Kisah Kiai Mahrus Aly Membangun Pondok Lirboyo dengan Sholawat

Kisah Kiai Mahrus Aly Membangun Pondok Lirboyo dengan Sholawat

Kisah Kiai Mahrus Aly Membangun Pondok Lirboyo dengan Sholawat

Wirid shalawat 1.100 kali yang istiqamah dibaca setiap hari oleh KH. Abdullah Yaqin, berawal dari pertemuan beliau dengan KH. Mahrus Aly, Pondok Pesantren Lirboyo.

Bacaan Lainnya

Alkisah, KH. Abdullah Yaqin pernah diundang menghadiri pertemuan ulama se-Jawa-Madura di Wisma Gardien, Taman Candra Wilwatikta, Pandaan. Secara kebetulan, beliau ditempatkan bersebelahan dengan kamar tempat KH. Mahrus Aly menginap. Dalam suatu kesempatan beliau berbincang banyak dengan pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo tersebut. Salah satu poin pembicaraan yang paling berkesan bagi beliau adalah begitu tingginya keyakinan KH. Mahrus Aly akan khasiat shalawat.

Maka beberapa waktu setelah pertemuan di Pandaan, KH. Abdullah Yaqin menyempatkan diri sowan ke Lirboyo.

Kiai Mloko: “Assalamualaikum”

Saat itu Kiai Mahrus hanya mengenakan sarung dan kaos oblong saja.

Kiai Lirboyo: “Waalaikumsalam, lho Kiai siapa ini?”

Kiai Mahrus tampak agak lupa dengan sosok Kiai yang ada di hadapannya.

Kiai Mloko: “Masa sudah lupa njenengan Kiai kepada saya. Kita kan pernah berdampingan kamar saat pertemuan ulama di Pandaan beberapa waktu lalu.”

Kiai Lirboyo: “Astaghfirullah.. Ini Kiai Abdullah Yaqin Mlokorejo! Mari masuk Kiai. Maaf, keadaannya agak berantakan begini.”

Kiai Mahrus Aly masuk ke kamarnya sebentar mengganti pakaian. Tak lama kemudian beliau menemui tamunya dengan pakaian kebesarannya; mengenakan jas dan bersurban rapi. Maka, terlibatlah kedua ulama senior tersebut dalam perbincangan penuh keakraban.

Sebelum pamit pulang, Kiai Mloko menyinggung tentang asal-muasal tingginya kepercayaan Kiai Mahrus akan khasiat shalawat.

Kiai Lirboyo: “Maaf, Kiai, sebenarnya ini ibarat saya menggarami samudera luas. Tapi sungguh, seluruh pembangunan di Pesantren Lirboyo ini berjalan lancar berkat keistikamahan membaca shalawat.”

Kiai Mloko: “Shalawat macam apa, Kiai? Dan berapa banyak?”

Kiai Lirboyo: “Ya, shalawat biasa, Kiai. Shallal-lāhu ‘ala Muhammad 3.300 per tiga hari.”

Selanjutnya Kiai Mahrus memaparkan, bahwa bangunan, rumah dan mobil yang beliau miliki berkat keistikamahan membaca shalawat, semua dibelikan orang lain.

Demikian Kisah Kiai Mahrus Aly Membangun Pondok Lirboyo dengan Sholawat. Semoga bermanfaat.

Referensi: KH. Abdullah Hakam Shah, KH. Abdullah Yaqin dalam Kenangan, PP. Bustanul Ulum Mlokorejo 1997.

Pos terkait