، قَالَ) صلى الله عليه وسلم (يَا عَلِيُّ، لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ إِلَى السّمَاءِ رَأَيْتُ نِسَاءً مِنْ أُمَّتِيْ يُعَذَّبْنَ فِيْ النَارِ، فَبَكَيْتُ لَمَّا رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ عَذَابِهِنَّ) ثم فصل صلى الله عليه وسلم هذا الإجمال بقوله: (رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِشَعْرِهَا يغْلِي) بكسر اللام (دِمَاغهَا، وَ) ثانيا (رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِلِسَانِهَا وَالْحَمِيْمُ) أي الماء الحار (يُصَبُّ فِيْ حَلقِهَا، وَ) ثالثا (رَأَيْتُ امْرَأَةً قَدْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلَى ثَدْيَيْهَا وَ) شد أيضا (يَدَاهَا إِلَى نَاصِيَتِهَا، وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الْحَيَّاتِ وَالْعَقَارِبِ، وَ) رابعا (رَأَيْتُ امْرَأَةً مُعَلَّقَةً بِثَدْيَيْهَا، )
Berkata Sayyidinaa ‘Ali Karromallahu Wajhahu: Aku dan Fatimah masuk dan mendatangi Rosulallah, kami menjumpai Rosul sedang menangis dengan sangat, maka aku bertanya: Tebusan keprihatinanmu adalah bapak dan ibuku. Apakah gerangan yang membuat engkau menangis ya Rosulallah? Rosul menjawab: Wahai Ali, dimalam ketika aku di isro kan ke langit, aku melihat golongan wanita dari umatku sedang disiksa dalam neraka, maka aku menangis karena melihat begitu pedih adzab mereka:
- Pertama, Aku melihat wanita yang di gantung menggunakan rambutnya, bergolak otak dalam kepalanya.
- Kedua, Aku melihat wanita yang digantung menggunakan lidahnya, kemudian diguyurkan atau dikucurkan air panas neraka kedalam tenggorokannya.
- Ketiga, Aku melihat wanita yang di ikat kedua kakinya sampai dua puting payudaranya dan di ikat kedua tangannya pula ke kepalanya, dan allah menyiksanya dengan sengatan atau gigitan ular dan kalajengking.
- Keempat, Aku melihat wanita yang digantung dengan dua puting payudaranya
وَخامسا (رَأَيْتُ امْرَأَةً رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ وَبَدَنُهَا بَدَنُ حِمَارٍ وَعَلَيْهَا أَلْفُ أَلْفٍ مِنَ الْعَذَابِ، وَ) سادسا (رَأَيْتُ امْرَأَةً عَلَى صُوْرَةِ الْكَلْبِ، وَالنَّارُ تَدْخُلُ مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، وَالْمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُوْنَ رَأْسَهَا بِمَقَامِعَ مِنْ نَارٍ،
5.Kelima, Aku melihat wanita yang kepalanya kepala babi dan badannya badan himar dan ia disiksa dengan sejuta macam adzab neraka.
6.Keenam, Aku melihat wanita yang bermuka seekor anjing, dan api neraka masuk melalui mulutnya dan keluar lewat duburnya, sementara para malaikat memukulinya dengan gada dari api neraka.
فَقَامَتْ فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ) أي البيضاء مشرقة الوجه (رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، وَقَالَتْ: يَا حَبِيْبِيْ وَقُرَّةَ عَيْنِيْ) أي سرور عيني وبردها (مَا كَانَ أَعْمَالُ هَؤُلاَء) أي المذكورات (حَتَّى وَقَعَ عَلَيْهِنَّ هَذَا الْعَذَابُ) أي المذكور
Mendengar itu, Siti Fatimah Azzahro berdiri dan bertanya: Wahai Rosul kekasih hati dan ketentraman jiwaku, amal perbuatan apa yang menyebabkan mereka di adzab seperti demikian?
(فَقَالَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا بُنَيَّة، أَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِشَعْرِهَا فَإٍنَّهَا كَانَتْ لاَ تُغَطِّى شَعْرَهَا مِنَ الرِّجَالِ) أي الأجانب (وَأَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِلِسَانِهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُؤْذِى زَوْجَهَا) أي بلسانها، فإن الجزاء من جنس العمل (وَأَمَّا الْمُعَلّقَةُ بِثَدْيَيْهَا فَإِنَّهَا كَانَتْ تُوْطِئُ فِرَاشَ زَوْجِهَا. وأََمَّا الَتِيْ شُدَّ رِجْلاَهَا إِلَى ثَدْيَيْهَا وَيَدَاهَا إِلَى نَاصِيَتِهَا وَقَدْ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهَا الْحَيَّاتِ وَالْعَقَارِبِ فَإِنَّهَا كَانَتْ لاَ تَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ وَالْحَيْضِ، وَتَسْتَهْزِئُ بِالصَلاَةِ. وأََمَّا الَتِيْ رأْسُهَا رَأْسُ خِنْزِيْرٍ وَبَدَنُهَا بَدَنُ حِمَارٍ فَإِنَّهَا كَانَتْ نَمَّامَةً كَذَّابَةً. وأََمَّا الَتِيْ عَلَى صُوْرَةِ الْكَلْب،ِ وَالنَّارُ تَخُلُ مِنْ فِيْهَا وَتَخْرُجُ مِنْ دُبُرِهَا، فَإِنَّهَا كَانَتْ مَنّانةً حَسادَة ً. وَ يَا بُنَيَّة، الْوَيْلُ) أي الهلاك (لاِمْرَأَةٍ تَعْصِى زَوْجَهَا. ).
Rosulullah menjawab: Wahai Puteriku. Adapun wanita yang digantung dengan rambutnya adalah mereka yang tidak menutupi rambutnya dari pandangan lelaki lain yang bukan mahromnya. Adapun wanita yang digantung dengan lisannya adalah mereka yang menyakiti suami mereka dengan lisannya (ucapannya).
Adapun wanita yang digantung dengan kedua puting payudaranya adalah mereka yang tidak memelihara farji dan kehormatan suaminya (selingkuh).
Adapun wanita yang di ikat kedua kakinya sampai dua putingnya dan dua tangannya ke kepalanya dan di siksa oleh ular dan kalajengking adalah mereka yang tidak pernah mandi besar dari junub dan haidh, serta melalaikan kewajiban sholat.
Adapun Wanitanya yang berkepala babi dan berbadan himar adalah mereka penyebar berita bohong (gosip) dan suka berdusta.
Adapun wanita yang berkepala anjing yang api neraka masuk dari mulutnya dan keluar dari duburnya adalah mereka yang suka menyakiti dan hasud atau dengki.
Wahai puteriku, kecelakaan bagi seorang isteri yang durhaka pada suaminya.
وَالْحَاصِلُ) أي المحصل من الكلام (أَنَّ الزَوْجَ لِلزَوْجَةِ كَالوَالِدِ لِلْوَلَدِ، لأَنَّ طَاعَةَ الْوَلَدِ لِوَالِدِهِ وَطَلَبَ رِضَاهُ وَاجِبٌ، وَلاَ يَجِبُ ذَلِكَ عَلَى الزَوْجِ
Walhasil atau kesimpulan dari uraian ini adalah: Bahwa Sesungguhnya seorang suami bagi isterinya seperti orang tua terhadap anaknya. Karena taat seorang anak ialah pada orang tuanya. Dan wajib mencari keridhoan dari keduanya.
Yang Haq menurut syara’ yaitu istri berbakti pada suaminya,dan suaminya berbakti kepada orang tuanya dalam arti isteri membantu suaminya untuk selalu mendapat keridhoan dari orang tuanya. Wallahu A’lam.
Sumber asal ada disini.
SIlahkan baca juga: Kajian Kitab Menarik Lainnya.