Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Imam Hakim —penulis kitab Al-Mustadrak mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Ishaq Al-Bagawi, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Aisam Al-Baladi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muslim ibnu Idris, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Idris, dari Syurahbil ibnu Muslim, dari Abu Umamah AlBahili, dari Hisyam ibnul As Al-Umawi yang menceritakan bahwa dia dan seorang lelaki lain diutus untuk menemui Heraklius—Raja Romawi— untuk menyerunya (mengajaknya) masuk Islam.

Bacaan Lainnya

“Kami berangkat, dan ketika kami sampai di Al-Gautah —bagian dari kota Damsyiq (Damaskus)— kami turun istirahat di perkampungan Al-Jabalah ibnul Aiham AlGassani. Lalu kami masuk menemuinya, Tiba-tiba kami jumpai dia berada di atas singgasananya. Ia mengirimkan utusannya kepada kami agar kami berbicara dengannya, tetapi kami mengatakan, “Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan.

Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja (anda). Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara dengannya; dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada wakil.” Kemudian utusan Jabalah ibnul Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya kami diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, “Berbicaralah anda.” Maka Hisyam ibnul As berbicara dengannya dan menyerunya untuk memeluk agama Islam.

Ternyata Jabalah memakai pakaian hitam, maka Hisyam bertanya kepadanya, “Pakaian apakah yang engkau pakai itu?” Jabalah menjawab, “Saya memakainya dan saya telah bersumpah bahwa saya tidak akan menanggalkannya sebelum mengusir anda dari negeri Syam.” Kami berkata, “Majlismu ini, demi Allah, akan benar-benar kami rebut dari tangan kekuasaanmu, dan sesungguhnya kami akan merebut kerajaan rajamu yang paling besar, InsyaAllah. Hal ini telah diberitakan kepada kami oleh Nabi kami, yaitu Nabi Muhammad Saw.”

Jabalah mengatakan, “Anda bukanlah mereka, bahkan mereka adalah suatu kaum yang puasa siang harinya dan salat pada malam harinya, maka bagaimanakah cara puasa anda?”Maka kami menceritakan cara puasa kami. Wajah Jabalah menjadi hitam (marah) dan berkata, “Berangkatlah anda,” dan ia menyertakan seorang utusan bersama kami untuk menghadap kepada Kaisar Romawi.

Kami berangkat, dan ketika kami sudah dekat dengan ibu kota, berkatalah orang yang bersama kami, “Sesungguhnya haiwan kendaraan ini dilarang memasuki ibu kota kerajaan. Jika anda suka, maka kami akan begal” Kami menjawab, “Demi Allah, kami tidak akan masuk melainkan dengan memakai kendaraan ini.” Kemudian orang yang bersama kami itu mengirimkan utusannya kepada kaisar untuk menyampaikan bahwa para utusan kaum muslim menolak peraturan tersebut. Akhirnya Raja Romawi memerintahkan kepada utusan itu untuk membawa kami masuk dengan kenderaan yang kami bawa. Kami masuk ke dalam ibu kota dengan menyandang pedang-pedang kami, hingga sampailah kami pada salah satu bangunan milik Kaisar. Lalu kami istirahatkan unta kendaraan kami pada bahagian bawahnya, sedangkan Raja Romawi memandang kami. Lalu kami ucapkan, “Tidak Ada Tuhan Selain Allah, dan Allah Maha Besar.” Allahlah yang mengetahui, kerana sesungguhnya bangunan itu tiiba-tiba bergoncang seperti pohon kurma yang ditiup angin kuat. Lalu raja mengirimkan utusannya kepada kami untuk menyampaikan, “Anda tidak perlu menyapampaikan agama anda kepada kami.” Dan raja mengirimkan lagi utusannya untuk menjemput kami masuk.

Maka kami masuk menghadapnya, sedangkan dia berada di atas singgasananya, di hadapan para pastur Romawi. Segala sesuatu yang ada di majlisnya berwarna merah, raja sendiri memakai baju merah, dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya semuanya berwarna merah. Lalu kami mendekatinya. Dia tertawa, lalu berkata, “Bagaimanakah menurut anda jika anda datang menghadap kepadaku dengan mengucapkan kalimat salam penghormatan yang berlaku di antara sesama anda? Tiba-tiba di sisinya terdapat seorang lelaki yang fasih bahasa Arab lagi banyak cakap.

Maka kami menjawab, “Sesungguhnya salam penghormatan kami di antara sesama kami tidak halal bagimu, dan salam penghormatan kamu yang biasa kamu pakai tidak halal pula bagi kami memakainya.” Raja menjawab, “Bagaimanakah ucapan salam penghormatan anda di antara sesama anda? Kami menjawab, “Assalamu “alaika. Raja bertanya, “Bagaimanakah caranya anda mengucapkan salam penghormatan kepada raja anda?” Kami menjawab, “Sama dengan kalimat itu.” Raja bertanya, “Bagaimanakah anda mendapat jawabannya?” Kami menjawab, Kalimah yang sama. Raja bertanya, “Kalimat apakah yang paling besar dalam ucapan anda? Kami menjawab, “Tidak Ada Tuhan Selain Allah, dan Allah Maha Besar.” Ketika kami mengucapkan kalimah itu, hanya Allahlah yang lebih mengetahui, tiba-tiba istana itu bergegar sehingga si raja mengangkat kepalanya memandang ke atas bangunan itu.

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Raja berkata, “Perkataan yang baru saja anda ucapkan dan membuat bangunan ini bergegar. Apakah setiap anda mengucapkannya di dalam rumah anda, adakah rumah anda bergoncang kerananya? Kami menjawab, “Tidak, kami belum pernah melihat peristiwa ini kecuali hanya di sini. Raja berkata, “Sesungguhnya aku mengharapkan seandainya saja setiap kali anda mengucapkannya, semua yang ada akan bergoncang. Dan sesungguhnya aku rela mengeluarkan separuh dari kerajaanku? Kami bertanya, “Mengapa?” Ia menjawab, “Kerana sesungguhnya hal itu lebih mudah dan lebih layak untuk dikatakan bukan merupakan perkara kenabian, dan bahwa hal tersebut hanyalah terjadi semata-mata kerana perbuatan manusia.”

Kemudian raja bertanya tentang tujuan kami, lalu kami menceritakan hal itu kepadanya. Setelah itu raja bertanya, “Bagaimanakah salat dan puasa anda?” Kami menceritakan hal itu kepadanya, lalu raja berkata. “Bangkitlah anda.” Kemudian ia memerintahkan agar menyediakan rumah yang baik dan tempat peristirahatan yang cukup buat kami, dan kami tinggal di sana selama tiga hari

Kemudian ia memerintahkan agar menyediakan rumah yang baik dan tempat peristirahatan yang cukup buat kami, dan kami tinggal di sana selama tiga hari. Pada suatu malam raja mengirimkan utusannya kepada kami, lalu kami masuk menemui raja, dan ia meminta agar kami mengulangi ucapan kami, maka kami mengulanginya. Sesudah itu ia memerintahkan agar dibawakan sesuatu yang berbentuk seperti kota yang cukup besar, terbuat dari emas. Di dalamnya terdapat rumah-rumah kecil yang masing-masingnya berpintu. Raja membuka sebuah rumah dan membuka kuncinya, lalu mengeluarkan (dari dalamnya) selembar kain sutera hitam.

Ketika kami membuka kain sutera itu, tiba-tiba padanya terdapat gambar merah, dan pada gambar yang merah itu terdapat gambar seorang lelaki yang bermata besar punggung besar, saya belum pernah melihat leher sepanjang yang dimilikinya. Ternyata lelaki itu tidak berjanggut, dan ternyata indah di antara semua makhluk Allah. Lalu raja berkata, “Tahukah anda gambar siapakah ini?” Kami menjawab, “Tidak.” Ia berkata, “Ini adalah gambar Adam a.s.” Ternyata Nabi Adam a.s. adalah orang yang sangat lebat rambutnya.

Kemudian raja membuka rumah yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera berwarna hitam darinya. Tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar orang yang berkulit putih, memiliki rambut yang keriting, kedua matanya merah, berkepala besar, dan sangat bagus janggutnya. Lalu raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak.” Raja berkata, “Dia adalah Nuh a.s.”

Kemudian ia membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam lainnya, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang kelaki yang sangat putih, kedua matanya sangat indah, keningnya lebar, dan pipinya panjang, sedangkan janggutnya berwarna pulih, seakanakan gambar lelaki itu tersenyum. Lalu raja bertanya, “Tahukan anda, siapakah orang ini?7 Kami menjawab, “Tidak.” Ia berkata, “Orang ini adalah Ibrahim a.s.”

Lalu raja membuka pintu yang lain (dan mengeluarkan kain sutera hitam) tiba-tiba padanya terdapat gambar orang yang putih, dan tiba-tiba—demi Allah—dia adalah Rasulullah Saw. sendiri.” Raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab. “Ya. orang ini adalah Muhammad, utusan Allah Swt.” Kami menangis, dan raja bangkit berdiri sejenak, kemudian duduk lagi, lalu bertanya, “Demi Allah, benarkah gambar ini adalah dia (Nabi Saw.)?” Kami menjawab, “Ya, sesungguhnya gambar ini adalah gambar dia, seakanakan engkau sedang memandang kepadanya.”

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Raja memegang kain sutera itu sesaat seraya memandangnya, lalu sutera hitam darinya, tiba-tiba padanya terdapat gambar seseorang yang hitam manis, dia adalah seorang lelaki yang berambut keriting dengan mata yang agak cekung, tetapi pandangannya tajam, wajahnya murung, giginya bertumpang tindih, bibirnya dicibirkan seakan-akan sedang dalam keadaan marah. Raja bertanya, Tahukah anda siapakah orang ini? “Kami menjawab, “Tidak tahu.” Raja berkata “Dia adalah Musa a.s.” Sedangkan di sebelahnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengannya, hanya rambutnya berminyak, dahinya lebar, dan kedua matanya kelihatan agak juling. Raja itu bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak tahu.” Raja berkata, “Orang ini adalah Harun ibnu Imran a.s.”

Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih dari dalamnya. Ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki hitam manis, tingginya pertengahan, dadanya bidang, dan seakan-akan sedang marah. Lalu si raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak.” Dia menjawab bahwa orang tersebut adalah Lut a.s.

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera berwarna putih, tiba-tiba padanya terdapat gambar seorang lelaki yang kulitnya putih kemerah-merahan dengan pinggang yang kecil dan memiliki wajah yang tampan. Lalu si raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak.” Raja berkata, “Dia adalah Ishaq a.s.”

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih darinya, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengan Ishaq, hanya saja pada bibirnya terdapat tahi lalat. Raja bertanya, “Tahukah anda, siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak tahu.” Raja berkata, “Orang ini adalah Ya”qub a.s.”

Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera yang berwarna hitam, di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki berkulit putih, berwajah tampan, berhidung mancung dengan tinggi yang cukup baik, pada wajahnya terpancarkan nur (cahaya), dan terbaca dari wajahnya pertanda khusyuk dengan kulit yang putih kemerah-merahan. Raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak tahu.” Raja berkata. “Orang ini adalah kakek nabi anda, yaitu Nabi Ismail a.s.”

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang mirip dengan Nabi Adam, hanya wajahnya bercahaya seperti matahari. Raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab, Tidak tahu. Raja berkata ; Dia adalah Yusuf AS.

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang berkulit merah, kedua betisnya kecil, dan matanya rabun, sedangkan perutnya besar dan tingginya sedang, seraya menyandang pedang. Raja bertanya, “Tahukan anda siapakah orang ini?* Kami menjawab, “Tidak.” Raja berkata, “Orang ini adalah Daud a.s.”

Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang berpunggung besar, kedua kakinya agak panjang seraya mengendarai kuda. Lalu raja bertanya, “Tahukah anda, siapakah orang ini?” Kami menjawab, “Tidak.” Raja berkata, “Orang ini adalah Sulaiman ibnu Daud a.s.

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Kemudian raja membuka pintu yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera hitam darinya, pada kain sutera itu terdapat gambar orang yang berpakaian putih, dan ternyata dia adalah seorang pemuda yang janggutnya berwarna hitam pekat, berambut lebat, kedua matanya indah, dan wajahnya tampan. Raja bertanya, “Tahukah anda siapakah orang ini?” Kami menjawab. “Tidak.” Raja berkata, “Orang ini adalah Isa ibnu Maryam a.s.”

Kami bertanya, “Dari manakah kamu mendapatkan gambar-gambar ini? Kerana kami mengetahui bahwa gambar-gambar tersebut sesuai dengan gambar nabi-nabi yang dimaksud, mengingat kami melihat gambar nabi kami sama seperti yang tertera padanya.”

Raja menjawab, “Sesungguhnya Adam a.s. pernah memohon kepada Tuhannya agar Dia memperlihatkan kepadanya para nabi dari keturunannya, maka Allah menurunkan kepadanya gambar-gambar mereka. Gambar-gambar tersebut berada di dalam perbendaharaan Nabi Adam a.s. yang terletak di tempat tenggelamnya matahari. Kemudian dikeluarkan oleh Zul Qarnain dari tempat penyimpanannya di tempat tenggelamnya matahari, lalu Zul Qarnain menyerahkannya kepada Nabi Danial.”

Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi)

Kemudian raja berkata, “Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya peribadiku suka bila keluar dari kerajaanku, dan sesungguhnya aku nanti akan menjadi orang yang memiliki kerajaan yang paling kecil di antara anda hingga aku mati.”

Lalu Raja memberi layanannya sangat baik, lalu dia melepas kami pulang. Ketika kami sampai pada Khalifah Abu Bakar As~Siddiq r.a.. kami ceritakan kepadanya semua yang telah kami lihat, demikian pula perkataan raja serta hadiah yang diberikannya kepada kami. Maka Abu Bakar menangis dan berkata, “Kasihan dia. Seandainya Aliah menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia melakukannya (masuk Islam).”

Kemudian Abu Bakar AsSiddiq berkata, “Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Saw., bahwa mereka (orang-orang Nasrani) dan orang-orang Yahudi menjumpai sifat Nabi Muhammad Saw. pada kitab yang ada pada mereka”.”

Hal yang sama telah diketengahkan oleh AlHafiz Abu Bakar AlBaihaqi dalam kitab Dalailun Nubuwwah, dari AIHakim secara ijazah, lalu ia menuturkan kisah tersebut, sanad dari kisah ini tidak ada celanya.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami AlMusanna, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Falih, dari Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar yang menceritakan bahwa ia pernah bersua dengan Abdullah ibnu Amr, lalu ia bertanya kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Rasulullah Saw. di dalam kitab Taurat.” Abdullah ibnu Amr menjawab, “Memang benar, demi Allah, sesungguhnya sifat beliau tertera di dalam kitab Taurat sebagaimana yang terdapat dalam al-Quran.

==========

Wallohu a’lam. Kisah Utusan Nabi Muhammad Kepada Raja Heraklius (Kaisar Romawi), Semoga bermanfaat.

Sumber Baca Disini

Silahkan baca juga artikel terkait.

Pos terkait