Kisah Wafatnya Seorang Habib Akibat Dikeroyok Pemabuk
Belakangan ini setelah saya mendengar kabar viral di media sosial bahwa pemerintah telah meneken perpres no 10 tahun 2021 tentang pemberian izin investasi miras, ingatan saya terpental jauh peristiwa dua belas tahun yang lalu tepatnya di kutorejo, salah satu perkampungan di tengah perkotaan Tuban terjadi pengeroyokan tiga orang pemabuk yang menewaskan habib Alwi Ba-gil Tuban.
Beliau adalah salah satu tokoh habaib yang mempunyai pribadi santun, grapyak dan semanak. Sepenuh hidupnya diabadikan untuk ” ngopeni” masyarakat. Terkenal sebagai habib yang akrab dengan para tukang becak yang setiap hari mangkal di pinggiran jalan mengais Rizki dari peziarah makam kanjeng sunan Bonang. Beliau juga dikenal masyarakat tuban kota sebagai Ulama’ yang memimpin majlis taklim dan jam’iyah sholawat. Semasa hidupnya di abdikan untuk umat, bahkan beliau lupa menikah sampai tutup usia dengan umur 55 tahun.
Habib Abu Bakar As-segaf yang dua minggu kemarin saya jemput di kediaman beliau dalam rangka mengisi tahlil akbar haul sesepuh Desa Dasin Waliyullah Sayyid Abdullah, di tengah perjalan dari tuban sampai lokasi pengajian, beliau bercerita tentang kisah wafatnya Habib Alwi ba-agil di keroyok para pemabuk.
Menurut cerita beliau, habib Alwi ba-agil dulu, sebelum peristiwa dikeroyok oleh para pemabuk, di kediaman beliau kedatangan tamu dari Malang. Sebagai tuan rumah tentunya menjamu tamu sebaik mungkin adalah kewajiban, bahkan dalam salah riwayat hadits ukuran keimanan seseorang ditimbang dari seberapa orang tersebut memuliakan tamu-tamunya.
Tetapi, malam Itu beliau lagi dapat ujian dari Allah SWT, tidak ada hidangan yang spesial untuk menjamu tamunya. Beliau kebetulan di malam itu tidak memegang uang sama sekali. Akhirnya Ia mengajak salah satu familinya keluar rumah untuk menjual Jam tangan kesayangannya, dan hasil penjualan jam, beliau gunakan untuk menjamu tamunya dengan dibelikan makanan malam.
Tapi, peristiwa naas itu terjadi, saat beliau hendak pulang, ia beserta kerabatnya melewat segerombolan pemabuk di pinggir jalan, kurang lebih sekitar enam orang diantara salah satunya adalah Aparatur negara. Namanya orang mabuk, kewarasan sudah hilang, akal sehatnya sudah tertutup oleh minuman beralkohol tersebut. Baru di lewatin saja sudah dianggap menantang dan melawan.
Akhirnya ketiga orang pemabuk tersebut itu memukul beliau dan temanya. Perlawanan yang tidak sebanding, beliau dengan tangan kosong tanpa perlawanan di keroyok oleh mereka dengan senjata tajam dan pistol yang siap di tembakkan. Kerabat beliau yang hendak menolong juga kewalahan melawan ketiga pemabuk tersebut.
Saat tubuh beliau tersungkur, bukan malah menyudahi pengeroyokan tersebut, melainkan masih melakukan serangan yang mengakibatkan kepala, dada beliau terluka parah. Hasil rekam rongsen pun menunjukkan ada luka dibagian paru-paru beliau.
Setelah beliau tersungkur dengan darah segar mengalir di sekujur tubuhnya, para pemabuk itu melarikan diri. Kerabatnya dengan segenap kekuatan yang dimiliki berusaha menolong beliau dan membawa pulang beliau ke kediamanya.
Setelah sampai dikediamanya, beliau seakan sudah punya firasat bahwa luka berat akibat pengeroyokan itu akan menghantarkan beliau bertemu dengan datuknya kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, beliau memohon maaf dan memohon Ridho kepada Ibunya untuk mengikhlaskan kepergiannya kembali kepada Allah SWT, alam barzah sebagai alam tahapan menuju ke alam keabadian.
Sabtu dini hari tepatnya tanggal 8 februari 2009 jam 02.00 wib beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Seluruh jama’ah majlis ta’lim merasakan kesedihan dan luka mendalam atas kewafatan beliau Habib Alwi Ba-agil.
Al Fatihah.
Shofiyul Burhan, Senin 01 maret 2021
Demikian Kisah Wafatnya Seorang Habib Akibat Dikeroyok Pemabuk.