Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Pertanyaan: Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Ada pertanyaan titipan dalam aqidatul awam disebut sifat yang wajib bagi Alloh 20 sifat yang mustahil bagi Alloh 20 sifat. Yang jadi pertanyaan apa pengertian wajib bagi Alloh ? [Kumbang Gurun].

Bacaan Lainnya

Jawaban Atas Pertanyaan Pengertian Sifat Wajib Bagi Allah

Waalaikumsalam. Wr. Wb.

Saya kutipkan dari kitab ta’limul mubtadi-in fii ‘aqooididdin juz 1 karangan KH. Sa’id bin Armiya

فالواجب مالا يقبل الانتفاء

Mongko utawi pelanggerane kang aran wajib ‘aqli iku barang kang ora nerima di barang ing nafi (Yang dimasud dengan definisi wajib aqli adalah sesuatu yang tidak menerima ketidak-adaanya)

Contoh : Allah itu wujud, maka mustahil Allah itu tidak wujud (adam). Adanya alam ini pasti ada yang menciptakan, mustahil ada dg sendirinya. Siapa yang menciptakan alam? Ialah Allah.

Pembahasannya bisa kita temui di kitab Zauharoh Tauhid, Kifayatul Awam dan Sejenisnya. Wajib adalah salah satu dari tiga hukum aqli.

ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ : ﻫﻮ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺃﻣﺮ ﻷﻣﺮ ﺃﻭ ﻧﻔﻴﻪ ﻋﻨﻪ ﻣﻦﻏﻴﺮ ﺗﻮﻗﻒ ﻋﻠﻰ ﻭﺿﻊ ﻭﺍﺿﻊ ﺃﻭ ﺗﻜﺮﺍﺭﺃﻗﺴﺎﻡ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ : ﻳﻨﻘﺴﻢ ﺍﻟﺤﻜﻢ ﺍﻟﻌﻘﻠﻲ ﺍﻟﻰﺛﻼﺛﺔ ﺍﻗﺴﺎﻡ : ﻭﺍﺟﺐ ﻭ ﻣﺴﺘﺤﻴﻞ ﻭ ﺟﺎﺋﺰ .ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ : ﻫﻮ ﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻻﻧﺘﻔﺎﺀ ﻟﺬﺍﺗﻪ ﻭ ﻫﻮﻗﺴﻤﺎﻥ : ﺿﺮﻭﺭﻱ ﻛﺎﻟﺘﺤﻴﺰ ﻟﻠﺠﺮﻡ ﻭ ﻧﻈﺮﻱ ﻛﺎﻟﻘﺪﻡﻟﻠﻤﻮﻟﻰ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ .ﺍﻟﻤﺴﺘﺤﻴﻞ : ﻫﻮ ﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻟﺜﺒﻮﺕ ﻟﺬﺍﺗﻪ ﻭﻫﻮ ﻗﺴﻤﺎﻥ : ﺿﺮﻭﺭﻱ ﻛﺨﻠﻮ ﺍﻟﺠﺮﻡ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ ﻭﺍﻟﺴﻜﻮﻥ ﻭ ﻧﻈﺮﻱ ﻛﻮﺟﻮﺩ ﺍﻟﺸﺮﻳﻚ ﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ .ﺍﻟﺠﺎﺋﺰ : ﻫﻮ ﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺒﻞ ﺍﻻﻧﺘﻔﺎﺀ ﻭ ﺍﻟﺜﺒﻮﺕ ﻋﻠﻰﺍﻟﺘﻨﺎﻭﺏ ﻓﻴﺴﺘﻮﻱ ﺇﻣﻜﺎﻥ ﻭﺟﻮﺩﻩ ﻭ ﻋﺪﻣﻪ . ﻭ ﻫﻮﻗﺴﻤﺎﻥ ﺿﺮﻭﺭﻱ ﻛﺤﺮﻛﺔ ﺍﻟﺠﺮﻡ ﺃﻭ ﺳﻜﻮﻧﻪ ﻭ ﻧﻈﺮﻱﻛﻘﻠﺐ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﺫﻫﺒﺎ ﻭ ﺍﻧﻘﻼﺏ ﺍﻟﻌﺼﺎ ﺛﻌﺒﺎﻧﺎ ﺑﻘﺪﺭﺓ ﺍﻟﻠﻪﺗﻌﺎﻟﻰﺣﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ : ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺣﺎﺩﺙ ﻻﻧﻪ ﻣﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺃﺟﺮﺍﻡﻭ ﺃﻋﺮﺍﺽ ، ﻓﺎﻷﻋﺮﺍﺽ ﻛﺎﻟﺤﺮﻛﺔ ﻭ ﺍﻟﺴﻜﻮﻥ ﻭﺍﻷﻟﻮﺍﻥ ﺣﺎﺩﺛﺔ ﻻﻧﻬﺎ ﻣﺘﻐﻴﺮﺓ ﻭ ﺍﻷﺟﺮﺍﻡ ﻛﺎﻟﺬﻭﺍﺕ ﺣﺎﺩﺛﺔﻻﻧﻬﺎ ﻣﻼﺯﻣﺔ ﻟﻸﻋﺮﺍﺽ ﺍﻟﺤﺎﺩﺛﺔ ﻭ ﻣﻼﺯﻡ ﺍﻟﺤﺎﺩﺙﺣﺎﺩﺙ ﻓﺎﻟﻌﺎﻟﻢ ﺣﺎﺩﺙ .

HUKUM ‘AQLI (HUKUM AKAL)

Arti hukum Akal itu, adalah menetapkan sesuatu keadaan untuk adanya sesuatu. Atau mentiadakan sesuatu karena ketidakadaanya sesuatu itu. Hukum Akal terbagi menjadi tiga bagian: Wajib, Mustahil dan Jaiz.

  1. WAJIB (PASTI)

Wajib yaitu sesuatu yang tidak dapat diterima oleh akal akan ketidakberadaanya.Wajib di sini terbagi atas dua bagian :

a.Wajib Dharuri yaitu sesuatu yang bisa dimengerti tanpa bukti, atau sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal akan ketidakberadaanya tanpa memerlukan dalil atau keterangan secara rinci. Contohnya setiap dzat yang hidup itu wajib ada nyawanya, jika tidak bernyawa maka sudah pasti ia tidak akan bisa hidup alias mati.

b.Wajib Nadhari yaitu sesuatu yang bisa dimengerti setelah menggunakan bukti, atau sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal akan ketidakberadaanya dengan bersenderkan kepada dalil atau keterangan. Misalnya Allah itu wajib ada. Hal ini memerlukan dalil dan keterangan yang kuat.

  1. MUSTAHIL (TIDAK MUNGKIN)

Mustahil merupakan kebalikan dari wajib yaitu sesuatu yang tidak bisa diterima akal akan keberadaanya. Mustahil juga dibagi menjadi dua bagian:

a.Mustahil Dharuri yaitu sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal akan keberadaanya tanpa memerlukan dalil atau keterangan.Misalnya mustahil seorang anak melahirkan Ibunya. Mustahil keberadaan sang ibu berasal dari anaknya. Bukankah ini sesuatu yang mustahil? Sudah pasti ini merupakan hal yang mustahil terjadi tanpa menggunakan dalil atau keterangan.

b.Mustahil Nadhari yaitu suatu yang tidak bisa diterima oleh akal akan keberadanya dengan memerlukan dalil atau keterangan. Misalnya Allah itu mustahil mempunyai anak. Ini memerlukan dalil dan keterangan yang kuat.

  1. JAIZ (MUNGKIN)

Jaiz yaitu sesuatu yang mungkin saja ada atau mungkin tidak adanya. Jaiz ini pula dibagi dua:

a.Jaiz Dharuri yaitu jaiz yang tidak memerlukan dalil atau keterangan, contohnya, ada seorang ibu melahirkan anak kembar sebanyak 4. Kejadian seperti ini mungkin saja bisa terjadi atau mungkin saja tidak terjadi tanpa menggunakan dalil atau keterangan lebih dahulu.

b.Jaiz Nadhari: yaitu Jaiz yang memerlukan dalil atau keterangan yang kuat.

Contohnya sebuah batu mungkin bisa berobah menjadi emas. Hal ini memerlukan dalil dan keterangan yang kuat.

Contoh lainnya sebuah tongkat mungkin bisa berobah mejadi ular. Kemungkinan ini memerlukan dalil dan keterangan yang kuat. Tentu semua ini terjadi dengan seizin Allah tapi harus menggunakan dalil dan keterangan yang kuat.Yang tertera di atas adalah pengambilan contoh pada Hukum Akal. Dan kita bisamengembangkannya jauh lebih luas lagi, sehingga benar-benar bisa menjadipelajaran yang mendalam tentang ilmu tauhid.

Hikmah Dan Atsar

Jika ada orang mengatakan wajib atas tiap tiap Mukallaf (akil dan baligh) maksudnya adalah wajib menurut hukum syara’. Dan jika orang mengatakan wajib bagi Allah dan Rasul-Nya maksudnya adalah wajib menurut hukum akal. Dan jika orang mengatakan wajib bagi makhluk Nya, maksudnya adalah wajib menurut hukum ‘adi atau hukum adat / kebiasaan, dan seterusnya. Wallohu a’lam bis showab. [Abdur Rahman Assyafi’i, Ical Rizaldysantrialit].

Wallahu A’lam.

Demikian, semoga bermanfaat.

Sumber tulisan ada disini.

Silahkan baca artikel terkait.

Pos terkait