Rasakan Karomah Tuan Guru Tretetet, Membuat Seorang Tionghoa Masuk Islam
Kisah ada seorang WNI keturunan Tionghoa dari Jakarta berkunjung di tahun 1983. “Ia memperkenalkan diri bernama Cong. Saya yang terima dia sebelum bertemu Wak (paman – bahasa Sasak) Ahmad Tretetet, di Karang Kelok,” kata Muhammad Iqbal, keluarga dekat Ahmad Tretetet, ketika ditemui di Kelayu Utara, Selong, Lombok Timur.
Menurut Iqbal, Cong mengaku usahanya bangkrut. Dalam keputusasaannya ia mendapat petunjuk dari beberapa kali mimpi yang sama. “Mimpinya itu memintanya datang ke Lombok menemui seseorang. Awalnya ia menemui Maulana Syeikh TGH Zainuddin Abdul Madjid di Pancor, Lombok Timur,” tutur Iqbal.
Setelah sempat mendengar penuturan Cong, Maulana Syeikh mengatakan bukan dirinya yang ditemui berdasarkan isyarat mimpinya itu, tapi seorang tokoh bernama TGH Ahmad Tretetet. “Saya sampaikan keterangan Pak Cong kepada Wak. Wak minta kertas dan pulpen, lalu menggurat-gurat sesuatu di atas kertas,” lanjut lelaki yang sering menemani Ahmad Tretetet di rumah ataupun ketika bepergian.
Pria Tionghoa itu kebingungan setelah menerima lembar kertas penuh coretan yang tak dimengertinya sama sekali. Tidak seperti harapannya memperoleh petunjuk keluar dari masalah yang dihadapinya. “Dia bingung. Lalu saya bilang, memang begitu biasanya. Boleh percaya boleh tidak. Silakan bawa kertas ini kalau merasa yakin,” ujar Iqbal yang saat itu masih berstatus mahasiswa.
Dengan ragu, Cong pamit kembali ke Jakarta.
Tak sampai seminggu Cong kembali lagi. Kali ini ia tak sendiri, tapi datang sekeluarga.
“Ia menyerahkan uang cukup banyak. Tetapi menolaknya. Wak bilang tidak membutuhkannya. Serahkan saja uang itu kepada anak-anak yatim piatu dan orang-orang miskin,” ucapnya lagi.
Saat Cong menceritakan sekembalinya ke Jakarta ia tiba-tiba mendapatkan suntikan modal untuk memulihkan usahanya dari seorang kerabatnya di Cina, Iqbal tidak terlalu menanggapinya. Kisah orang-orang yang mendapat keberuntungan setelah bertemu pamannya, sudah demikian sering ia dengar.
Ada yang membuat Iqbal benar-benar terperangah. Keluarga Tionghoa itu memeluk Islam sejak Cong pertama kali bertemu Ahmad Tretetet. Sejak kembali setelah ia menerima kertas coretan dengan penuh keraguan.
Demikian Rasakan Karomah Tuan Guru Tretetet, Membuat Seorang Tionghoa Masuk Islam. Semoga bermanfaat.
Sumber ada di sini.
Penulis: Buyung Sutan Muhlis
Editor: Mas Ahmad