Kisah Kiai Baedlowi Pembawa Pusaka Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen
KH. Baedlowie Di percaya mempunyai karomah yang tinggi, terbukti dengan kesanggupannya membawa keris Syekh Mutamakkin Kajen Pati yang fenomenal, yaitu keris “Dudo Asmorototo”. Keris ini diyakini mampu mengayomi seluruh keturunan Syekh Mutamakkin di manapun keberadaannya.
Ada salah satu hal yang unik dari KH. Baedlowi. Beliau sangat suka berbaur dengan orang-orang abangan. Beliau mempunyai cara tersendiri dalam mendekati orang-orang seperti ini. Yakni melakukan dengan pendekatan hati, bukan serta merta memaksa untuk mengikuti ajarannya.
Semisal orang-orang abangan yang menyukai judi dengan cara aduan ayam sebagai medianya. KH. Baedlowie pun mempunyai banyak ayam jago yang diternak sendiri. Beliau juga kerap memberi tawaran kepada orang-orang abangan itu,
“Hei, siapa yang ayam jagonya bagus, sini latihan sama punyaku…”
Dan Alhamdulillah atas izin Allah ayam-ayam KH. Badlowie selalu menang. Begitulah cara mendekati orang-orang merah ala beliau, yaitu dengan cara berkomunikasi hingga bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Alhamdulillah satu demi satu dari Wetan Banon sampai ke timur Bulumanis orang-orang abangan semakin berkurang. Dengan kondisi seperti ini pula yang akhirnya menjadikan para penerus beliau tidak mengajarkan agama Islam tidak secara salaf murni hingga saat ini. Yakni dengan menyesuaikan kondisi masyarakat.
Syeikh Ahmad Mutamakkin di kenal juga dengan nama Mbah Cebolek, beliau adalah seorang faqih yang disegani karena berpandangan jauh dan luas. Sebagai guru besar agama beliau berdakwah dari satu tempat ke tempat yang lain yang beliau anggap tepat sasaran. Melihat penduduk dibeberapa tempat yang berlainan bahasa dan adatnya, dalam memilih daerah-daerah di pantai utara Jawa Syeikh Ahmad Mutamakkin membuat pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu.
Adapun sejarah beliau menurut catatan ahli tarikh, pada masa itu beliau melakukan misi dakwah menuju ke arah Barat, sampai ke Desa Kalipang, suatu daerah yang terletak di Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Disana beliau menetap beberapa lama dan sempat mendirikan sebuah Masjid. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan sampai ke Cebolek, sebuah Desa di kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Jawa Tengah, yang waktu itu Cebolek masih bagian dari Kecamatan Juana. Setelah bermukim di Cebolek beberapa lama, beliau kemudian hijrah ke Desa Kajen, sebuah Desa yang terletak disebelah Barat Desa Kajen.
Sebagai guru besar Agama, Syeikh Ahmad Mutamakkin menyebarkan Agama dan membuka lapangan pendidikan Islam untuk mencetak mubaligh dan kader-kader agama yang nantinya akan menyambung tali perjuangan beliau.
Demikian Kisah Kiai Baedlowi Pembawa Pusaka Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen. Semoga bermanfaat.
Penulis: Ust. Mukhlisin
Editor: Mas Ahmad