Ketika Mbah Dalhar Watucongol Berguru Langsung Kepada Imam Bukhori
Bapak menceritakan bahwa, dulu Kyai Masduqi (Guru KH Miftahul Ahkyar PBNU) Lasem itu hafal 17 tafsir. Namun ketika disebut siapa yang lebih Alim, beliau menyebut KH Baidlowi Lasem (kakeknya ibu). KH Baidlowi hafal 23 tafsir.
KH Baidlowi menyebut yang lebih alim dari beliau adalah KH Dalhar, mbah Dalhar hafal 27 tafsir, dan yang lebih alim dari mbah Dalhar soal tafsir adalah KH Abdurrohman (orang tua KH Dalhar), beliau hafal 40 Tafsir.
Konon KH Dalhar itu ngaji Shahih Bukhori langsung ke Imam Bukhori.
Ketika ngaji ke Imam Bukhori (di alam yang kita tidak bisa mnjangkau pastinya), beliau memiliki beberapa teman yang sama sama dari Muntilan Magelang. ketika khataman Bukhori, KH Dalhar berkenalan dengan teman ngajinya yang ternyata, teman ngajinya itu adalah orang yang sudah lama meninggal.
Mbah Dalhar bertanya “anda siapa, orang mana?”
Mbah Dalhar kaget karena ternyata orang Muntilan tapi kok mbah Dalhar tidak kenal. mereka yang kenalan sama mbah Dalhar yang orang Muntilan itu berjumlah 4 orang.
Maka dari itu, sepulang mbah Dalhar dari Makkah. sampai di Muntilan beliau tidak langsung pulang ke rumah tetapi membuka makam-makam teman ngajinya.
(membuka makam artinya, ada makam tapi tidak ada orang yang tau kalau di situ ada makam, dan kebiasaan orang NU adalah mempercayai para Wali Allah lah yang akan mbuka makam Wali yang sudah meninggal karena hanya wali yang mengetahui wali)
Makam yang dibuka beliau adalah makam dari:
1. Kyai Raden Panji Asmoro
2. Kyai Eko Witruno
3. Kyai Supodrijo
4. Kyai Mayan
ke empatnya berada di desa Gunung Pring.
Demikian Ketika Mbah Dalhar Watucongol Berguru Langsung Kepada Imam Bukhori. Semoga bermanfaat.
Sumber: Muhammad Hafi Firdausy min KH Agus Ali Qoishor bin KH Ahmad Abdul Haq bin KH Dalhar..