Sunan Muria adalah salah satu sunan walisongo yang terkenal memiliki kesaktian. Konon, Sunan Muria pernah dalam perjalanan pada malam Nuzulul Qur’an bertemu Umara dan Umari yang seorang santri.
Keduanya sedang mencabuti bibit padi di sawah malam itu. Sunan Muria berhenti dan berkata,
“Lho, malam Nuzulul Quran kok tidak baca Al Qur’an malah di sawah berendam di air seperti bulus saja.”
Lantas, Umara dan Umari seketika menjadi bulus (kura-kura air tawar). Tak lama kemudian, Mbah Dudo meminta maaf atas kesalahan kedua santrinya pada Sunan Muria. Namun, Umara dan Umari yang sudah menjadi bulus tidak bisa kembali berubah jadi manusia.
Kemudian Sunan Muria menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluar mata air yang diberi nama Dukuh Sumber. Tongkatnya berubah menjadi pohon yang diberi nama pohon tombo ati (obat hati).
Lalu Sunan Muria berkata bahwa kelak anak cucu akan menghormati mereka setiap seminggu setelah hari raya bulan Syawal. Tepatnya pada saat Bodo Kupat, alias Kupatan.
Sunan Muria memang dikenal memiliki banyak peninggalan. Selain tradisi, Sunan Muria memiliki satu peninggalan benda yaitu pelana kuda yang digunakan masyarakat sekitar Gunung Muria untuk meminta hujan saat wilayah tersebut kekeringan.
Ritual tersebut dikenal dengan nama Guyang Cekathak. Ritual dilakukan dengan memandikan pelana kuda pada hari Jumat Wage di musim kemarau.
Ritual diawali dengan membawa pelana kuda peninggalan Sunan Muria dari Komplek Masjid Muria ke mata air Sendang Rejoso di Bukit Muria. Lalu pelana kuda dicuci dengan air sendang dan dipercik-percikan ke warga.
Kemudian dilanjutkan dengan membaca doa dan menunaikan shalat minta hujan atau Istisqa. Ritual ditutup dengan makan Bersama dengan lauk pauk berupa sayuran dipadu parutan kelapa, opor ayam dan gulai kambing.
Selain itu juga disediakan dawet sebagai minuman khas Kudus yang melambangkan turunnya hujan.
Masyarakat sekitar Gunung Muria percaya atas kesaktian Sunan Muria, dengan ritual menggunakan pelana kuda peninggalan Sunan Muria berarti meminta tolong agar Sunan Muria membantu memohon pada Allah SWT untuk menurunkan hujan di wilayah tersebut. Sebab, datangnya hujan adalah kehendak dari Allah SWT.
Demikian Kisah Kesaktian Pelana Kuda Sunan Muria. Semoga bermanfaat.
Sumber tulisan: di sini