Pertanyaan: Bagaimana Penjelasan dari kalimat ini “Sesuatu yang Mudah Tidak Gugur Karena yang Sukar”?
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Apa arti dan maksud dari qoidah di bawah ini?
[Wong Bodo]
“لأن الميسور لايسقط بالمعسور” ?
Jawaban atas Pertanyaan Sesuatu yang Mudah Tidak Gugur Karena yang Sukar
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Qoidah: “Yang mudah tidak gugur karena yang sukar”, semakna dengan qaidah ini adalah qaidah:
مالايدرك كله لايترك كله
(apa-apa yang tidak dapat mengerjakan seluruhnya tidak menggugurkan kewajiban mengerjakan seluruhnya). Dan ibarat lain mengatakan:
مالايدرك كله لايترك بعضه
(apa-apa yang tidak mampu mengerjakan seluruhnya tidak berarti harus meninggalkan sebagian).
Ibnu As-Subky berkata: yang mudah itu tidak gugur karena yang sulit. Ini adalah qaidah yang terkenal yang diistinbathkan dari sabda Rasulullah SAW:
إذا أمرتكم بشىء فأتوا منه ماستطعتم.
“Apabila aku memerintahkan kepadamu sesuatu perintah kerjakanlah semampumu dan apabila aku melarangmu sesuatu tinggalkanlah.
Yaitu diperintahkan mengerjakannya jika tidak mampu mengerjakan secara sempurna maka wajib mengerjakannya sesuai kemampuan seperti yang dikatakan oleh Imam As-Subky. Berikut Contoh- contoh nya:
Seorang yang hanya sanggup menutup sebagian auratnya tidak gugur wajib shalatnya. Ia harus mengerjakan shalat dengan kemampuan yang ada.
Seorang sembahyang yang hanya sanggup membaca sebagian surat Al-Fatihah, hendaklah ia mengerjakan dengan kesanggupan yang dimilikinya.
Seorang yang sudah cukup nisab zakatnya, jika yang separuhnya lagi berada di tangan orang lain, maka ia tetap diwajibkan mengeluarkan zakat atas harta yang ada di tangannya.
Seorang yang ada sebagian anggota tubuhnya terdapat luka yang pantang terkena air, harus membasuh anggota yang tidak terluka dengan air (wudhu/mandi), sedang anggota yang pantang kena air harus disapu dengan debu (tayamum) bila ia bersuci.
Jika tidak memungkinkan untuk mengangkat tangan dalam shalat sesuai dengan yang disyari’atkan maka cukup sesuai dengan kemampuan.
Asybah wan-Nazhoir:
القاعدة الثامنة والثلاثون ” الميسور لا يسقط بالمعسور ” قال ابن السبكي : وهي من أشهر القواعد المستنبطة من قوله صلى الله عليه وسلم { إذا أمرتكم بأمر فأتوا منه ما استطعتم } . وبها رد أصحابنا على أبي حنيفة قوله ” إن العريان يصلي قاعدا . ” فقالوا : إذا لم يتيسر ستر العورة ، فلم يسقط القيام المفروض ؟ وذكر الإمام : أن هذه القاعدة من الأصول الشائعة التي لا تكاد تنسى ما أقيمت أصول الشريعة :
وفروعها كثيرة : منها : إذا كان مقطوع بعض الأطراف ، يجب غسل الباقي جزما .
ومنها : القادر على بعض السترة ، يستر به القدر الممكن جزما .
ومنها : القادر على بعض الفاتحة ، يأتي به بلا خلاف .
ومنها : إذا لم يمكنه رفع اليدين في الصلاة إلا بالزيادة على القدر المشروع ، أو نقص أتى بالممكن .
ومنها : إذا كان محدثا وعليه نجاسة ، ولم يجد إلا ما يكفي أحدهما ، عليه غسل النجاسة قطعا .
ومنها : لو عجز عن الركوع والسجود دون القيام لزمه بلا خلاف عندنا .
ومنها : نقل العراقيون عن نص الشافعي : أن الأخرس يلزمه أن يحرك لسانه بدلا عن تحريكه إياه بالقراءة كالإيماء بالركوع والسجود
اَلْمَيْسُوْرُ لَا يَسْقُطُ بِالْمَعْسُوْرِ
Wallahu a’lam. [Santrialit].
Sumber Baca Disini
Silahkan baca juga artikel terkait.