Kisah Mbah Maimoen Muda Bertemu Nabi Khidir di Lirboyo
سمعت بأذني من شيخنا الفاضل حائز المعالي
Sekitar 3 tahun (2017) yang lalu, saya diajak teman sowan ke Sedan, guru kami Syaikhina KH Haizul Ma’ali dan waktu itu teman saya memberanikan diri matur.
“Mbah Yai… wiridan Yai Maimoen itu apa saja geh??”
Tanpa basa basi, beliau Mbah Ali (panggilan beliau) langsung menjawab:
“Ya banyak.. gitu saja kamu tanyakan..!,” jawab beliau sambil senyum.
Tapi tak selang lama beliau langsung dawuh :
“Mbah Moen itu dulu ketika nyantri di Pesantren Lirboyo pernah ditemui Nabi Khidir. Sekitar jam 11.00 siang. Seperti ada suara yang mememangil, ternyata suara itu dari kuburan dekat pondok.” Kisah Kyai Ali.
“Ternyata, di kuburan itu ada Nabi Khidir. Pakainnya seperti petani, pakai caping. Inti yang disampaikan Nabi Khidir: “Kamu cinta sama saya, saya juga cinta sama kamu. Dijamin Gusti Allah nantinya.”
Setelah dawuh begitu, Nabi Khidir mendoakan Mbah Moen lama sekali.
Setelah lama berdoa dan diamini oleh Mbah Moen muda, Nabi Khidir kemudian menghilang. Mbah Moen juga akhirnya balik pondok lagi.
Fakta ini ternyata diketahui Kyai Mahrus Ali. Setelah pertemuan itu, Mbah Moen muda langsung terlihat sosok santri muda yang sangat alim. Mbah Moen muda juga akhirnya mengaku kepada Kyai Mahrus perihal yang baru saja dialami.
Setelah peristiwa ini, Mbah Moen muda akhirnya sowan kepada Mbah Kyai Hamid Pasuruan. Setelah sampai di ndalem Kyai Hamid, sebelum matur apapun, langsung Kyai Hamid berkata:
“Saya sudah tahu. Ini tadi baru saja dikasih kabar Nabi Khidir. Sekarang saya pesan kamu, ‘yang hati hati ya’.”
Kini engkau telah pergi wahai guru mulia
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأعل درجته في الجنة وأعد علينا من بركاته وعلومه في الدنيا والآخرة امين يارب العالمين
Penulis: Al-Faqir MUHAMMAD ABDUL MUIZ
Nb: Nama “Muhammad” tambahan dari Syaikhina KH Maimoen Zubair.
*Demikian kisah Mbah Maimoen Muda Bertemu Nabi Khidir di Lirboyo, semoga manfaat.